3/25/2023

Pengertian Drama, Materi Bahasa Indonesia SMA : Struktur, Unsur- Unsur, Kaidah Kebahasaan dan Fungsi Drama

Drama merupakan salah satu jenis karya sastra yang menggambarkan realita kehidupan manusia seperti watak dan tingkah laku melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Selain itu, drama memiliki alur cerita yang menjadi kekuatan selain tokoh dan wataknya. Alur cerita akan memengaruhi penerimaan para penikmat, hingga dibuat dengan mudah dan akrab dengan masyarakat.

Drama memiliki struktur yang sistematis, seperti halnya terdapat pada teks- teks lainnya yaitu adanya unsur drama yaitu alur. Alur drama dimulai dengan bagian permulaan, melalui bagian tengah menuju bagian akhir yang diapit oleh bagian penting lainnya yaitu prolog dan epilog.

Gambar oleh Tumisu, please consider ☕ Thank you! 🤗 dari Pixabay

Unsur- Unsur Drama
Unsur- unsur Drama dibedakan menjadi unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik drama merupakan unsur pembentuk drama dari dalam yang mencakup tema, alur, tokoh dan penokohan, latar/ setting, dialog, bahasa, konflik dan amanat.

1. Tema
Sebagai salah satu unsur intrinsik drama, tema merupakan gagasan utama atau ide pokok dalam sebuah cerita drama yang juga menggambarkan  keseluruhan isi cerita dalam drama. 

2. Alur
Alur atau plot merupakan jalan cerita dari sebuah pertunjukan drama yang diawali dengan babak pertama dan berakhir hingga babak terakhir. 

Pengertian alur cerita
Ada berbagai macam pengertian dari alur cerita drama. 

a. Alur diartikan sebagai rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan - tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. (Wahyudi Siswanto,2008)

b. Alur atau plot merupakan kesinambungan dari sebuah jalan cerita yang tersusun secara sistematis atas urutan waktu, peristiwa atau kejadian dari sebab dan akibat.  (Aminuddin)

c. Alur adalah jalan cerita atau urut- urutan peristiwa dalam drama dari awal sampai akhir. (Haryanto, 2000)

Jenis- jenis alur cerita drama
Ada beberapa kriteria untuk mengemukakan alur cerita drama, misalnya berdasarkan urutan cerita, kriteria jumlah alur, kriteria hubungan antarperistiwa alur, cara pengakhirannya. Inilah pendapat tentang jenis- jenis alur dari berbagai sumber :

Menurut Haryanto, 2000: 39, alur dibedakan menjadi beberapa kriteria yaitu berdasar urutan waktu, jumlah alur, hubungan antarperistiwa, dan  kriteria cara pengakhirannya. 

a. Alur berdasarkan urutan waktu digolongkan menjadi dua yaitu alur maju dan alur mundur.
1) Alur maju, merupakan alur yang menampilkan peristiwa secara urutan kronologis, maju,  runtut dari tahapan awal, tengah dan akhir.
2) Alur mundur atau dikenal dengan alur tak kronologis, sorot balik, regresif atau flash-back merupakan alur yang menampilkan peristiwa- peristiwa dari tahap akhir atau tengah kemudian menuju ke awal.

b. Alur berdasarkan kriteria jumlah alur dibagi menjadi dua yaitu alur tunggal dan alur jamak. 
1) Alur tunggal, yaitu alur hanya menonjolkan penampilan seorang tokoh protagonis dalam cerita yang hanya menggambarkan perjalanan tokoh tersebut.
2) Alur jamak, yaitu rangkaian cerita dengan menampilkan lebih dari satu tokoh protagonis dimana setiap perjalanan hidup setiap tokoh akan diceritakan.

c. Alur berdasarkan kriteria hubungan antarperistiwa terbagi menjadi alur erat dan alur longgar. 
1) Alur erat (alur ketat), yaitu alur yang memiliki karakteristik cepat, susul menyusul, dan setiap bagian terasa penting dan menentukan. 
2) Alur longgar, yaitu alur yang hubungan peristiwanya berlangsung secara longgar, tersaji secara lambat, dan terdapat peristiwa tambahan sebagai selingan. 

d. Alur berdasarkan kriteria dan cara pengakhirannya terbagi menjadi alur tertutup dan alur terbuka.
1) Alur tertutup, merupakan alur yang penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau jelas.
2) Alur terbuka, merupakan alur yang penampilan kishnya berakhir secara tidak pasti, atau serba mungkin sehingga pembaca atau penonton boleh mengintepretasikan akhir berdasarkan imaji mereka. 

