Ahzaa.Net
Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase D untuk Kelas VII, VIII dan IX SMP/ MTs/ Program Paket B Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase D untuk Kelas VII, VIII dan IX SMP/ MTs/ Program Paket B Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup dan ideologi negara membuat Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu penerapan nilai- nilai luhur Pancasila adalah melalui pendidikan. 

Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran yang terdiri atas pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang cerdas, amanah, jujur, dan bertanggung jawab serta dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila. 

source : https://bpip.go.id/

Berdasarkan Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 yang dikeluarkan pada tanggal 11 Juni 2024, mata pelajaran Pendidikan Pancasila bertujuan yaitu membentuk peserta didik yang berakhlak mulia yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; memahami makna dan nilai- nilai Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara, disamping dapat mempraktikkan nilai- nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan ; mematuhi konstitusi dan norma yang berlaku dan menyelaraskan pelaksanaan hak dan kewajiban; memahami jati diri sebagai bangsa Indonesia yang beragam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan sikap yang adil, menghargai perbedaan SARA, status ekonomi, jenis kelamin, dan penyandang disabilitas dan mempertahankan keutuhan NKRI dan menciptakan perdamaian dunia. 

Karakteristik Pendidikan Pancasila 
Ada beberapa poin karakteristik Pendidikan Pancasila diantaranya berkaitan dengan tumbuhkembang wawasan kebangsaan dan karakter ber-Pancasila, adanya kesadaran untuk melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 serta menjaga ketertiban dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Karakteristik lainnya dari Pendidikan Pancasila adalah dapat menciptakan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan menjaga lingkungan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta mengembangkan praktik belajar kewarganegaraan yang berlandaskan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. 

Elemen dan Deskripsi Mapel Pendidikan Pancasila 
Pancasila 
  • Memahami sejarah kelahiran Perumusan dan penetapan Pancasila dan kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara, serta makna, nilai, dan hubungan antarsila Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. 
  • Memahami bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia.
  • Memahami hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI 
  • Menerapkan cara berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan menunjukkan sikap bangga sebagai anak Indonesia. 

Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
  • Mematuhi peraturan dan norma yang ebrlaku 
  • Menjalankan hak dan kewajiban 
  • Menunjukkan perilaku demokratis dalam perumusan peraturan 
  • Memahami periodisasi pemberlakuan undang- undang dasar di Indonesia serta perubahan UUD NRI Tahun 1945 

Bhinneka Tunggal Ika 
  • Menunjukkan rasa bangga terhadap jati diri sebagai bangsa Indonesia 
  • Memahami Bhinneka Tunggal Ika sebagai modal sosial untuk membangun keselarasan dan memberikan solusi yang berkeadilan
  • Menjaga, melestarikan, memanfaatkan, dan mengembangkan tradisi, kearifan lokal, dan budaya dalam masyarakat global.

NKRI 
  • Mengkaji karakteristik lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya
  • Memahami bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan, dan lembaga-lembaga negara dalam mewujudkan pembangunan nasional berdasarkan Pancasila 
  • Melaksanakan praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Memahami sistem pertahanan dan keamanan negara, peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara, dan solusi terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) sebagai wujud bela negara.

Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase D untuk Kelas VII, VIII dan IX SMP/ MTs/ Program Paket B Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024
Pancasila 
  • Memahami sejarah kelahiran Pancasila
  • Memahami kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan ideologi negara
  • Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
  • Mengidentifikasi hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UUD NRI Tahun 1945 
  • Menerapkan norma dan aturan
  • Menerapkan hak dan kewajiban sebagai warga negara
  • Memahami sejarah, fungsi, dan kedudukan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai norma dan aturan bernegara
  • Memahami tata urutan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia
  • Mempraktikkan kemerdekaan berpendapat sebagai warga negara dalam era keterbukaan informasi.

Bhinneka Tunggal Ika 
  • Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan menerima keberagaman dan perubahan budaya dalam kehidupan bermasyarakat tingkat lokal, nasional, dan global
  • Memahami pentingnya pelestarian tradisi, kearifan lokal, dan budaya untuk mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan bangsa
  • Menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif menjaga dan melestarikan praktik tradisi, kearifan lokal, dan budaya dalam masyarakat global.

NKRI 
  • Mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks wawasan Nusantara
  • Berpartisipasi aktif untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikian Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase D untuk Kelas VII, VIII dan IX SMP/ MTs/ Program Paket B Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024. Buat teman- teman yang ingin mengunduhnya, bisa melalui tautan berikut ini, 

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase A, B, dan C  Jenjang SD/ MI/ Program Paket A Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase A, B, dan C Jenjang SD/ MI/ Program Paket A Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Pancasila dapat berperan dalam berbagai kedudukan yaitu sebagai dasar negara, pandangan hidup dan ideologi negara. Oleh karena itu, Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya melalui pendidikan. 

Source : https://bpip.go.id/

Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran yang memuat pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang cerdas, amanah, jujur, dan bertanggung jawab serta dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila. 

Merunut pada Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024, mata pelajaran Pendidikan Pancasila memiliki beberapa tujuan diantaranya membentuk peserta didik yang berakhlak mulia yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan yang kedua dari mapel Pendidikan Pancasila adalah peserta didik dapat memahami makna dan nilai- nilai Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara, disamping dapat mempraktikkan nilai- nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan. Selanjutnya, Pendidikan Pancasila bertujuan agar peserta didik dapat mematuhi konstitusi dan norma yang berlaku dan menyelaraskan pelaksanaan hak dan kewajiban. Tujuan keempat, peserta didik dapat memahami jati diri sebagai bangsa Indonesia yang beragam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan sikap yang adil, menghargai perbedaan SARA, status ekonomi, jenis kelamin, dan penyandang disabilitas. Terakhir, Pendidikan Pancasila bertujuan agar peserta didik dapat mempertahankan keutuhan NKRI dan menciptakan perdamaian dunia. 

Karakteristik Pendidikan Pancasila 
Ada beberapa poin karakteristik Pendidikan Pancasila diantaranya berkaitan dengan tumbuhkembang wawasan kebangsaan dan karakter ber-Pancasila, adanya kesadaran untuk melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 serta menjaga ketertiban dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Karakteristik lainnya dari Pendidikan Pancasila adalah dapat menciptakan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan menjaga lingkungan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta mengembangkan praktik belajar kewarganegaraan yang berlandaskan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. 

Elemen dan Deskripsi Mapel Pendidikan Pancasila 
Pancasila 
  • Memahami sejarah kelahiran Perumusan dan penetapan Pancasila dan kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara, serta makna, nilai, dan hubungan antarsila Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. 
  • Memahami bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia.
  • Memahami hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI 
  • Menerapkan cara berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan menunjukkan sikap bangga sebagai anak Indonesia. 

Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
  • Mematuhi peraturan dan norma yang ebrlaku 
  • Menjalankan hak dan kewajiban 
  • Menunjukkan perilaku demokratis dalam perumusan peraturan 
  • Memahami periodisasi pemberlakuan undang- undang dasar di Indonesia serta perubahan UUD NRI Tahun 1945 

Bhinneka Tunggal Ika 
  • Menunjukkan rasa bangga terhadap jati diri sebagai bangsa Indonesia 
  • Memahami Bhinneka Tunggal Ika sebagai modal sosial untuk membangun keselarasan dan memberikan solusi yang berkeadilan
  • Menjaga, melestarikan, memanfaatkan, dan mengembangkan tradisi, kearifan lokal, dan budaya dalam masyarakat global.

NKRI 
  • Mengkaji karakteristik lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya
  • Memahami bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan, dan lembaga-lembaga negara dalam mewujudkan pembangunan nasional berdasarkan Pancasila 
  • Melaksanakan praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Memahami sistem pertahanan dan keamanan negara, peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara, dan solusi terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) sebagai wujud bela negara.

CP Pendidikan Pancasila Fase A Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A

Pancasila 
  • Mengenal bendera negara, lagu kebangsaan, simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila dan menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan keluarga.
  • Mengenal para perumus Pancasila.

UUD NRI Tahun 1945 
  • Mengenal aturan di lingkungan keluarga
  • Menceritakan contoh sikap
  • mematuhi aturan di lingkungan keluarga
  • Menunjukkan perilaku mematuhi aturan di lingkungan keluarga.

Bhinneka Tunggal Ika 
  • Mengidentifikasi dan menghargai identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, hobi, bahasa, serta agama dan kepercayaan di lingkungan rumah dan sekolah. 

NKRI 
  • Mengenal karakteristik lingkungan tempat tinggal dan sekolah, sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 
  • Mempraktikkan sikap dan perilaku menjaga lingkungan tempat tinggal dan sekolah
  • Menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan tempat tinggal dan sekolah.

CP Pendidikan Pancasila Fase B Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A

Pancasila 
  • Menunjukkan makna sila-sila Pancasila, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
  • Mengenal karakter para perumus Pancasila
  • Menunjukkan sikap bangga menjadi anak Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 

UUD NRI Tahun 1945 
  • Mengidentifikasi dan melaksanakan aturan di sekolah dan lingkungan tempat tinggal
  • Mengidentifikasi dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

Bhinneka Tunggal Ika 
  • Membedakan dan menghargai identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, suku bangsa, bahasa, agama dan kepercayaannya di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
  •  

NKRI 
  • Mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal (RT, RW, desa atau kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • Menunjukkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. 

CP Pendidikan Pancasila Fase C Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A

Pancasila 
  • Memahami kronologi sejarah kelahiran Pancasila
  • Meneladani sikap para perumus Pancasila dan menerapkan di lingkungan masyarakat
  • Menghubungkan sila-sila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh, menguraikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi bangsa dan negara 

UUD NRI Tahun 1945 
  • Menyajikan hasil identifikasi bentuk-bentuk norma, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan warga negara
  • Mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari
  • Melaksanakan praktik musyawarah untuk membuat kesepakatan dan aturan bersama, serta menerapkannya dalam lingkungan keluarga dan sekolah. 

Bhinneka Tunggal Ika 
  • Menyajikan hasil identifikasi sikap menghormati, menjaga, dan melestarikan keberagaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
 
NKRI 
  • Mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • Menunjukkan perilaku gotong royong untuk menjaga persatuan di lingkungan sekolah dan sekitar sebagai wujud bela negara. 

Demikian Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila Fase A, B dan C untuk SD/ MI/ Paket A Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024. Buat teman- teman yang ingin mengunduh dokumennya berikut,


Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase E dan Fase F Kurikulum Merdeka untuk SMA/ MA/ SMK/ MAK/ Paket C Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase E dan Fase F Kurikulum Merdeka untuk SMA/ MA/ SMK/ MAK/ Paket C Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah salah satu mapel wajib pada kurikulum merdeka. PAIBP merupakan pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepribadian serta keterampilan dalam mengamalkan ajaran Islam yang dalam pembelajarannya mewujudkan unsur pokok agama Islam yang terdiri atas iman, Islam dan ihsan. 

Photo by Jonas Jacobsson on Unsplas

PAIBP bertujuan untuk menyiapkan peserta didik sehingga dapat memahami dan menerapkan dasar- dasar agama Islam di kehidupan sehari- hari dalam lingkup NKRI. Adapun penerapan dan pemahaman akan nilai- nilai agama Islam tersebut mencakup hal- hal diantaranya :
  • kecenderungan kepada kebaikan 
  • akhlak mulia 
  • sikap toleransi 
  • kasih sayang kepada alam semesta

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) adalah mencakup hubungan manusia dengan Allah Swt, hubungan antarsesama manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Muatan Materi PAIBP Fase E dan F
Muatan Materi PAIBP Fase E dan Fase F untuk SMA/ MA/ SMK/ MAK/ Paket C Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024, ada empat muatan materi PAIBP Fase E untuk jenjang SMP Kelas VII, VIII, dan IX SMP/ MTs yang meliputi : 
  1. Al Qur'an Hadis 
  2. Akidah
  3. Akhlak
  4. Fikih 
  5. Sejarah Peradaban islam 

CP Fase E dan F PAIBP SMA/ MA/ SMK/ MAK / Paket C
A. Capaian Pembelajaran (CP) Fase E PAIBP untuk SMA/ MA/ SMK/ MAK/ Paket C Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024
Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) pada mapel Pendidikan agama dan Budi Pekerti (PAIBP) untuk Fase E yaitu kelas Kelas XSMA/MA/SMK/MAK/Program Paket C diantaranya :

Al Quran Hadis
Peserta didik memahami :
  • Ayat Al Quran dan Hadis tentang perintah berlomba- lomba dalam kebaikan 
  • Larangan pergaulan bebas dan zina 

Akidah 
Peserta didik memahami :
  • Beberapa cabang iman (syu'ab al-iman)

Akhlak
Peserta didik memahami :
  • Manfaat menghindari penyakit hati 

Fikih 
Peserta didik memahami : 
  • Sumber hukum Islam 
  • Pentingnya menjaga lima prinsip dasar hukum Islam (al-kulliyat al-khamsah) 

Sejarah Peradaban Islam 
Peserta didik memahami  : 
  • Sejarah masuknya Islam ke Indonesia 
  • Peran tokoh ulama dalam penyebarannya

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis, beberapa cabang iman (syu‘ab al-īmān), manfaat menghindari penyakit hati,
sumber hukum Islam, dan sejarah Islam di Indonesia.

