Ahzaa.Net: Deep Learning
Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Bahasa Inggris SMA, Contoh dan Link Unduh

Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Bahasa Inggris SMA, Contoh dan Link Unduh

Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) pada mata pelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA memiliki tujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, berkesadaran dan menyenangkan. Pembelajaran tidak hanya menekankan pada pemahaman grammar atau vocabulary saja namun menuntun siswa untuk menerapkannya ke dalam konteks kehidupan mereka sehari- hari. 

Bahasa Inggris
AhzaaNet

Prinsip utama dalam pembelajaran mendalam (deep elarning) Bahasa Inggris SMA yang mencakup pembelajaran bermakna (meaningful learning), pembelajaran berkesadaran (mindful learning) dan pembelajaran menyenangkan (joyful learning) dapat dipadukan dengan proses berpikir kritis dan kreatif serta adanya kolaborasi satu dengan lainnya. 

Buat teman- teman guru yang mengajar bahasa Inggris di jenjang SMA, adalah sebuah tantangan untuk dapat menciptakan pembelajaran yang melingkupi tiga prinsip dasar dari deep learning. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat rancangan pembelajaran melalui modul ajar di kelas. 

Modul ajar untuk mapel Bahasa Inggris dengan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dapat diformulasikan dengan menambah beberapa aspek profil lulusan yang mencakup keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi. 

Nah, sebagai contoh, disini sudah saya siapkan modul ajar untuk mapel Bahasa Inggris jenjang SMA kelas 10 dengan topik bahasan bab pertama yaitu tentang Great Athlete. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
BAB 1 :  GREAT ATHLETES

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah ….
Nama Penyusun ….
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu 8 jp 
Tahun Pelajaran 2024 / 2025


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Pengetahuan Awal:
  • Beberapa peserta didik mungkin sudah memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai cabang olahraga dan atlet terkenal melalui media sosial, berita, atau pengalaman pribadi menonton pertandingan.
  • Peserta didik mungkin memiliki kosakata dasar terkait olahraga dan deskripsi fisik dalam bahasa Inggris.
  • Sebagian peserta didik mungkin sudah memiliki pengalaman dalam mendeskripsikan orang atau benda dalam bahasa Inggris, meskipun mungkin masih terbatas.

Minat:
  • Mayoritas peserta didik pada usia SMA/SMK memiliki minat yang tinggi terhadap olahraga, terutama sepak bola, bulu tangkis, atau olahraga populer lainnya di Indonesia.
  • Minat terhadap kisah inspiratif atau biografi atlet berprestasi juga cenderung tinggi.
  • Peserta didik mungkin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris jika materi pelajaran dikaitkan dengan minat mereka.

Latar Belakang:
  • Peserta didik berasal dari latar belakang yang beragam, baik dari segi kemampuan berbahasa Inggris maupun akses terhadap sumber belajar.
  • Beberapa peserta didik mungkin lebih terbiasa dengan gaya belajar visual, sementara yang lain mungkin lebih nyaman dengan auditori atau kinestetik.

Kebutuhan Belajar:
  • Peserta didik dengan kemampuan bahasa Inggris dasar membutuhkan dukungan dan scaffolding yang lebih banyak dalam memahami instruksi dan menghasilkan output berbahasa Inggris.
  • Peserta didik yang lebih mahir membutuhkan tantangan yang lebih kompleks untuk mengembangkan kemampuan mereka lebih jauh.
  • Semua peserta didik membutuhkan kesempatan untuk berlatih berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam konteks yang relevan dan menarik.
  • Perlu adanya diferensiasi dalam penyampaian materi dan tugas untuk mengakomodasi berbagai tingkat kesiapan dan gaya belajar.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Pengetahuan Faktual: Nama-nama atlet berprestasi, cabang olahraga, tanggal lahir, prestasi.
  • Pengetahuan Konseptual: Konsep teks deskriptif (fungsi sosial, struktur generik, ciri kebahasaan), gagasan utama, informasi terperinci, makna inferensial.
  • Pengetahuan Prosedural: Strategi mengidentifikasi informasi dari teks lisan dan tulis, strategi menemukan gagasan utama, strategi mencari makna inferensial, langkah-langkah membuat teks deskriptif lisan dan tulis.
  • Pengetahuan Metakognitif: Kesadaran akan proses belajarnya sendiri, kemampuan merefleksikan pemahaman.

Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik:
  • Materi ini sangat relevan karena olahraga dan atlet berprestasi merupakan bagian integral dari budaya populer dan kehidupan sehari-hari peserta didik.
  • Peserta didik sering berinteraksi dengan informasi tentang atlet melalui media sosial, berita, atau diskusi dengan teman.
  • Kemampuan mendeskripsikan orang dan peristiwa adalah keterampilan komunikasi dasar yang berguna dalam berbagai konteks kehidupan.
  • Tingkat Kesulitan:
  • Materi ini memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi. Pengenalan kosakata dasar dan identifikasi informasi eksplisit relatif mudah. Namun, memahami makna inferensial, mengorganisir gagasan, dan memproduksi teks deskriptif yang koheren membutuhkan tingkat kognitif yang lebih tinggi.
Teks deskriptif lisan dan tulis multimoda akan meningkatkan kompleksitas pemahaman dan produksi.

Struktur Materi:
  • Bab ini terstruktur secara progresif, dimulai dari pengenalan topik melalui gambar dan diskusi, diikuti dengan kegiatan mendengarkan dan mengidentifikasi informasi, kemudian membaca dan menganalisis teks, dan diakhiri dengan kegiatan produksi (menulis dan berbicara).
  • Setiap task memiliki tujuan pembelajaran spesifik yang mendukung tujuan pembelajaran bab secara keseluruhan.

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Kemandirian: Peserta didik didorong untuk mencari informasi tentang atlet favorit mereka, menuliskan informasi tersebut, dan merevisi tulisan secara mandiri.
  • Kolaborasi: Banyak kegiatan melibatkan kerja kelompok atau berpasangan, seperti diskusi, permainan tanya jawab, dan peer review.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik diajak untuk menjawab pertanyaan pemantik, menganalisis mengapa seorang atlet menjadi hebat, dan menyimpulkan informasi berdasarkan bukti.
  • Kreativitas: Peserta didik diberi kebebasan untuk menggambar atlet dan memilih media untuk mempublikasikan tulisan mereka.
  • Integritas (Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan): Kisah-kisah atlet yang berjuang mengatasi rintangan (terutama pada bagian pengayaan tentang Paralimpiade) dapat menginspirasi peserta didik untuk memiliki ketekunan, optimisme, dan rasa syukur. Sikap-sikap mulia atlet seperti kerendahan hati dan kemurahan hati (seperti contoh Cristiano Ronaldo yang disebutkan dalam transkrip) juga dapat menjadi teladan.
  • Kewargaan: Mengidentifikasi atlet nasional dan internasional dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap bangsa dan menghargai keberagaman budaya.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia: Melalui kisah inspiratif atlet berprestasi, peserta didik dapat menumbuhkan nilai-nilai seperti ketekunan, kerja keras, dan rasa syukur. Contoh kemurahan hati dan kerendahan hati atlet juga dapat menjadi teladan.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik akan dilatih untuk mengidentifikasi gagasan utama, informasi terperinci, dan mencari makna inferensial dari teks, serta memberikan alasan sederhana atas pendapat mereka.
  • Kreativitas: Peserta didik akan didorong untuk menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi lisan dan memilih media presentasi tulisan mereka.
  • Kolaborasi: Berbagai aktivitas pembelajaran dirancang untuk kerja kelompok dan berpasangan, seperti diskusi, permainan tebak atlet, dan peer review.
  • Kemandirian: Peserta didik akan belajar untuk mencari informasi secara mandiri, menyusun ide, dan merefleksikan pembelajaran mereka.
  • Komunikasi: Fokus utama bab ini adalah memproduksi teks deskriptif lisan dan tulis multimoda. Peserta didik akan berlatih berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa Inggris.
....



