.png)
Pendekatan pembelajaran mendalam atau yang dikenal juga sebagai deep
learning merupakan suatu pendekatan belajar dalam kurikulum merdeka yang
menekankan pemahaman konseptual terhadap ilmu yang diajarkan serta mengaitkan
antar pengetahuan dan dalam konteks yang nyata. Pendekatan ini juga mengasah
kemampuan murid untuk berpikir kritis yang membedakan dengan pendekatan
pembelajaran yang cenderung menghafal konsep.
![]() |
Perangkat Ajar Deep Learning Kimia SMA |
Pada mata pelajaran kimia di SMA, pendekatan pembelajaran mendalam (deep
learning) dapat diterapkan dengan cara- cara yang menarik dan menyenangkan.
Dalam materi reaksi oksidasi- reduksi, misalnya, siswa dapat melakukan dua
aspek yaitu mengaitkan teori dan praktik dengan meneliti fenomena karat pada
besi. Selanjutnya, siswa diajak untuk mengembangkan keterampilan berpikir
ilmiah seperti analisis, evaluasi dan sintesa.
Pemecahan masalah terkait topik dapat dilakukan dengan kolaborasi antarsiswa
dan mengambil sumber pengetahuan melalui literasi digital. Hal ini tentu saja
membuat sisa dapat mengambil manfaat dari ilmu kimia secara nyata.
Strategi penerapan deep learning dalam pembelajaran kimia
Ada beberapa strategi dalam penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep
learning) dalam mapel kimia, diantaranya :
a. Pendekatan kontekstual, yaitu mengaitkan konsep kimia dengan fenomena
sehari- hari, misalnya, analisis PH produk rumah tangga melalui konsep asam -
basa serta pembahasan plastik dan dampaknya terhadap lingkungan dengan konsep
polimer.
b. Problem Based- Learning (PBL), yaitu pemecahan masalah dengan memberikan
permasalahan yang harus diselesaikan, misalnya, alasan pemakaian deterjen
ramah lingkungan dibanding deterjen biasa. Melalui pendekatan ini, siswa dapat
melakukan penelitian kecil, berdiskusi dan menyajikan hasil berupa
solusi.
c. Inkuiri dan eksperimen laboratorium, dimana siswa dapat merancang dan
melaksanakan percobaan di dalam laboratorium.
d. Project based Learning (PjBL), yaitu siswa dapat membuat proyek yang
berkaitan dengan beberapa konsep kimia, misalnya membuat bioplastik dari
singkong atau jagung maupun tanaman lain sebagai langkah untuk mengurangi
limbah plastik.
Sebagai tambahan untuk memudahkan dalam mengajar, teman- teman guru Kimia juga
dapat memanfaatkan teknologi digital yang tersedia di internet.
Langkah awal untuk merancang pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning)
Kimia di kelas, teman- teman dapat menyusun MOdul Ajar (MA) pendekatan
pembelajaran mendalam (deep learning) yang memuat langkah- langkah disertai
dengan dimensi profil lulusan dari deep learning. Teman- teman dapat membaca
contoh dokumen Modul Ajar (MA) Kimia berikut sebagai tambahan referensi dalam
menyusun Modul Ajar.
MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (KIMIA)
BAB 1 : REAKSI KIMIA
A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah :
Nama Penyusun :
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Kelas / Fase /Semester :
X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (4 x 2 JP @45 menit)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026
B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA
DIDIK
● Pengetahuan Awal: Peserta didik
diharapkan memiliki pemahaman dasar tentang konsep atom, molekul, ikatan
kimia, serta hukum kekekalan massa dari jenjang pendidikan sebelumnya
(SMP) atau materi sebelumnya di kelas X. Beberapa mungkin sudah familiar
dengan contoh reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya,
pembakaran, karat).
● Minat: Sebagian peserta didik
mungkin tertarik pada "percobaan" atau "fenomena" kimia yang terlihat
langsung (misalnya, perubahan warna, pembentukan gas, ledakan kecil).
Beberapa mungkin belum melihat relevansi kimia dengan kehidupan
sehari-hari. Pendekatan "Joyful Learning" melalui demonstrasi menarik dan
"Meaningful Learning" dengan mengaitkan pada fenomena nyata akan sangat
membantu.
● Latar Belakang: Peserta didik
memiliki latar belakang yang beragam dalam hal pengalaman praktikum atau
paparan terhadap konsep kimia. Penting untuk menyediakan dukungan yang
berbeda bagi mereka yang mungkin kesulitan dengan konsep abstrak atau
perhitungan stoikiometri.