B. Capaian Pembelajaran (CP) Fase F untuk SMA/ MA/ SMK/ MAK/ Paket C Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024
Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) pada mapel Pendidikan agama dan Budi Pekerti (PAIBP) untuk Fase F yaitu kelas Kelas XI dan XII SMA/MA/SMK/MAK/Program Paket C diantaranya :

Al Quran Hadis
Peserta didik memahami :
  • Ayat Al Quran dan Hadis tentang perintah berpikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Ayat Al Quran dan Hadis tentang memelihara kehidupan manusia 
  • Ayat Al Quran dan Hadis tentang moderasi beragama

Akidah 
Peserta didik memahami :
  • Beberapa cabang iman (syu'ab al-iman)
  • Keterkaitan antara iman, islam dan ihsan

Akhlak
Peserta didik memahami :
  • Menghindari penyakit sosial
  • Adab bermasyarakat
  • Etika digital dalam Islam 

Fikih 
Peserta didik memahami : 
  • Ketentuan khotbah, tablig dan dakwah 
  • Ketentuan muamalah 
  • Ketentuan munakahat 
  • Ketentuan mawaris

Sejarah Peradaban Islam 
Peserta didik memahami  : 
  • Peran tokoh ulama dalam perkembangan peradaban Islam di dunia 
  • peran organisasi Islam di Indonesia

Itulah Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase E dan Fase F untuk SMA/ MA/ SMK/ MAK/ Paket C Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024. 

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase D untuk SMP/ MTs/ Paket B Kurikulum Merdeka Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase D untuk SMP/ MTs/ Paket B Kurikulum Merdeka Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah salah satu mapel wajib pada kurikulum merdeka. PAIBP merupakan pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepribadian serta keterampilan dalam mengamalkan ajaran Islam yang dalam pembelajarannya mewujudkan unsur pokok agama Islam yang terdiri atas iman, Islam dan ihsan. 

Image by Mario Vogelsteller from Pixabay 

PAIBP bertujuan untuk menyiapkan peserta didik sehingga dapat memahami dan menerapkan dasar- dasar agama Islam di kehidupan sehari- hari dalam lingkup NKRI. Adapun penerapan dan pemahaman akan nilai- nilai agama Islam tersebut mencakup hal- hal diantaranya :
  1. Kecenderungan kepada kebaikan 
  2. Akhlak mulia 
  3. Sikap toleransi 
  4. Kasih sayang kepada alam semesta

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) adalah mencakup hubungan manusia dengan Allah Swt, hubungan antarsesama manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Muatan Materi PAIBP Fase D
Berdasar Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024, ada empat muatan materi PAIBP Fase D untuk jenjang SMP Kelas VII, VIII, dan IX SMP/ MTs yang meliputi : 
  • Al Qur'an Hadis 
  • Akidah
  • Akhlak
  • Fikih 
  • Sejarah Peradaban islam 

Capaian Pembelajaran (CP) Fase D  (Kelas VII, VIII, dan IX SMP/ MTs)
Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) pada mapel Pendidikan agama dan Budi Pekerti (PAIBP) untuk Fase D yaitu kelas Kelas VII, VIII, dan IX SMP/ MTs, diantaranya :

Al Quran Hadis
Peserta didik memahami :
  • Ayat Al Quran 
  • Hadis tentang pentingnya iman dan takwa
  • Hadis tentang pentingnya toleransi
  • Hadis tentang cinta tanah air
  • Hadis tentang semangat keilmuan
  • Hadis tentang sabar dalam menghadapi musibah dan ujian

Akidah 
Peserta didik memahami :
  • Rukun Iman 
  • Iman kepada Allah Swt 
  • Hal- hal yang dapat meneguhkan iman

Akhlak
Peserta didik memahami :
  • Ikhlas 
  • Bersyukur kepada Allah 
  • Cinta Rasul 
  • Husnuzan 
  • Kasih sayang kepada sesama dan lingkungan alam 

Fikih 
Peserta didik memahami : 
  • Ketentuan sujud 
  • Salat 
  • Kewajiban terhadap jenazah 
  • haji dan umrah 
  • penyembelihan hewan, kurban, akikah
  • Rukhsah dalam perspektif mazhab fikih 

Sejarah Peradaban Islam 
Peserta didik memahami  : 
  • Peradaban Bani Umayyah 
  • Peradaban Abbassiyyah
  • Peradaban Fatimiyah 
  • Peradaban Turki Usmani
  • Peradaban Syafawi 
  • Peradaban Mughal 

Pada akhir fase D ini, Peserta didik mampu memahami beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis, rukun iman, akhlak terhadap Allah Swt., rasul, sesama, dan lingkungan, ketentuan ibadah, penyembelihan hewan, dan peradaban pasca khulafaurasyidin.

Itulah Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase D untuk SMP/ MTs/ Paket B Kurikulum Merdeka Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024. 

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase A, B dan C untuk SD/ MI/ Paket A Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase A, B dan C untuk SD/ MI/ Paket A Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mapel wajib pada kurikulum merdeka yang memberikan pendidikan kepada peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepribadian serta keterampilan dalam mengamalkan ajaran Islam. PAIBP dalam pembelajarannya mewujudkan unsur pokok agama Islam yang terdiri atas iman, Islam dan ihsan. 

Tujuan PAIBP
Berdasar tujuannya, PAIBP menyiapkan peserta didik untuk dapat memahami dan menerapkan dasar- dasar agama Islam di kehidupan sehari- hari dalam lingkup NKRI. Penerapan dan pemahaman akan nilai- nilai agama Islam tersebut mencakup hal- hal diantaranya :
  • kecenderungan kepada kebaikan 
  • akhlak mulia 
  • sikap toleransi 
  • kasih sayang kepada alam semesta

Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam dan Budi pekerti adalah mencakup hubungan manusia dengan Allah Swt, hubungan antarsesama manusia dan hubungan manusia dengan alam melalui pendekatan yang beragam yang berpihak pada peserta didik. 

Muatan Materi PAIBP
Menurut Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024, ada empat muatan materi PAIBP yang meliputi : 
  1. Al Qur'an Hadis 
  2. Akidah
  3. Akhlak
  4. Fikih 
  5. Sejarah Peradaban islam 

I. Capaian Pembelajaran (CP) Fase A  (Kelas I dan II SD/ MI/ Paket A) 
Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) pada mapel Pendidikan agama dan Budi Pekerti (PAIBP) untuk Fase A yaitu kelas I dan II SD/ MI/ Paket A), diantaranya :

Al Quran Hadis
Peserta didik memahami :
  • huruf hijaiah berharakat
  • huruf hijaiah bersambung
  • Surah al-Fātiḥah
  • beberapa surah pendek Al-Qur’an
  • Hadis tentang kebersihan.