Contoh lengkap Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel PJOK jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Contoh Modul Ajar (MA) Deep Learning PJOK Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar (MA) Deep Learning PJOK Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) seringkali dipandang sebagai mata pelajaran yang berfokus pada aktivitas fisik saja. Sebenarnya, aspek kognitif dan afektif dalam pembelajaran PJOK juga dapat digali lebih dalam tanpa mengabaikannya. 

MA Deep Learning PJOK SMA


Pada pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dapat menyelaraskan aktivitas fisik dan pemahaman secara menyeluruh aspek kognitif dan  afektif. 

Penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam mapel PJOK di jenjang SMA dilakukan dengan menekankan kepada siswa bahwa mereka mengetahui makna aktivitas fisik yang dilakukan, bukan hanya sekedar melakukannya. Selain itu, siswa mampu menganalisis dampak olahraga terhadap kesehatan fisik dan mental serta bagaimana menerapkan kebiasaan hidup yang sehat di kehidupan sehari- hari. 

Oleh karena itu, sebagai guru PJOK, penyusunan modul ajar dapat menjadi langkah pertama dalam menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) pada setiap pokok bahasan di mapel PJOK.

Sebagai contoh, teman- teman dapat melihat sampel Modul Ajar PJOK dengan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) berikut ini, 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : PJOK
BAB 1 :  PERMAINAN BOLA BASKET

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah :
Nama Penyusun :
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, & Kesehatan (PJOK)
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu 9 Jam Pelajaran (JP) (3 Pertemuan)
Tahun Pelajaran 2024 / 2025

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya sudah memiliki pengalaman bermain berbagai jenis bola (sepak bola, voli, futsal) di lingkungan sekolah atau rumah. Beberapa mungkin sudah familiar dengan aturan dasar bola basket atau pernah mencoba teknik-teknik dasarnya melalui kegiatan non-formal. Tingkat kebugaran fisik dan koordinasi motorik akan bervariasi.
  • Minat: Minat peserta didik terhadap bola basket cenderung tinggi, mengingat popularitas olahraga ini di kalangan remaja melalui media massa dan kompetisi. Minat dapat ditingkatkan dengan mengaitkan pembelajaran dengan idola olahraga, strategi tim, atau tantangan personal.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai latar belakang, baik dalam pengalaman olahraga formal maupun non-formal. Ada yang aktif di klub olahraga, ada pula yang hanya bermain sesekali.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan demonstrasi gerakan yang jelas dari guru atau video tutorial profesional.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan instruksi, coaching verbal, dan feedback dari guru atau teman.
  • Kinestetik/Praktik: Membutuhkan banyak waktu untuk berlatih langsung, mencoba berbagai teknik, dan berpartisipasi dalam permainan.
  • Siswa Kesulitan: Membutuhkan koreksi teknik secara personal, latihan berulang dengan intensitas rendah, dan dukungan dari teman sebaya.
  • Siswa Cepat Belajar (Advanced): Membutuhkan tantangan berupa variasi teknik yang lebih kompleks, peran sebagai leader dalam drill, atau strategi permainan yang lebih mendalam.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Memahami prinsip-prinsip dasar permainan bola basket (tujuan, dimensi lapangan, jumlah pemain, aturan umum), serta konsep gerak dasar dan kombinasi keterampilan.
  • Prosedural (Keterampilan Gerak): Mampu melakukan teknik dasar bola basket (passing: chest pass, bounce pass, overhead pass; dribbling; shooting) dengan koordinasi dan mekanika gerak yang benar.
  • Aplikasi/Pemecahan Masalah: Mampu mengaplikasikan teknik dasar dalam situasi permainan sederhana, mengambil keputusan taktis, dan berkolaborasi dalam tim.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Bola basket adalah olahraga populer yang dapat menjadi sarana untuk menjaga kebugaran fisik, mengembangkan keterampilan sosial (kerjasama tim, kepemimpinan, sportivitas), dan mengisi waktu luang secara positif. Konsep strategi dan pengambilan keputusan dalam permainan juga dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi ini bervariasi. Penguasaan teknik dasar membutuhkan koordinasi, kekuatan, dan ketekunan dalam berlatih. Mengaplikasikan teknik dalam situasi permainan yang dinamis lebih sulit karena membutuhkan keputusan cepat dan kerjasama tim. Miskonsepsi dapat terjadi pada aturan permainan atau mekanisme gerak yang salah.