● Kebutuhan Belajar:
○ Visual: Membutuhkan animasi
molekuler, diagram reaksi, video demonstrasi percobaan, atau infografis
untuk memahami perubahan tingkat partikel.
○ Auditori: Membutuhkan penjelasan
verbal yang jelas, diskusi kelompok, atau sesi tanya jawab untuk
memperkuat pemahaman konsep.
○ Kinestetik: Membutuhkan kegiatan
langsung seperti praktikum sederhana, simulasi interaktif, atau membangun
model molekul.
○ Beberapa peserta didik mungkin
memerlukan bimbingan ekstra dalam menyeimbangkan persamaan reaksi atau
melakukan perhitungan stoikiometri, sementara yang lain membutuhkan
tantangan lebih lanjut untuk merancang percobaan sendiri.
C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
● Jenis Pengetahuan: Materi ini
mencakup pengetahuan konseptual (definisi reaksi kimia, jenis-jenis
reaksi, hukum dasar kimia, stoikiometri), pengetahuan prosedural (menulis
dan menyetarakan persamaan reaksi, melakukan perhitungan mol, merancang
percobaan), dan pengetahuan metakognitif (merefleksikan pentingnya reaksi
kimia dalam kehidupan dan industri).
● Relevansi dengan Kehidupan Nyata:
Materi ini sangat relevan karena reaksi kimia terjadi di mana-mana: dalam
tubuh kita (metabolisme), di dapur (memasak, pembusukan makanan), di alam
(fotosintesis, pembakaran), dan di industri (produksi bahan bakar,
obat-obatan, pupuk). Pemahaman ini membantu siswa memahami fenomena di
sekitar mereka dan dasar-dasar teknologi.
● Tingkat Kesulitan: Moderat hingga
tinggi. Konsep dasar reaksi kimia mungkin mudah dipahami, tetapi
menyeimbangkan persamaan reaksi yang kompleks dan terutama perhitungan
stoikiometri membutuhkan pemahaman matematis yang kuat dan pemikiran
logis.
● Struktur Materi: Materi akan
dibagi menjadi beberapa bagian: (1) Konsep dasar reaksi kimia dan
ciri-cirinya, (2) Jenis-jenis reaksi kimia, (3) Persamaan reaksi dan
penyetaraan, (4) Stoikiometri dasar (konsep mol, hukum-hukum dasar kimia,
perhitungan), (5) Reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
● Integrasi Nilai dan Karakter:
○ Keimanan dan Ketakwaan terhadap
Tuhan: Menyadari keteraturan dan kompleksitas reaksi kimia di alam sebagai
ciptaan Tuhan.
○ Kecermatan dan Ketelitian:
Penting dalam praktikum dan perhitungan kimia.
○ Rasa Ingin Tahu: Mendorong
eksplorasi fenomena kimia.
○ Tanggung Jawab: Dalam penggunaan
bahan kimia dan pembuangan limbah.
○ Berpikir Kritis: Menganalisis
hasil percobaan dan menyelesaikan masalah stoikiometri.
○ Inovatif: Mendorong ide-ide baru
dalam pemanfaatan reaksi kimia.
D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Dalam pembelajaran ini, dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai
adalah:
1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap
Tuhan YME dan Berakhlak Mulia: Melalui pemahaman tentang keteraturan
reaksi kimia di alam, siswa diharapkan menumbuhkan rasa syukur dan
kesadaran akan pentingnya menjaga alam.
2. Penalaran Kritis: Peserta didik
mampu menganalisis ciri-ciri reaksi kimia, menyeimbangkan persamaan
reaksi, dan menyelesaikan masalah stoikiometri dengan langkah-langkah yang
logis.
3. Kreativitas: Peserta didik mampu
merancang model visual reaksi kimia atau menyajikan hasil percobaan dengan
cara yang inovatif.
4. Kemandirian: Peserta didik
memiliki inisiatif dalam mencari informasi tentang reaksi kimia dan
menyelesaikan tugas secara mandiri.
5. Komunikasi: Peserta didik mampu
menyampaikan hasil percobaan, penyeimbangan persamaan, dan perhitungan
secara lisan maupun tertulis dengan jelas dan akurat.
....
Lanjutan dari contoh Modul Ajar (MA) Pendekatan Pembelajaran Mendalam (deep
learning) mapel Kimia SMA untuk kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman buka melalui dokumen berikut
ini,
Semoga Bermanfaat
Salam.
Terima kasih sudah berkunjung dan belajar bersama kami. Silahkan tinggalkan komentar dengan nama dan url lengkap. Penyisipan link dalam kolom komentar tidak diperkenankan yaa...
Sekali lagi, terima kasih...
EmoticonEmoticon