Akidah 
Peserta didik memahami :
  • Rukun Iman 
  • Iman kepada Allah Swt 
  • Bbeerapa Asmaul Husna
  • Iman kepada malaikat

Akhlak
Peserta didik memahami :
  • Akhlak terhadap Allah Swt dengan menyucikan dan memuji-Nya 
  • Akhlak terhadap diri sendiri 

Fikih 
Peserta didik memahami : 
  • Rukun Islam 
  • Syahadatain 
  • Tata Cara Bersuci 
  • Salat Fardu 
  • Azan 
  • Ikamah 
  • Zikir 
  • Berdoa setelah salat 

Sejarah Peradaban Islam 
Peserta didik memahami  : 
  • Kisah beberapa nabi dan rasul 

II. Capaian Pembelajaran (CP) Fase B  (Kelas III dan IV SD/ MI/ Paket A) 
Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) pada mapel Pendidikan agama dan Budi Pekerti (PAIBP) untuk Fase A yaitu kelas III dan IV SD/ MI/ Paket A), diantaranya :

Al Quran Hadis
Peserta didik memahami :
  • Beberapa surah pendek dan ayat al Quran 
  • Hadis tentang kewajiban salat 
  • Hadis tentang menjaga hubungan baik dengan sesama 

Akidah 
Peserta didik memahami :
  • Sifat- sifat Allah Swt 
  • Beberapa asmaul husna 
  • Iman kepada kitab- kitab Allah Swt 
  • Iman kepada rasul- rasul Allah Swt  

Akhlak
Peserta didik memahami :
  • Akhlak terhadap Allah Swt dengan berbaik sangka kepada-Nya 
  • Akhlak terhadap orang tua 
  • Akhlak terhadap keluarga 
  • Akhlak terhadap guru  

Fikih 
Peserta didik memahami : 
  • Puasa
  • Salat Jumat dan salat sunnah 
  • Balig dan tanggung jawab yang menyertainya (taklif) 

Sejarah Peradaban Islam 
Peserta didik memahami  : 
  • Kisah nabi Muhammad Saw sebelum dan sesudah menjadi rasul periode Makkah 

III. Capaian Pembelajaran (CP) Fase C  (Kelas V dan VI SD/ MI/ Paket A) 
Berikut ini Capaian Pembelajaran (CP) pada mapel Pendidikan agama dan Budi Pekerti (PAIBP) untuk Fase A yaitu kelas V dan VI SD/ MI/ Paket A), diantaranya :

Al Quran Hadis
Peserta didik memahami :
  • Beberapa surah pendek dan ayat al Quran 
  • Hadis tentang keragaman 

Akidah 
Peserta didik memahami :
  • Sifat- sifat Allah Swt 
  • Beberapa asmaul husna 
  • Iman kepada hari akhir
  • Iman kepada qada dan qadar

Akhlak
Peserta didik memahami :
  • Akhlak terhadap Allah Swt dengan berdoa dan bertawakkal kepada-Nya 
  • Akhlak terhadap teman 
  • Akhlak terhadap tetangga 
  • Akhlak terhadap non muslim 
  • Akhlak terhadap hewan dan tumbuhan  

Fikih 
Peserta didik memahami : 
  • Puasa sunnah
  • Zakat, Infak, sedekah, hadiah 
  • Makanan yang halal dan haram  

Sejarah Peradaban Islam 
Peserta didik memahami  : 
  • Kisah nabi Muhammad Saw  periode Madinah dan Khulfaurrasyidin

Itulah Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Fase A, B dan C untuk SD/ MI/ Paket A Sesuai Lampiran Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024. Buat teman- teman yang ingin mengunduhnya, bisa melalui tautan berikut ini, 


Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Capaian Pembelajaran (CP) PAUD Fase Fondasi Menurut Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024: Penyusunan, Karakteristik CP dan Elemen CP PAUD Fase Fondasi

Capaian Pembelajaran (CP) PAUD Fase Fondasi Menurut Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024: Penyusunan, Karakteristik CP dan Elemen CP PAUD Fase Fondasi

Capaian Pemeblajaran (CP) PAUD disebut juga sebagai fase fondasi yang meliputi pendidikan anak usia dini pada taman kanak- kanak, raudhatul athfal, kelompok bermain, taman penitipan anak atau bentuk lain yang sederajat. 

Capaian Pembelajaran dalam satuan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) berguna dalam merancang pembelajaran yang dibutuhkan oleh anak usia dini sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Melalui Capaian Pembelajaran, dapat tercipta kerangka pembelajaran yang dapat mengarahkan pendidikan PAUD dalam membangun nilai- nilai, pengetahuan dan keterampilan yang berguna sebagai landasan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Gambar oleh joduma dari Pixabay

Pertimbangan Rasional Penyusunan CP PAUD
Pada jenjang PAUD, Capaian pembelajaran (CP) disebut juga sebagai fase fondasi dimana dalam penyusunannya memperhatikan beberapa pertimbangan rasional diantaranya sebagai berikut : 
  1. CP mencerminkan nilai karakter pada profil pelajar Pancasila serta kompetensi dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk anak usia dini. 
  2. CP dirumuskan sebagai suatu nilai dan kompetensi untuk dicapai pada akhir partisipasi anak di satuan PAUD dan oleh karena itu, tidak perlu dikunci menjadi capaian per usia. 
  3. CP fase fondasi mempertimbangkan kemampuan yang perlu dimiliki anak untuk masa transisi dari PAUD ke SD yang terdiri atas enam kemampuan diantaranya :
  • nilai agama dan budi pekerti 
  • kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar 
  • keterampilan sosial dan bahasa 
  • pemaknaan terhadap belajar yang positif 
  • pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri 
  • kematangan kognitif untuk kegiatan belajar mengajar 

Karakteristik lingkup CP Fase Fondasi 
Lingkup Capaian Pembelajaran Fase Fondasi memuat sejumlah kompetensi yang dapat dianggap sama dengan sejumlah mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan di atasnya. Capaian Pembelajaran bagi anak usia dini perlu membangun enam aspek perkembangan seperti nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan nilai Pancasila. Aspek perkembangan tersebut selanjutnya disusun menjadi tiga elemen di dalam Capaian Pembelajaran Fase Fondasi yang dirumuskan secara terkait. 

Karakteristik pada pembelajaran PAUD adalah sebagai berikut :
  • Interaksi dengan anak yang mencerminkan rasa menghargai dan menghormati anak.
  • Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mendorong rasa ingin tahu anak dan memberikan pengalaman yang menyenangkan agar tercapainya tujuan pembelajaran. 
  • Perancangan kegiatan pembelajaran memperhatikan laju perkembangan, minat, dan kebutuhan anak yang berbeda.
  • Penyusunan tujuan pembelajaran mampu memunculkan tantangan bagi anak.
  • Pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan dengan pemberian bimbingan dan dukungan pada anak.  
  • Pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan melalui kemitraan dengan keluarga.  
  • Pemanfaatan lingkungan dan teknologi sebagai sumber belajar. 
  • Pelaksanaan asesmen selalu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. 
  • Penerapan asesmen dilakukan dengan cara autentik (mengamati perilaku/kemampuan anak secara alami dan apa adanya yang ditampilkan anak), sehingga lebih adil dalam mendokumentasikan perilaku dan kemampuan yang teramati. 

