Ahzaa.Net: Pembelajaran Mendalam
Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bukanlah sebuah kurikulum yang baru, namun merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada suasana dan proses belajar yang berkesadaran, bermakna dan menggembirakan. 

Pendidikan Pancasila

Dalam penerapannya, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) menekankan pada aplikasi delapan aspek profil lulusan yang meliputi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi. 


Tentunya, bagi teman- teman guru, ada sedikit perubahan,meskipun tidak signifikan dalam penyusunan salah satu perangkat ajar khususnya Modul Ajar dengan menyisipkan beberapa aspek profil lulusan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif, bermakna dan menyenangkan. 

Sebagai contoh, buat teman- teman yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Pancasila di jenjang SMA/ MA/ SMK, dapat melihat contoh penerapan aspek profil lulusan pada Modul Ajar Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). 

Berikut contohnya, 

PERENCANAAN PEMBELAJARAN 
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
BAB 1 PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

A. IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan
Nama Pendidik       :  
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Kelas / Fase /Semester X/E/Ganjil
Alokasi Waktu :  16 JP (8 kali pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026

PERTEMUAN 1 (2 JP: 90 MENIT)
Topik: Dinamika Perumusan Pancasila dalam Sidang BPUPK

KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
  • Pembukaan: Salam, doa, cek kehadiran.
  • Apersepsi: Mengulas singkat gagasan pendiri bangsa yang sudah dipelajari.
  • Pertanyaan Pemantik: "Bagaimana gagasan-gagasan hebat itu akhirnya bisa disepakati menjadi Pancasila yang kita kenal sekarang?" "Apa yang bisa kita pelajari dari cara para pendiri bangsa berdiskusi untuk mencapai mufakat?"
  • Motivasi (Meaningful Learning & Joyful Learning): Guru menyampaikan bahwa proses perumusan Pancasila adalah bukti semangat gotong royong dan toleransi yang luar biasa, sehingga patut kita teladani.
  • Penyampaian Tujuan Pembelajaran: Menguraikan proses dan dinamika sidang BPUPK serta mengidentifikasi nilai luhur di dalamnya.

KEGIATAN INTI (60 MENIT)
Simulasi/Video Dokumenter (Joyful Learning): Guru dapat memutar video dokumenter singkat tentang sidang BPUPK atau mengadakan simulasi singkat suasana sidang (Diferensiasi konten)

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Sebelum memulai pembelajaran, identifikasi kesiapan peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik telah mempelajari hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI di jenjang SMP (Kelas IX). Mereka memiliki pemahaman dasar tentang Pancasila sebagai dasar negara, namun mungkin belum mendalami gagasan pendiri bangsa atau dinamika perumusannya. Guru akan melakukan asesmen awal untuk menggali pemahaman mereka tentang Pancasila secara umum.
  • Minat: Peserta didik menunjukkan minat terhadap isu-isu kebangsaan, sejarah perjuangan bangsa, atau fenomena keberagaman di Indonesia. Beberapa mungkin tertarik pada diskusi tentang persatuan dan tantangan yang dihadapinya. Guru dapat memantik minat dengan kasus-kasus aktual yang berkaitan dengan persatuan bangsa.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai suku, agama, dan latar belakang sosial. Keberagaman ini menjadi kekayaan yang dapat dimanfaatkan dalam diskusi tentang Pancasila sebagai pemersatu. Mereka mungkin memiliki pengalaman langsung terkait keberagaman di lingkungan sekitar.

Kebutuhan Belajar:
  • Auditori: Kebutuhan belajar auditori akan dipenuhi dengan menyajikan rekaman pidato tokoh nasional, diskusi kelompok, dan presentasi lisan.
  • Visual: Kebutuhan belajar visual akan dipenuhi dengan menampilkan teks pidato, infografis sejarah perumusan Pancasila, foto/video dokumenter, dan peta konsep.
  • Kinestetik: Kebutuhan belajar kinestetik akan dipenuhi melalui kegiatan simulasi sidang BPUPK, bermain peran, membuat poster/proyek kolaboratif, atau kunjungan virtual ke museum sejarah.

