.png)
Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) oleh pemerintah mulai
digulirkan pada tahun ajaran baru ini. Pendekatan pembelajaran mendalam ini
ditambahkan dengan beberapa aspek profil lulusan.
![]() |
Modul Ajar (MA) Fisika SMA |
Penerapan pendelatan pembelajaran mendalam (deep learning) dapat diaplikasikan
pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran fisika. Seperti kita
ketahui, pelajaran fisika selalu dikaitkan dengan rumus yang lumayan kompleks.
Melalui pendekatan pembelajaran mendalam ini, siswa tidak hanya sekedar
menghafal rumus, namun diajak untuk memahami konsep dan mengaitkannya dengan
konteks kehidupan sehari- hari sekaligus merefleksikan proses belajarnya.
Dengan prinsip meaningful learning, yang membuat pembelajaran menjadi lebih
bermakna, konsep fisika memiliki korelasi dengan fenomena sehari- hari. Siswa
juga diajak untuk belajar dengan prinsip pembelajaran berkesadaran (mindful
learning) dimana mereka dapat menyadari proses berpikirnya. Tentunya, kedua
prinsip tersebut disempurnakan dengan pembelajaran yang menyenangkan (joyful
learning) melalui eksperimen, simulasi secara interaktif, dan permainan-
permainan dalam pembelajaran.
Sebagai contoh, dalam konsep Fisika SMA dengan topik Hukum Newton, siswa dapat
disimulasikan sensor gerak yang memungkinkan adanya tarik- menarik benda.
Dalam hal ini, dapat diterapkan aspek kolaborasi, berpikir kritis dan
pemahaman konsep.
Dalam hal ini, penyusunan MOdul ajar bagi guru Fisika dapat menjadi langkah
awal dalam merancang pembelajaran selama di kelas. Salah satu aspeknya, adalah
memasukkan dimensi profil lulusan yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Berikut ini contoh buat teman- teman Modul Ajar (MA) mapel Fisika SMA yang
dapat teman- teman cermati.
MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (FISIKA)
BAB 1 : SISTEM PENGUKURAN DALAM KERJA ILMIAH
A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah :
Nama Penyusun :
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4 x 45
menit)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026
B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik pada umumnya telah memiliki pengetahuan dasar mengenai besaran
dan satuan dari jenjang SMP, seperti panjang, massa, dan waktu, serta satuan
standar yang umum digunakan (meter, kilogram, detik). Keterampilan yang
dimiliki meliputi kemampuan dasar dalam mengukur menggunakan alat sederhana
(penggaris, timbangan sederhana). Pemahaman awal yang sudah dimiliki adalah
konsep bahwa pengukuran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
bidang sains. Namun, pemahaman tentang ketidakpastian pengukuran, angka
penting, dan dimensi besaran mungkin masih terbatas atau belum mendalam.
Beberapa peserta didik mungkin juga sudah terbiasa menggunakan media digital
untuk mencari informasi.
C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Sistem Pengukuran dalam Kerja Ilmiah" mencakup jenis pengetahuan
konseptual (besaran, satuan, dimensi, ketidakpastian) dan prosedural (teknik
pengukuran, penulisan angka penting, analisis dimensi). Relevansi materi ini
sangat tinggi dengan kehidupan nyata peserta didik, terutama dalam kegiatan
sehari-hari yang melibatkan pengukuran (misalnya, menimbang bahan makanan,
mengukur jarak, mengukur waktu) dan juga relevan dengan profesi di bidang
sains dan teknik. Tingkat kesulitan materi ini bersifat moderat, dengan
beberapa konsep abstrak seperti dimensi besaran yang mungkin memerlukan
pemahaman yang lebih mendalam. Struktur materi tersusun secara hierarkis,
dimulai dari konsep dasar besaran dan satuan, kemudian berkembang ke alat
ukur, ketidakpastian, angka penting, dan diakhiri dengan dimensi besaran.
Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada ketelitian, kejujuran dalam
pengukuran, rasa ingin tahu, kritis dalam menganalisis data, dan kolaborasi
dalam kegiatan kelompok.
D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran, dimensi profil lulusan yang akan dicapai
adalah:
- Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis hasil pengukuran, mengidentifikasi ketidakpastian, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang akurat.
- Kreativitas: Peserta didik mampu merancang prosedur pengukuran sederhana dan menemukan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan dalam pengukuran.
- Kolaborasi: Peserta didik dapat bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan eksperimen, mengumpulkan data, dan mempresentasikan hasil.
- Kemandirian: Peserta didik mampu melakukan pengukuran secara mandiri dan bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh.
- Komunikasi: Peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pengukuran dan analisisnya secara jelas dan sistematis, baik secara lisan maupun tulisan.
....
Lebih lengkap untuk Modul Ajar (MA) IPA Fisika di atas, dapat teman- teman
buka melalui dokumen berikut ini,
Demikian contoh Modul Ajar (MA) IPA Fisika SMA yang dapat teman- teman gunakan sebagai tambahan referensi dalam penyusunan Modul Ajar berbasis Deep Learning. Oya, perangkat ajar lengkap mapel- mapel lainnya dapat teman- teman dapatkan pada menu Perangkat Ajar.
Semoga Bermanfaat
Salam.
Terima kasih sudah berkunjung dan belajar bersama kami. Silahkan tinggalkan komentar dengan nama dan url lengkap. Penyisipan link dalam kolom komentar tidak diperkenankan yaa...
Sekali lagi, terima kasih...
EmoticonEmoticon