Capaian Pembelajaran (CP) PAUD
Berdasarkan Keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggel 11 Juni 2024, Ada tiga elemen yang saling berkaitan yang kemudian dirumuskan sebagai Capaian Pembelajaran Fase Fondasi diantaranya :
  1. Pertama, nilai Agama dan Budi Pekerti, yaitu anak mengenal konsep Tuhan Yang Maha Esa, mengenal kebiasaan praktik ibadah agama atau kepercayaannya seperti menjaga kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri. Selain itu anak juga dapat menghargai diri, sesama manusia dengan berbagai perbedaannya melalui perilaku yang baik dan berakhlak mulia serta menghargai alam sebagai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
  2. Kedua, Jati Diri, yaitu kemampuan anak mengenali identitas diri, mampu menggunakan fungsi gerak seperti motorik kasar, halus dan taktil, memiliki kematangan emosi dan sosial di lingkungan belajarnya.
  3. Ketiga, Dasar- dasar literasi, Matematika, Sains, Teknologi Rekayasan dan Seni, yaitu kemampuan anak dalam mengenali dan memahami berbagai informasi serta mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya baik secara lisan, tulisan maupun berbagai media. 

Itulah tentang Capaian Pembelajaran (CP) PAUD Fase Fondasi Menurut Keputusan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024. Buat teman - teman yang membutuhkan lampiran salinan dari keputusan BSKAP Kemdikbudristek Nomor 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juni 2024, dapat mengunduh melalui tautan berikut ini, 


Semoga Bermanfaat.

Salam
Mengenal Tarumanegara, Kerajaan Tertua di Jawa Barat:  Sejarah, Prasasti Peninggalan, Agama, dan Keruntuhannya

Mengenal Tarumanegara, Kerajaan Tertua di Jawa Barat: Sejarah, Prasasti Peninggalan, Agama, dan Keruntuhannya

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang terletak di wilayah Jawa Barat. Berdiri sekitar abad ke-4 M, Tarumanegara memainkan peran penting dalam sejarah awal nusantara dengan berbagai pencapaian politik, ekonomi, dan budaya. Sebagai kerajaan Hindu-Buddha, Tarumanegara meninggalkan warisan yang masih terasa hingga saat ini, terutama melalui prasasti-prasasti yang memberikan wawasan tentang kehidupan pada masa itu.

Photo by Ave Calvar on Unsplash

Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Jayasingawarman berasal dari India dan memimpin sekelompok pengikut yang melarikan diri dari kekacauan politik di wilayahnya. Mereka menetap di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jawa Barat, di tepi sungai Citarum, dengan nama "Tarumanegara" atau "Negeri Taruma."

Pada masa pemerintahan Dharmayawarman, yaitu putra dari Jayasingawarman, kerajaan Tarumanegara memperluas pengaruhnya ke seluruh wilayah Jawa Barat. Adapun puncak kejayaan Tarumanegara terjadi pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. 

Raja Purnawarman dikenal karena kebijaksanaannya dalam memimpin serta berbagai proyek pembangunan infrastruktur, termasuk irigasi dan kanal.

Bukti Arkeologis dan Prasasti
Sejarah Kerajaan Tarumanegara didukung oleh sejumlah prasasti yang ditemukan di berbagai tempat di Jawa Barat. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, dan memberikan gambaran tentang kehidupan, budaya, serta sistem pemerintahan pada masa itu. Beberapa prasasti penting Tarumanegara adalah sebagai berikut :

Prasasti Tugu
Prasasti ini ditemukan di Tugu, Jakarta Utara, dan mencatat proyek penggalian kanal yang dilakukan oleh Raja Purnawarman. Kanal ini dirancang untuk mengendalikan banjir dan mengairi lahan pertanian, menunjukkan perhatian raja terhadap kesejahteraan rakyatnya.

Prasasti Ciaruteun
Terletak di dekat Bogor, prasasti ini memuat jejak kaki Raja Purnawarman yang dianggap sebagai lambang kekuasaan dan ketuhanan. Jejak kaki ini juga diapit oleh simbol cakra dan trisula, yang mewakili aspek-aspek keilahian dan kekuatan.

Prasasti Kebon Kopi
Dalam prasasti Kebon Kopi ini, terdapat jejak kaki gajah dan mengaitkan kekuasaan raja dengan kekuatan hewan tersebut. Prasasti ini menyoroti pentingnya gajah dalam ritual dan simbolisme kerajaan.

Struktur Pemerintahan dan Kehidupan Sosial
Kerajaan Tarumanegara memiliki sistem pemerintahan yang tersentralisasi dengan raja sebagai pusat kekuasaan tertinggi. Raja Purnawarman, khususnya, dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan bijaksana. Selain sebagai pemimpin politik, raja juga dianggap memiliki peran religius yang signifikan, mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan kerajaan.

Kehidupan sosial di Tarumanegara diwarnai oleh kegiatan agraris, terutama pertanian padi, yang didukung oleh sistem irigasi yang dibangun oleh pemerintah. Perdagangan juga memainkan peran penting, dengan Tarumanegara terlibat dalam jaringan perdagangan internasional yang mencakup India, Tiongkok, dan berbagai wilayah di Nusantara. Ini terbukti dari penemuan barang-barang seperti manik-manik, keramik, dan perhiasan dari luar negeri.

Pengaruh Budaya dan Agama
Kerajaan Tarumanegara memainkan peran penting dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha di Jawa Barat. Pengaruh India terlihat jelas dalam prasasti dan arsitektur, serta dalam sistem pemerintahan dan budaya. Misalnya, penggunaan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta mencerminkan hubungan budaya yang erat dengan India.

Tarumanegara juga menjadi pusat kebudayaan yang penting, di mana seni, sastra, dan ilmu pengetahuan berkembang. Candi dan prasasti yang ditemukan di wilayah kerajaan menunjukkan adanya upaya untuk mengembangkan arsitektur dan seni rupa yang mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha.

Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mulai mengalami kemunduran pada abad ke-7, bersamaan dengan meningkatnya pengaruh kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kemunduran Tarumanegara adalah munculnya Kerajaan Sriwijaya yang mendominasi perdagangan dan politik di wilayah tersebut.

Pada akhirnya, wilayah Tarumanegara menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda yang lebih besar. Meskipun demikian, warisan Tarumanegara tetap hidup dalam berbagai aspek budaya dan sejarah Jawa Barat.

Beberapa warisan Kerajaan Tarumanegara masih dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan modern di Jawa Barat. Prasasti dan situs arkeologis yang ditemukan memberikan wawasan berharga tentang sejarah awal Indonesia dan menjadi daya tarik wisata sejarah yang penting. Nama-nama tempat, cerita rakyat, dan tradisi lokal juga mencerminkan pengaruh Tarumanegara.

Dalam konteks yang lebih luas, studi tentang Tarumanegara membantu untuk memahami proses pembentukan kerajaan-kerajaan di Nusantara, pengaruh budaya luar, dan perkembangan awal sistem pemerintahan serta ekonomi di Indonesia.