C.  KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Peserta didik akan memahami gagasan pendiri bangsa tentang dasar negara, dinamika perumusan Pancasila (sidang BPUPK), kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, serta aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  • Prosedural: Peserta didik akan menguasai langkah-langkah menganalisis ide-ide rumusan dasar negara, mengidentifikasi relevansi nilai Pancasila, serta merancang dan mengimplementasikan perilaku sesuai Pancasila.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Peserta didik sebagai generasi penerus perlu memahami, menghayati, dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Hal ini penting dalam menghadapi tantangan polarisasi dan perpecahan di masyarakat.
  • Tingkat Kesulitan: Materi disajikan secara bertahap, dimulai dari pemahaman konsep historis perumusan Pancasila, kemudian mendalami kedudukan dan fungsi Pancasila, hingga pada tahapan aktualisasi nilai dalam konteks kehidupan nyata. Tingkat kesulitan dapat disesuaikan dengan contoh kasus atau sumber belajar yang digunakan.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara sistematis dari pengenalan (Gagasan Pendiri Bangsa), dilanjutkan dengan dinamika (Proses Perumusan Pancasila), kemudian pendalaman (Kedudukan Pancasila), dan diakhiri dengan implementasi (Aktualisasi Nilai Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam menghargai perbedaan agama, toleransi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
  • Kewargaan: Menumbuhkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bangga sebagai warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Menghargai keberagaman sebagai kekayaan bangsa.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis ide-ide tokoh, mengevaluasi dinamika perumusan Pancasila, dan merumuskan solusi atas permasalahan yang mengancam persatuan.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan topik, menganalisis kasus, dan merancang proyek aktualisasi Pancasila.
  • Kemandirian: Melakukan studi literatur secara mandiri dan merumuskan gagasan personal tentang aktualisasi Pancasila.
  • Komunikasi: Mengembangkan kemampuan menyampaikan gagasan, berargumen, dan mempresentasikan hasil diskusi secara efektif dan santun.

D.  DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Peserta didik mampu menghargai keberagaman keyakinan dan praktik keagamaan sebagai bentuk implementasi sila pertama Pancasila, serta menumbuhkan sikap toleransi dan menghormati sesama.
  • Kewargaan: Peserta didik mampu menunjukkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bangga sebagai warga negara Indonesia yang majemuk namun tetap bersatu di bawah payung Pancasila. Mereka juga aktif berpartisipasi dalam menjaga persatuan bangsa.
  • Bernalar Kritis: Peserta didik mampu menganalisis gagasan-gagasan pendiri bangsa tentang dasar negara, mengevaluasi dinamika perumusan Pancasila, serta merumuskan cara-cara aktualisasi Pancasila dalam konteks kekinian untuk menjaga persatuan.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan berbagai perspektif tentang Pancasila, menganalisis kasus-kasus terkait persatuan, dan merancang proyek bersama yang mengaktualisasikan nilai Pancasila.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu melakukan studi literatur secara mandiri tentang Pancasila dan dinamika perumusannya, serta mengembangkan pemikiran personal tentang pentingnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan dan argumen tentang Pancasila secara lisan maupun tulisan dengan jelas, logis, dan persuasif, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas.
....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Pendidikan Pancasila jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Pendidikan Pancasila kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Contoh dan Link Downloadnya

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Contoh dan Link Downloadnya

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) merupakan sebuah pendekatan yang menekankan pada proses dan suasana belajar dengan berkesadaran, bermakna dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa dan olah raga secara menyeluruh dan terpadu. 

Modul ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Indonesia SMA/ MA/ SMK


Salah satu latar belakang diterapkannya pembelajaran mendalam adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi para peserta didik di Indonesia yang masih rendah. 

Ada delapan aspek profil lulusan pada pembelajaran mendalam yang mencakup keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi. 

Teman- teman, Penyusunan Modul Ajar dengan pendekatan Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka diaplikasikan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, bermakna dan menyenangkan. 

Guru dalam menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam tidak hanya sekedar menyampaikan materi, namun juga melatih peserta didik untuk berpikir kritis, memahami konsep dalam konteks nyata dan menikmati proses belajar mereka. 

Nah, berikut ini contoh Modul Ajar dengan pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam)  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12. 

Pada dasarnya, penyusunan Modul Ajar dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam hampir sama dengan MOdul Ajar Kurikulum Merdeka. Hanya saja, pada Pendekatan Mendalam, ditambahkan Dimensi Lulusan. 

Sebagai contoh, berikut ini susunan dari Modul Ajar Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Bahasa Indonesia di jenjang SMA/ MA maupun SMK Bab pertama, 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
BAB 1 :  MENGUNGKAP FAKTA ALAM SECARA OBJEKTIF

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah : ....
Nama Penyusun : ....
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 18 JP (6 kali pertemuan @3JP)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Sebelum memulai pembelajaran, identifikasi kesiapan peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengetahuan Awal: Peserta didik telah mempelajari teks deskripsi di SMP, sehingga memiliki pemahaman dasar tentang cara mendeskripsikan suatu objek. Guru akan melakukan asesmen awal untuk menggali pengalaman belajar dan pemahaman peserta didik mengenai teks deskriptif.

Minat: Peserta didik menunjukkan minat dalam mengamati fenomena alam atau objek di lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat dari respons mereka terhadap pertanyaan pemantik seperti "Fenomena alam apa yang paling menarik bagi Anda saat ini?". Guru memberikan kebebasan memilih objek observasi yang diminati untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kegembiraan dalam belajar.