Struktur Materi:
  1. Pengenalan Permainan Bola Basket (sejarah singkat, peraturan dasar, ukuran lapangan).
  2. Teknik Dasar Bola Basket:
  • Passing (Chest Pass, Bounce Pass, Two-Handed Overhead Pass).
  • Dribbling (Dribbling Rendah, Dribbling Tinggi, Dribbling Zig-zag).
  • Shooting (Lay-up, Jump Shot – jika memungkinkan).
  • Kombinasi Gerak Dasar dalam Permainan Sederhana.

Nilai-nilai Karakter dalam Permainan Bola Basket.
  • Integrasi Nilai dan Karakter (Profil Pelajar Pancasila):
  • Kesehatan: Menjaga kebugaran fisik dan kesehatan tubuh melalui aktivitas olahraga.
  • Kolaborasi (Gotong Royong): Bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan (memasukkan bola ke ring lawan, mempertahankan area).
  • Penalaran Kritis: Menganalisis situasi permainan, mengambil keputusan taktis (kapan harus passing, dribbling, atau shooting), dan mengevaluasi performa diri/tim.
  • Kemandirian: Berlatih teknik secara mandiri, mengambil inisiatif dalam permainan.
  • Komunikasi: Komunikasi verbal dan non-verbal dalam tim saat bermain.
  • Sportivitas/Keimanan dan Ketakwaan (Penguatan Karakter): Mengamalkan nilai-nilai sportivitas (jujur, adil, menghargai lawan dan keputusan wasit), disiplin, dan tanggung jawab.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  1. Kesehatan: Siswa akan meningkatkan kebugaran jasmani dan pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik.
  2. Kolaborasi: Siswa akan secara aktif bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan permainan, belajar menghargai peran setiap anggota.
  3. Penalaran Kritis: Siswa akan mengembangkan kemampuan menganalisis situasi permainan, merencanakan strategi, dan mengambil keputusan cepat di lapangan.
  4. Kemandirian: Siswa akan berlatih dan mengembangkan keterampilan motorik secara personal, serta mengambil inisiatif dalam permainan.
  5. Komunikasi: Siswa akan berlatih komunikasi verbal dan non-verbal yang efektif dalam konteks permainan tim.
  6. Kewargaan: Mengamalkan nilai-nilai sportivitas, jujur, dan bertanggung jawab sebagai bagian dari komunitas.
....



Contoh lengkap Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel PJOK jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA, Contoh dan Link Downloadnya

Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA, Contoh dan Link Downloadnya

Pembelajaran Mendalam (deep learning) merupakan pendekatan yang pada kurikulum merdeka yang berfokus pada kompetensi dengan pembelajaran kontekstual dan berbasis projek berdasarkan profil pelajar Pancasila secara nyata. Dalam penerapannya, siswa akan didorong untuk dapat memahami materi secara menyeluruh, tidak hanya sekedar menghafal saja. 

Informatika SMA/MA

Konteks pembelajaran mendalam di mapel Informatika SMA tidak hanya berkutat tentang kecerdasan buatan (AI), namun juga berfokus pada pendekatan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif terhadap konsep- konsep digital dan komputasional. 