Dalam hal ini, sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, Kerajaan Tarumanegara  memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan politik, ekonomi, dan budaya di Jawa Barat. Melalui prasasti-prasasti yang tersisa, kita dapat melihat bagaimana Tarumanegara memainkan peran penting dalam membentuk sejarah awal Indonesia, menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha, dan membangun infrastruktur yang mendukung kehidupan masyarakat pada masanya. Warisan Tarumanegara tetap hidup hingga kini, menjadi bagian integral dari identitas budaya dan sejarah Jawa Barat.

Itulah tentang kerajaan Tarumanegara, sebagai salah stau kerajaan tertua di Jawa Barat. Semoga pembahasan di atas dapat memberikan manfaat buat sahabat AhzaaNet semuanya. 

Salam. 
Latihan Soal Asesmen Sumatif Harian/ Penilaian Harian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Kelas 3 SD Semester 1 Kurikulum Merdeka Bab 2 Ayo Mengenal Tuhan Kita (Part II) Sifat Mustahil dan Sifat Jaiz Allah Swt

Latihan Soal Asesmen Sumatif Harian/ Penilaian Harian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Kelas 3 SD Semester 1 Kurikulum Merdeka Bab 2 Ayo Mengenal Tuhan Kita (Part II) Sifat Mustahil dan Sifat Jaiz Allah Swt

Hai sahabat AhzaaNet, masih dengan latihan soal PAIBP Kelas 3 SD materi Bab 2 Ayo Mengenal Tuhan Kita. Pada post ini kita lanjutkan untuk belajar ke materi sub bab kedua (Part II) yaitu sifat mustahil Allah Swt. 

Gambar oleh WAQAR AHMAD dari Pixabay

Materi ini merupakan lanjutan dari materi sub bab sebelumnya yaitu sifat wajib Allah Swt. Buat teman- teman yang belum belajar materi tersebut, boleh di buka pada post yang sudah saya publish sebelumnya. 


Untuk latihan soal PAIBP Bab 2 sub bab kedua (part II) tentang sifat mustahil Allah Swt, akan membahas tentang sifat mustahil Allah Swt beserta sifat Jaiz Allah Swt.  

Ada 40 soal latihan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar teman - teman semua. Latihan soal juga sudah lengkap dengan kunci jawabannya untuk memudahkan dalam belajar. 


Baik, langsung saja yaa, berikut latihan soalnya, selamat belajar...

Latihan Soal Asesmen Sumatif Harian/ Penilaian Harian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) Kelas 3 SD Semester 1 Kurikulum Merdeka Bab 2 Ayo Mengenal Tuhan Kita (Part II) Sifat Mustahil Allah Swt dan Sifat Jaiz Allah Swt

1. Sifat mustahil Allah Swt merupakan sifat yang ....
a. dimiliki Allah Swt 
b. tidak pernah dimiliki Allah Swt 
c. sempurna bagi Allah Swt 
d. boleh ada pada Allah Swt 


2. Sebagai Tuhan, Allah Swt pasti ada, dan mustahil bersifat ....
a. adam 
b. hudus 
c. fana 
d. mumasalatu lilhawadisi 


3. Allah Swt mustahil bersifat hudus yang artinya ....
a. rusak 
b. baru 
c. sama dengan ciptaannya 
d. berdiri karena yang lain 


4. Allah Swt tidak pernah rusak binasa karena sifat mustahil ....
a. mumaslatu lilhawadisi 
b. qiyamuhu bighairihi
c. taadud 
d. fana 


5.  Allah Swt tidak mungkin sama dengan makhluk ciptaannya, karena Allah Swt mustahil bersifat ....
a. mumaslatu lilhawadisi 
b. qiyamuhu bighairihi
c. taadud 
d. ajzun 


6. Sebagai zat yang Maha Kuasa, Allah Swt tidak mungkin butuh dengan mekhluk-Nya, karena sifat mustahil ....
a. mumaslatu lilhawadisi 
b. qiyamuhu bighairihi
c. taadud 
d. ajzun 


7. Allah Swt hanya satu, tidak mungkin berbilang, karena sifat mustahil ....
a. ajzun 
b. ta'adud 
c. karahah 
d. jahlun 


8. Allah Swt mustahil bersifat lemah atau ....
a. ajzun 
b. mautun 
c. karahah 
d. jahlun 


9. Dalam berkehendak, Allah Swt tidak mungkin atau mustahil bersifat karahah yang artinya ....
a. bodoh 
b. mati 
c. terpaksa 
d. buta 


10. Allah Swt mustahil bersifat jahlun yang artinya ....
a. mati 
b. bodoh 
c. umyun 
d. terpaksa 


11. Allah Swt tidak mungkin mati atau mustahil bersifat ....
a. summun 
b. mautun 
c. umyun 
d. bukmun 


12. Allah Swt pasti tidak tuli atau Allah Swt mustahil bersifat ....
a. ajizan 
b. umyun 
c. summun 
d. umyun 


13. Allah Swt Maha Melihat atas segala sesuatu dan mustahil bersifat umyun yang artinya ....
a. buta 
b. bisu 
c. tuli 
d. lemah 


14. Allah Swt memiliki sifat mustahil bukmun yang artinya ....
a. buta 
b. bisu 
c. tuli 
d. lemah


15. Keadaan Allah Swt tidak mungkin lemah atau mustahil bersifat ....
a. karihan 
b. jahilan 
c. maiyitan 
d. ajizan 


16. Keadaan Allah Swt tidak mungkin terpaksa dalam berbuat sesuatu karena Allah Swt mustahil bersifat ....
a. jahilan 
b. maiyitan 
c. karihan 
d. asamma 


17. Allah swt tidak mungkin bodoh atau mustahil memiliki sifat ....
a. jahilan 
b. maiyitan 
c. karihan 
d. asamma


18. Zat Allah Swt tidak mungkin mati atau mustahil bersifat ....
a. jahilan 
b. maiyitan 
c. karihan 
d. asamma


19. Keadaan Allah Swt tidak mungkin tuli karena sifat mustahil ....
a. abkam 
b. a'ma 
c. asamma 
d. maiyitan 


20. Allah Swt mustahil bersifat a'ma yang artinya ....
a. keadaan yang tuli 
b. keadaan yang buta 
c. keadaan yang bisu 
d. keadaan yang bodoh 


21. Allah Swt mustahil memiliki sifat abkam yang artinya ....
a. keadaan yang tuli 
b. keadaan yang buta 
c. keadaan yang bisu 
d. keadaan yang bodoh


22. Kita meyakini bahwa Allah Swt pasti ada, tidak mungkin Allah Swt tidak ada karena Allah Swt adalah pencipta semua yang ada. Dalam hal ini, Allah Swt mustahil bersifat ....
a. adam 
b. hudus 
c. fana 
d. mumasalatu lilhawadisi 


23. Allah Swt sudah ada sejak dahulu dan kita meyakini bahwa Allah Swt tidaklah baru. Hal tersebut karena Allah Swt mustahil bersifat ....
a. fana 
b. hudus 
c. mumasalatu lilhawadisi 
d. qiyamuhu bighairihi 