Latar Belakang: Peserta didik berasal dari latar belakang umum dan tidak memiliki kesulitan khusus dalam mencerna dan memahami materi ajar.

Kebutuhan Belajar:
  • Auditori: Kebutuhan belajar auditori akan dipenuhi dengan menyediakan teks LHO dalam bentuk audio/video dan guru memodelkan cara membaca nyaring yang baik.
  • Visual: Kebutuhan belajar visual akan dipenuhi dengan menyediakan teks LHO tertulis, menampilkan gambar/video relevan, serta penggunaan papan tulis/whiteboard, proyektor, dan layar.
  • Kinestetik: Kebutuhan belajar kinestetik akan dipenuhi melalui kegiatan observasi langsung di lingkungan sekitar sekolah atau objek lain yang relevan dan aman.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Peserta didik akan memahami pengertian, fungsi, dan struktur laporan hasil observasi (LHO), serta perbedaan antara fakta dan opini. Mereka juga akan memahami teks eksplanasi sebagai sumber pendukung LHO dan unsur kebahasaan LHO.
  • Prosedural: Peserta didik akan menguasai langkah-langkah menulis teks LHO secara sistematis dan objektif, serta proses pengalihwahanaan LHO ke dalam format kreatif. Mereka juga akan mempelajari teknik presentasi LHO multimodal yang efektif.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini relevan karena peserta didik diajak mengamati lingkungan sekitar sebagai bentuk rasa syukur atas ciptaan Tuhan dan untuk belajar merawat alam. Mereka akan belajar menyajikan fakta berdasarkan hasil observasi, yang merupakan keterampilan penting dalam berbagai aspek kehidupan untuk menyampaikan informasi secara logis dan etis.
  • Tingkat Kesulitan: Materi disajikan secara bertahap, dimulai dari pengenalan konsep dasar (fakta dan opini, struktur LHO) hingga ke tahapan penulisan dan presentasi yang lebih kompleks. Diferensiasi konten memungkinkan penyediaan teks LHO dan eksplanasi dengan tingkat kesulitan bervariasi.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara sistematis dari pengenalan (Pengertian, Fungsi, Struktur LHO, Fakta & Opini), dilanjutkan dengan pengayaan informasi (Teks Eksplanasi & Unsur Kebahasaan), kemudian implementasi (Penulisan LHO & Pengalihwahanaan), dan diakhiri dengan penyajian (Presentasi LHO Multimodal).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Dengan mengamati lingkungan sekitar dan membangun rasa syukur atas ciptaan Tuhan, serta mempelajari dan merawat alam.
  • Bernalar Kritis: Membandingkan informasi, merumuskan gagasan utama, mengevaluasi teks, dan menilai akurasi data.
  • Kreativitas: Mengalihwahanakan laporan hasil observasi ke dalam media yang menarik dan berkreasi seoptimal mungkin.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas, membagi peran, dan berkolaborasi.
  • Kemandirian: Melakukan tugas secara individual sebelum berpasangan dan berdiskusi.
  • Kepedulian: Menumbuhkan karakter kepedulian peserta didik terhadap alam sebagai implementasi akhlak kepada alam.

D. DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Terutama akhlak kepada alam, yaitu dengan mengamati lingkungan sekitar dan membangun rasa syukur atas ciptaan Tuhan, serta mempelajari dan merawat alam yang telah Tuhan ciptakan.
  • Bernalar Kritis: Peserta didik membandingkan informasi dari menyimak laporan hasil observasi, merumuskan gagasan utama, mengevaluasi teks laporan hasil observasi, dan menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi data.
  • Kreativitas: Peserta didik diajak mengalihwahanakan laporan hasil observasi ke dalam media yang menarik dan berkreasi seoptimal mungkin dalam format kreatif.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas, membagi peran, dan berkolaborasi dengan siapa pun.
  • Kemandirian: Peserta didik secara individual dapat melakukan tugas yang diberikan sebelum berpasangan dan berdiskusi.
  • Kesehatan: Bagaimana pola makan sehat dan bergizi berkontribusi pada fokus dan daya tahan saat melakukan observasi lapangan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Serta, kualitas tidur yang baik membantu menjaga kejernihan pikiran dan ketajaman indra dalam mengidentifikasi fakta-fakta alam secara objektif. Aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan kepekaan indra dan kemampuan observasi di luar ruangan.
  • Komunikasi: Tercermin dalam kemampuan peserta didik untuk mempresentasikan laporan hasil observasi secara logis, runtut, kritis, dan kreatif, serta menyesuaikan intonasi dan metode presentasi dengan perhatian pendengarnya.
....

Lebih lengkap untuk Modul Ajar dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Bahasa Indonesia jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman lihat melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Bahasa Indonesia kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Formulir Kontak