Sebagai guru, merancang modul ajar berbasis pembelajaran mendalam (deep learning) dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa aspek yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis. Selain itu, modul ajar juga dapat menantang siswa dalam menggali makna, menghubungkan konsep serta menerapkan pengetahuan dalam situasi di kehidupan mereka sehari- hari. 

Untuk merancang modul ajar dengan basis pembelajaran mendalam (deep learning), dapat dilakukan langkah- langkah sebagai berikut : 

1. Menentukan tujuan pembelajaran yang bermakna
Pada tahapan ini, teman- teman dapat menggunakan acuan ATP dengan memfokuskan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam hal analisis, evaluasi dan kreasi. Tambahkan juga dimensi profil lulusan yang sesuai seperti bernalar kritis, kreatif, dan mandiri. 

2. Mengidentifikasi konteks dan permasalahan nyata 
Teman- teman guru dapat memilih isu atau tantangan yang sesuai dengan kehidupan siswa sehari- hari, misalnya penerapan teknologi tepat guna dalam memecahkan permasalahan sederhana di lingkungan mereka. 

3. Merancang aktifitas yang sifatnya menantang dan reflektif 
Guru dapat menggunakan pendekatan terkait hal ini, seperti project based learning atau problem based learning. Aktivitas yang dibuat dapat menantang siswa dalam mengeksplorasi diri melalui diskusi dan refleksi. 

4. Menyusun struktur modul ajar yang ditentukan 

5. Menggunakan sumber belajar yang sesuai dan interaktif 
Guru dapat menggunakan sumber belajar yang kaya dan interaktif seperti platform digital, simulasi, video dan sebagainya. 

Nah, sebagai gambaran modul ajar informatika untuk teman- teman guru, berikut ini contoh modul ajar informatika SMA yang dapat dijadikan tambahan referensi. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : INFORMATIKA
BAB 1 :  INFORMATIKA DAN KEMAMPUAN UMUM