Menurut Sudjiman, 1990, dalam kamus istilah sastra, Alur terdiri atas alur bawahan, alur erat, alur longgar dan alur menanjak.
a. Alur bawahan, berupa alur tambahan yang dimasukkan di sela- sela bagian alur utama sebagai variasi namun masih terkait erat dengan alur utama. Alur tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan kontras, tetapi kadang juga sejalan dengan alur utama.

b. Alur erat merupakan jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra, sehingga jalan cerita akan terganggu apabila ada salah satu peristiwa hilang.

c. Alur longgar, merupakan jalinan peristiwa yang tidak padu dalam karya sastra sehingga tidaka ada pengaruh yang nyata terhadap jalan cerita apabila ada salah satu peristiwa dihilangkan.

d. Alur menanjak, yaitu jalinan peristiwa yang sifatnya semakin menajam ke arah puncak.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alur cerita drama dapat dibagi menjadi alur maju, alur mundur dan alur campuran.

a. Alur maju, merupakan alur yang jalan ceritanya terorganisirs ecara sistematis, urut maju ke depan, secara kronologis, runtut dari tahap awal yaitu perkenalan, permasalahan, dan diakhiri dengan penutup.
b. Alur mundur, yaitu alur yang jalur ceritanya langsung menuju pncak amsalah baru kemudian baru berangsunr menuju ke awal cerita.
c. Alur campuran, yaitu alur yang merupakan campuran antara alur maju dan alur muncur dimana penulis biasanya menuliskan secara berurutan dari awal cerita kemudian menyisipkan cerita yang kembali ke masa lalu atau menuju ke awal cerita.

Tahapan Alur Cerita Drama
Ada beberapa tahapan alur cerita drama, diantaranya tahap eksposisi, tahap konflik, tahap komplikasi, 
tahap klimaks, tahap antiklimaks, dan tahap penyelesaian.

Tahap eksposisi, disebut juga tahap paparan, biasanya terdapat pada bagian awal dan memuat keterangan tentang tokoh serta latar dan gambaran peristiwa yang akan terjadi. 

Tahap konflik awal, merupakan awal mula konflik terjadi pada tokoh baik secara individu ataupun kelompok. Konflik awal biasanya merupakan titik tolak untuk berlanjut ke konflik lain yang lebih luas. 

Tahap komplikasi, dimana konflik sudah melibatkan para tokoh dengan persoalan yang lebih serius, yang melibatkan konflik antartokoh sebelumnya maupun dengan tokoh yang lain sehingga sering memperlihatkan tujuan dan keinginan yang akan dicapai.

Tahap klimaks, merupakan tahapan konflik yang menajam sampai ke puncak dimana kedua belah pihak baik tokoh baik maupun jahat sama- sama berusaha menanggapi keinginan masing- masing.Tokoh baik akan berusaha mencari jalan keluar atas permasalahan yang terjadi sementara tokoh jahat memilih penyelesaian dengan jalannya.

Tahap antiklimaks, merupakan peredaan konflik yang terjadi, dimana masing- masing tokoh menempuh penyelesaian masing- masing.

Tahap penyelesaian, dimana ada penyelesaian atas permasalahan yang terjadi, tokoh baik akan diputuskan menang dan tokoh jahat akan diputuskan kalah.  

3. Tokoh
Sebagai pemeran dalam sebuah cerita, tokoh dibagi menjadi beberapa jenis misalnya saja tokoh protagonis atau tokoh utama, tokoh figuran sebagai tokoh pembantu. Dalam tokoh terdapat unsur penokohan dan perwatakan yang dapat dilakukan dengan menyebutkan langsung maupun secara tidak langsung.

4. Latar/ Setting
Ada tiga macam latar yang sering disebut yaitu latar tempat untuk menggambarkan lokasi drama, latar waktu untuk menggambarkan kapan terjadinya adegan dalam drama dan latar situasi yang menjelaskan suasana dalam cerita drama.

5. Dialog
Dialog dapat didefinisikan sebagai rangkaian percakapan dalam cerita. Dialog dapat berupa percakapan satu tokoh dengan tokoh lain, ataupun percakapan oleh seorang pementas yang disebut monolog. 

6. Bahasa
Bahasa merupakan kata- kata yang digunakan dalam percakapan cerita drama. Bahasa dapat menggambarkan watak, tokoh, latar ataupun peristiwa yang sedang terjadi. 

7. Konflik
Konflik merupakan pertentangan atau masalah yang terjadi dalam suatu drama yang menjadi inti permasalahan dalam drama. Konflik dalam drama dapat terjadi lebih dari satu. 

8. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada penonton melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

Sementara itu unsur ekstrinsik dalam drama mencakup latar belakang pengarang, nilai agama dan kepercayaan, kondisi politik negara, psikologis pengarang dan situasi sosial budaya. 

Kaidah Kebahasaan Drama
Terdapat beberapa kaidah kebahasaan drama antara lain sebagai berikut :
  1. Seringkali menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu melalui konjungsi - kronologis misalnya sebelum, sekarang, setelah itu, mula- mula, kemudian.
  2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyingkirkan, menobatkan, menyuruh, beristirahat
  3. Menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, misalnya merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, dan sebagainya
  4. Menggunakan kata- kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat atau suasana seperti bersih, rajin, rapi, kuat, lemah, dan sebagainya 
Fungsi Drama
  1. Sebagai alat pendidikan bagi anggota masyarakat.
  2. Sebagai alat penebal kesetiakawanan sosial.
  3. Untuk menyampaikan kritik sosial.
  4. Sarana hiburan.
  5. Sebagai wadah pengembangan ajaran agama.
  6. Sebagai media komunikasi.
  7. Sebagai media pengembangan potensi.

No comments:

Post a Comment