24. Kita meyakini bahwa Allah itu kekal, dan tidak akan pernah rusak atau binasa karena sifat mustahil Allah Swt yaitu ....
a. fana 
b. hudus 
c. mumasalatu lilhawadisi 
d. qiyamuhu bighairihi 


25. KIta harus meyakini bahwa Allah Swt tidak mungkin sama dengan makhluk ciptaan-Nya karena Allah Swt mustahil bersifat ....
a. fana 
b. hudus 
c. mumasalatu lilhawadisi 
d. qiyamuhu bighairihi 


26. Allah Swt tidak mungkin butuh kepada makhluk-Nya karena mustahil Allah Swt bersifat ....
a. fana 
b. hudus 
c. mumasalatu lilhawadisi 
d. qiyamuhu bighairihi


27. Kita meyakini bahwa Allah Swt hanya satu dan tidak mungkin berbilang Karena Allah Swt mustahil bersifat ....
a. ajzun 
b. ta'adud 
c. karahah 
d. jahlun 


28. Allah Swt mustahil bersifat karahah. Dalam hal ini kita meyakini bahwa Allah Swt ....
a. tidak bodoh 
b. terpaksa dalam berkehendak 
c. tidak mungkin mati 
d. tidak tuli 


29. Allah Swt mustahil bersifat jahlun karena Allah Swt Maha ....
a. Mengetahui 
b. Berkehendak 
c. Hidup 
d. Kekal 


30. Allah Swt mustahil bersifat mautun karena Allah Swt Maha ....
a. Mengetahui 
b. Berkehendak 
c. Hidup 
d. Kekal


31. Allah Swt Maha Mendengar sehingga mustahil Allah Swt bersifat ....
a. umyun 
b. summun 
c. bukmun 
d. ajizan 


32. Allah Swt mustahil bersifat umyun karena Allah Swt Maha ....
a. Mendengar 
b. Melihat 
c. Berfirman 
d. Kuat 


33. Allah Swt Maha Berfirman dan kita meyakini bahwa Allah Swt mustahil bersifat ....
a. bukmun 
b. ajizan 
c. karihan 
d. jahilan 


34. Allah Swt mustahil memiliki sifat ... karena keadaan Allah Swt tidak mungkin lemah. 
a. bukmun 
b. ajizan 
c. karihan 
d. jahilan 


35. Kita meyakini bahwa Allah Swt mustahil bersifat karihan yang artinya ....
a. keadaan Allah Swt tidak terpaksa berbuat sesuatu 
b. keadaan Allah Swt tidak bodoh 
c. keadaan Allah Swt tidak akan mati 
d. keadaan Allah Swt tidak mungkin tuli 


36. Sifat yang boleh ada pada Allah Swt dan Allah Swt berhak melakukan atau tidak melakukan disebut ....
a. sifat wajib Allah Swt 
b. sifat mustahil Allah Swt 
c. sifat jaiz Allah Swt 
d. sifat kuasa Allah Swt 


37. Berikut ini yang merupakan contoh sifat jaiz Allah Swt adalah ....
a. membuat orang sakit atau orang sehat 
b. membuat orang bahagia atau tidak bahagia 
c. membuat orang senang atau sedih 
d. semua jawaban benar 


38. Jumlah sifat jaiz Allah ada ....
a. 1 
b. 2
c. 3 
d. 4 


39. Dalam menghayati sifat jaiz Allah Swt dalam kehidupan sehari- hari, maka sikap kita adalah ....
a. meyakini bahwa Allah Swt Maha Mendengar dan Maha Mengetahui 
b. meyakini bahwa Allah Swt boleh berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu tanpa terikat aturan 
c. meyakini bahwa Allah Swt Maha Berfirman 
d. meyakini bahwa Allah Swt Maha Pengasih dan Maha Penyayang 


40. فَعْلُ كُلِّ مُمْكِنٍ أَوْ تَرْكُهُ

arti dari sifat jaiz di atas adalah ....
a. Allah Swt Maha Berkehendak atas sesuatu 
b. Berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu
c. Allah Swt Maha Melihat
d. Sifat yang boleh ada pada Allah Swt

Puasa Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah: Pengertian, Keutamaan dan Panduan Pelaksanaannya

Puasa Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah: Pengertian, Keutamaan dan Panduan Pelaksanaannya

Puasa Arafah adalah ibadah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari Wukuf di Arafah, salah satu hari yang paling agung dalam Islam. Hari ini memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji. Melaksanakan puasa pada hari Arafah membawa banyak keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Gambar oleh Alp Cem dari Pixabay

Latar Belakang dan Makna Hari Arafah
Hari Arafah adalah puncak dari pelaksanaan ibadah haji, di mana para jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melakukan Wukuf, yakni berdiam diri sambil berdoa dan berdzikir dari waktu Dzuhur hingga terbenamnya matahari. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling penting, dan hari ini dianggap sebagai kesempatan besar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji, puasa Arafah adalah cara untuk merasakan keberkahan hari ini dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pasalnya, Puasa pada hari arafah membawa banyak pahala. Selain itu, puasa arafah juga dianggap sebagai salah satu amalan yang sangat dianjurkan.

Keutamaan Puasa Arafah
Puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar diantaranya :

Pengampunan Dosa
Salah satu keutamaan utama puasa Arafah adalah pengampunan dosa. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Ini menunjukkan bahwa puasa pada hari Arafah bisa menghapus dosa kecil selama dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang.

Anjuran Sunnah Nabi
Rasulullah SAW sangat menganjurkan puasa Arafah bagi mereka yang tidak berhaji. Dalam hadis lain, Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW tidak pernah meninggalkan puasa pada hari Arafah.

Peningkatan Kualitas Ibadah
Puasa Arafah juga menjadi momen bagi seorang Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadahnya. Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa ini diiringi dengan memperbanyak doa, dzikir, dan amal kebajikan lainnya. Hari Arafah adalah hari yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa karena Rasulullah SAW bersabda: “Doa yang paling baik adalah doa pada hari Arafah” (HR. Tirmidzi).

Hari yang Mulia dalam Islam
Hari Arafah dianggap sebagai salah satu hari yang paling mulia dalam Islam. Puasa pada hari ini menambah kekhusyukan dan kemuliaan bagi seorang Muslim yang tidak dapat berada di Arafah.

Tata Cara Pelaksanaan Puasa Arafah
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diikuti dalam melaksanakan puasa Arafah:

Niat
Niat untuk berpuasa Arafah harus dilakukan sebelum fajar. Niat bisa diucapkan dalam hati atau dengan lisan, yang penting adalah adanya kesadaran untuk menjalankan puasa karena Allah SWT pada hari Arafah. Niat puasa arafah adalah Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aalaa. Artinya: "Saya berniat berpuasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."

Menahan Diri dari Makan dan Minum
Puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selama waktu ini, seorang Muslim harus menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.