A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah
Nama Penyusun
Mata Pelajaran : Informatika
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran (JP)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya sudah akrab dengan penggunaan gawai (ponsel, tablet, laptop) dan internet dalam kehidupan sehari-hari (media sosial, pencarian informasi, hiburan). Beberapa mungkin sudah memiliki pengalaman dasar dalam membuat presentasi digital atau menggunakan aplikasi kolaborasi sederhana. Mereka mungkin belum memiliki pemahaman mendalam tentang konsep dasar Informatika seperti berpikir komputasional atau pentingnya kerja tim dalam konteks proyek digital.
  • Minat: Minat peserta didik akan bervariasi. Sebagian besar mungkin tertarik pada aspek praktis penggunaan teknologi, namun perlu dibangkitkan minatnya terhadap prinsip-prinsip di baliknya dan pentingnya kemampuan umum. Minat dapat ditingkatkan dengan mengaitkan materi dengan tren teknologi (AI, IoT) dan profesi di bidang Informatika.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai latar belakang, baik dalam akses teknologi maupun tingkat literasi digital. Beberapa mungkin sudah terbiasa dengan lingkungan kolaboratif, sementara yang lain lebih individual.
Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan infografis, video, dan simulasi untuk memahami konsep-konsep abstrak seperti berpikir komputasional atau tahapan proyek.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan konsep, diskusi kelompok, dan sesi tanya jawab.
  • Kinestetik/Praktik: Membutuhkan kegiatan langsung berupa proyek kelompok, simulasi kerja, dan penggunaan aplikasi kolaborasi.
  • Siswa Kesulitan: Membutuhkan bimbingan lebih terarah dalam memahami setiap tahapan proyek atau penggunaan fitur aplikasi.
  • Siswa Cepat Belajar (Advanced): Membutuhkan tantangan tambahan berupa masalah yang lebih kompleks, peran kepemimpinan dalam kelompok, atau eksplorasi fitur-fitur lanjutan dari aplikasi yang digunakan.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Memahami definisi dan pentingnya kemampuan umum (generic skills) dalam Informatika, seperti berpikir komputasional (dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, algoritma), kolaborasi, komunikasi, dan perencanaan.
  • Prosedural: Mampu merencanakan kerja kelompok, mengorganisasikan tugas, dan mengimplementasikan alur kerja dalam proyek sederhana. Mampu menggunakan alat bantu digital untuk presentasi dan visualisasi data.
  • Aplikasi/Pemecahan Masalah: Menerapkan kemampuan umum untuk menyelesaikan permasalahan sederhana secara kolaboratif, serta mengkomunikasikan ide dan hasil kerja secara efektif.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena kemampuan umum ini adalah fondasi yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik akademik, sosial, maupun profesional di era digital. Siswa akan belajar bagaimana berkolaborasi dalam tugas sekolah, merencanakan kegiatan ekstrakurikuler, hingga mempersiapkan diri untuk dunia kerja yang membutuhkan keterampilan abad 21. Konsep berpikir komputasional juga relevan dalam memecahkan masalah sehari-hari.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi ini bervariasi. Konsep dasar kemampuan umum mungkin mudah dipahami secara teoritis, namun penerapannya dalam praktik (terutama kerja kelompok dan komunikasi efektif) membutuhkan latihan dan bimbingan. Konsep berpikir komputasional mungkin abstrak bagi sebagian siswa.
Struktur Materi:
  • Bekerja dalam Kelompok: Pentingnya kerja kelompok, perencanaan, pembagian peran.
  • Berpikir Komputasional: Dekomposisi, Pengenalan Pola, Abstraksi, Algoritma.
  • Komunikasi: Presentasi, visualisasi (infografis, poster, artefak komputasional).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Penalaran Kritis: Menganalisis masalah, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi efektivitas strategi kerja.
  • Kreativitas: Mendorong siswa untuk menciptakan presentasi dan visualisasi yang menarik dan efektif.
  • Kolaborasi: Membiasakan siswa untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan mencapai tujuan bersama.
  • Kemandirian: Mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab pribadi dalam tim dan mencari solusi secara mandiri.
  • Komunikasi: Melatih siswa untuk menyampaikan ide dan hasil kerja secara jelas, baik lisan maupun visual.
  • Tanggung Jawab: Mengajarkan pentingnya menyelesaikan tugas yang diberikan dalam kelompok.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Penalaran Kritis: Siswa akan menganalisis studi kasus terkait kerja kelompok dan komunikasi, serta mengevaluasi efektivitas solusi yang mereka kembangkan. Mereka juga akan menerapkan berpikir komputasional untuk memecahkan masalah.
  • Kreativitas: Siswa didorong untuk menghasilkan ide-ide baru dalam perencanaan proyek dan desain visualisasi hasil kerja (infografis, presentasi).
  • Kolaborasi: Ini adalah inti dari bab ini, siswa akan aktif bekerja sama dalam kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek.
  • Kemandirian: Setiap anggota kelompok diharapkan mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan bagian tugasnya secara mandiri, meskipun dalam konteks tim.
  • Komunikasi: Siswa akan berlatih mengkomunikasikan ide, proses, dan hasil kerja mereka secara lisan (presentasi) dan visual (infografis/artefak).
.....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Informatika jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Butuh Modul Ajar Deep Learning Matematika SMA Yuk Merapat, Ini Contoh dan Link Unduhnya

Butuh Modul Ajar Deep Learning Matematika SMA Yuk Merapat, Ini Contoh dan Link Unduhnya

Pendekatan Pembelajaran (deep learning) merupakan pendekatan yang mulai diterapkan di tahun ajaran baru 2025/ 2026 ini. Pendekatan ini hanya menambahkan beberapa aspek profil lulusan diantaranya keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi.

Modul Ajar Deep Learning Matematika SMA


Dalam pelajaran matematika, pendekatan ini menjembatani siswa untuk belajar melalui masalah yang kontekstual seperti dalam hal bahasan konsep geometri, logika dan estimasi serta bagaimana menyelesaikan penghitungan luas suatu lahan. 

Selain itu, pendekatan ini dapat mendorong siswa untuk menjelaskan bagaimana metode penyelesaian yang efektif dapat diterapkan misalnya dalam pokok bahasan persamaan. 

Pendekatan ini juga memberikan ruang untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, misalnya pemanfaatan aplikasi pembelajaran seperti Geogebra untuk eksplorasi visual.   

Sebagai hasil akhir, siswa juga memiliki kemampuan dalam menulis misalnya menulis jurnal tentang bagaimana mereka memahami suatu konsep yang membantu mereka dalam menyadari proses berpikir dan memperkuat pemahaman. 

Sebagai guru, teman- teman dapat merancang pembelajaran melalui Modul Ajar yang dikembangkan dari CP dan ATP. Dengan menambahkan beberapa aspek profil lulusan Pembelajaran Mendalam (deep learning) dalam Modul Ajar, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. 

Nah, berikut ini contoh Modul Ajar Matematika untuk jenjang SMA dengan memakai pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Kita ambil contoh untuk bab pertama tentang eksponen. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
BAB 1 : EKSPONEN

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah :
Nama Penyusun :
Mata Pelajaran : Matematika
Fase / Kelas /Semester: E / X / Ganjil
Topik :
A. Definisi Eksponen
B. Sifat-Sifat Eksponen
C. Fungsi Eksponensial
D. Bentuk Akar

Alokasi Waktu 12 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit (4 pertemuan)
Tahun Pelajaran 2025 / 2026

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik pada umumnya telah memiliki pengetahuan dasar tentang bilangan bulat, operasi hitung bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), serta konsep perkalian berulang dari jenjang SMP. Beberapa mungkin sudah familiar dengan istilah "pangkat" atau "eksponen" secara informal. Keterampilan yang telah dimiliki meliputi kemampuan berhitung dasar dan pemecahan masalah sederhana. Pemahaman awal peserta didik akan bervariasi, ada yang sudah cukup kuat dalam konsep dasar aritmatika, ada pula yang masih memerlukan penguatan. Penting untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan ini di awal pembelajaran.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi eksponen meliputi jenis pengetahuan konseptual (definisi dan sifat-sifat), prosedural (penyelesaian soal menggunakan sifat eksponen dan bentuk akar), serta pengetahuan faktual (contoh-contoh eksponen dalam kehidupan sehari-hari). Relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik sangat tinggi, seperti dalam perhitungan bunga majemuk, pertumbuhan populasi, peluruhan radioaktif, hingga skala Richter gempa bumi. Tingkat kesulitan materi bervariasi, dimulai dari konsep dasar yang mudah dipahami hingga aplikasi pada fungsi eksponensial dan bentuk akar yang memerlukan penalaran lebih mendalam. Struktur materi tersusun secara hierarkis, dimulai dari definisi, sifat-sifat, kemudian penerapan pada fungsi dan bentuk akar. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada ketelitian, kerja sama, dan rasa ingin tahu.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis permasalahan, mengidentifikasi pola, dan menerapkan konsep eksponen untuk memecahkan masalah.
  • Kreativitas: Peserta didik mampu menyajikan ide-ide baru atau solusi inovatif dalam pemecahan masalah yang melibatkan eksponen dan bentuk akar.
  • Kolaborasi: Peserta didik dapat bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek dan diskusi.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu mengelola waktu dan sumber belajar secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu mengemukakan ide, gagasan, dan hasil kerja secara lisan maupun tulisan dengan jelas.
....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Matematika jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Matematika kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bukanlah sebuah kurikulum yang baru, namun merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada suasana dan proses belajar yang berkesadaran, bermakna dan menggembirakan. 