Memperbanyak Ibadah
Pada hari ini, selain berpuasa, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, berdoa, bersedekah, dan berdzikir. Doa pada hari Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar, dan ini adalah waktu yang tepat untuk memohon ampunan dan keberkahan dari Allah.

Berbuka Puasa
Puasa Arafah diakhiri dengan berbuka setelah matahari terbenam. Dianjurkan untuk berbuka dengan makanan yang halal dan baik, serta memulai dengan doa berbuka puasa.

Manfaat Puasa Arafah
Melaksanakan puasa Arafah tidak hanya membawa manfaat spiritual tetapi juga memberikan dampak positif dalam kehidupan seorang Muslim. Beberapa manfaat tersebut meliputi:

Pembersihan Jiwa
Dengan berpuasa, seorang Muslim dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini membantu dalam pembersihan jiwa dari dosa dan perilaku yang tidak baik.

Peningkatan Taqwa
Puasa Arafah adalah bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah, yang berfungsi untuk meningkatkan taqwa (ketaatan dan kesadaran akan Allah) dalam kehidupan sehari-hari.

Kesadaran Sosial
Dengan berpuasa, seseorang lebih merasakan penderitaan orang-orang yang kekurangan dan lapar. Ini dapat menumbuhkan rasa empati dan dorongan untuk membantu sesama, baik melalui sedekah atau bentuk bantuan lainnya.

Bentuk Solidaritas Umat Islam
Pada hari Arafah, meskipun tidak berada di Arafah, Muslim di seluruh dunia berpuasa dan berdoa bersama. Ini memperkuat rasa solidaritas dan persatuan di antara umat Islam.

Semoga dengan memahami dan melaksanakan puasa Arafah, kita semua umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa, dan meningkatkan taqwa. Hari Arafah adalah momen istimewa yang menawarkan kesempatan besar bagi seorang Muslim untuk memperbanyak amal ibadah, doa, dan pengabdian kepada Allah SWT. Melalui puasa ini, kita diingatkan akan nilai-nilai kesabaran, ketakwaan, dan solidaritas yang memperkuat ikatan iman di antara mereka.

Semoga Bermanfaat
Mengenal Puasa Tarwiyah Tanggal 8 Dzulhijjah: Pengertian, Keutamaan, dan Pelaksanaannya

Mengenal Puasa Tarwiyah Tanggal 8 Dzulhijjah: Pengertian, Keutamaan, dan Pelaksanaannya

Puasa Tarwiyah merupakan salah satu amalan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu satu hari menjelang Hari Arafah. Puasa Tarwiyah merupakan salah satu dari serangkaian ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam selama sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, yang dianggap sebagai salah satu periode paling suci dalam kalender Islam.

Gambar oleh Garik Barseghyan dari Pixabay

Pengertian Puasa Tarwiyah
Secara etimologi, kata "Tarwiyah" berasal dari bahasa Arab yang berarti "memikirkan" atau "merenungkan". Dalam konteks sejarah Islam, Tarwiyah adalah hari ketika para jamaah haji mempersiapkan diri untuk melaksanakan Wukuf di Arafah, yang berlangsung pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari ini, mereka biasanya melakukan berbagai persiapan mental dan spiritual, termasuk menyiapkan air minum (tarwiyah), karena air sangat penting untuk bertahan di padang Arafah yang tandus.

Puasa Tarwiyah merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan. Walaupun demikian, banyak ulama dan para ulama klasik seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Ahmad menyatakan bahwa menjalankan puasa ini mendatangkan pahala besar dan memberikan manfaat spiritual yang signifikan.

Keutamaan Puasa Tarwiyah
Meskipun tidak ada hadis yang secara langsung mengaitkan keutamaan khusus dengan puasa Tarwiyah, para ulama menyimpulkan keutamaannya berdasarkan beberapa aspek berikut:

Memperoleh Pahala Puasa Sunnah
Seperti puasa sunnah lainnya, puasa Tarwiyah merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menjalankan puasa pada hari ini dianggap sebagai salah satu bentuk pengabdian dan ketundukan kepada perintah Allah.

Persiapan Spiritual
Puasa Tarwiyah membantu seseorang untuk mempersiapkan diri secara spiritual menjelang Hari Arafah, yang memiliki keutamaan khusus dan merupakan hari utama dalam ibadah haji. Melalui puasa tarwiyah, seseorang dapat membersihkan jiwa dan lebih khusuk dalam menjalankan ibadahnya.

Mengikuti Sunnah Rasul
Puasa pada hari Tarwiyah, meskipun tidak ada riwayat langsung dari Rasulullah SAW yang mengatakannya, tetap dianggap baik oleh para ulama karena mengikuti tradisi persiapan diri untuk ibadah besar, yaitu Wukuf di Arafah.

Meraih Ampunan Dosa
Puasa di sepuluh hari pertama Dzulhijjah, termasuk puasa Tarwiyah, diyakini membawa ampunan dosa. Dalam hadis riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hari-hari yang amal salih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini,” (HR. Bukhari). Puasa pada hari-hari ini, termasuk Tarwiyah, masuk dalam kategori amal salih tersebut.

Pelaksanaan Puasa Tarwiyah
Cara melaksanakan puasa tarwiyah bisa dianggap sama dengan puasa sunnah lainnya. Adapun tata cara melaksanakan puasa tarwiyah adalah sebagai berikut:

Niat Puasa tarwiyah
Niat berpuasa harus dilakukan sebelum fajar pada hari 8 Dzulhijjah. Niat dapat diucapkan dalam hati dengan tujuan menjalankan puasa sunnah Tarwiyah karena Allah SWT. Niat puasa tarwiyah adalah Nawaitu shauma tarwiyyata sunnatan lillaahi ta'aalaa. Yang artinya: "saya berniat berpuasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

Menahan Diri dari Makan dan Minum
Seperti puasa pada umumnya, orang yang berpuasa harus menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Memperbanyak Ibadah
Selain menahan diri dari makan dan minum, disarankan untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, berdoa, berdzikir, dan amal-amal kebajikan lainnya.

Berbuka Puasa
Setelah matahari terbenam, orang yang berpuasa dianjurkan untuk berbuka dengan makanan yang halal dan baik, serta memulai berbuka dengan doa.

Pengaruh Puasa Tarwiyah Terhadap Kehidupan
Puasa Tarwiyah memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan seorang Muslim. Dengan berpuasa, seseorang dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu dan memperkuat kesabaran. Selain itu, puasa ini membantu membersihkan hati dari berbagai noda dosa dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. 

Puasa Tarwiyah juga dapat menjadi momen introspeksi diri khususnya dalam merenungkan perjalanan hidupnya dan memperbaiki kekurangan dalam ibadah dan amal sehari-hari. Pasalnya, waktu dalam puasa tarwiyah merupakan saat yang tepat untuk memperbanyak doa dan permohonan ampun, mengingat Allah lebih sering, dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

Semoga Bermanfaat.

Formulir Kontak