Pendidikan Pancasila

Dalam penerapannya, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) menekankan pada aplikasi delapan aspek profil lulusan yang meliputi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi. 


Tentunya, bagi teman- teman guru, ada sedikit perubahan,meskipun tidak signifikan dalam penyusunan salah satu perangkat ajar khususnya Modul Ajar dengan menyisipkan beberapa aspek profil lulusan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif, bermakna dan menyenangkan. 

Sebagai contoh, buat teman- teman yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Pancasila di jenjang SMA/ MA/ SMK, dapat melihat contoh penerapan aspek profil lulusan pada Modul Ajar Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). 

Berikut contohnya, 

PERENCANAAN PEMBELAJARAN 
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
BAB 1 PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

A. IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan
Nama Pendidik       :  
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Kelas / Fase /Semester X/E/Ganjil
Alokasi Waktu :  16 JP (8 kali pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026

PERTEMUAN 1 (2 JP: 90 MENIT)
Topik: Dinamika Perumusan Pancasila dalam Sidang BPUPK

KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
  • Pembukaan: Salam, doa, cek kehadiran.
  • Apersepsi: Mengulas singkat gagasan pendiri bangsa yang sudah dipelajari.
  • Pertanyaan Pemantik: "Bagaimana gagasan-gagasan hebat itu akhirnya bisa disepakati menjadi Pancasila yang kita kenal sekarang?" "Apa yang bisa kita pelajari dari cara para pendiri bangsa berdiskusi untuk mencapai mufakat?"
  • Motivasi (Meaningful Learning & Joyful Learning): Guru menyampaikan bahwa proses perumusan Pancasila adalah bukti semangat gotong royong dan toleransi yang luar biasa, sehingga patut kita teladani.
  • Penyampaian Tujuan Pembelajaran: Menguraikan proses dan dinamika sidang BPUPK serta mengidentifikasi nilai luhur di dalamnya.

KEGIATAN INTI (60 MENIT)
Simulasi/Video Dokumenter (Joyful Learning): Guru dapat memutar video dokumenter singkat tentang sidang BPUPK atau mengadakan simulasi singkat suasana sidang (Diferensiasi konten)

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Sebelum memulai pembelajaran, identifikasi kesiapan peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik telah mempelajari hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI di jenjang SMP (Kelas IX). Mereka memiliki pemahaman dasar tentang Pancasila sebagai dasar negara, namun mungkin belum mendalami gagasan pendiri bangsa atau dinamika perumusannya. Guru akan melakukan asesmen awal untuk menggali pemahaman mereka tentang Pancasila secara umum.
  • Minat: Peserta didik menunjukkan minat terhadap isu-isu kebangsaan, sejarah perjuangan bangsa, atau fenomena keberagaman di Indonesia. Beberapa mungkin tertarik pada diskusi tentang persatuan dan tantangan yang dihadapinya. Guru dapat memantik minat dengan kasus-kasus aktual yang berkaitan dengan persatuan bangsa.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai suku, agama, dan latar belakang sosial. Keberagaman ini menjadi kekayaan yang dapat dimanfaatkan dalam diskusi tentang Pancasila sebagai pemersatu. Mereka mungkin memiliki pengalaman langsung terkait keberagaman di lingkungan sekitar.

Kebutuhan Belajar:
  • Auditori: Kebutuhan belajar auditori akan dipenuhi dengan menyajikan rekaman pidato tokoh nasional, diskusi kelompok, dan presentasi lisan.
  • Visual: Kebutuhan belajar visual akan dipenuhi dengan menampilkan teks pidato, infografis sejarah perumusan Pancasila, foto/video dokumenter, dan peta konsep.
  • Kinestetik: Kebutuhan belajar kinestetik akan dipenuhi melalui kegiatan simulasi sidang BPUPK, bermain peran, membuat poster/proyek kolaboratif, atau kunjungan virtual ke museum sejarah.

C.  KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Peserta didik akan memahami gagasan pendiri bangsa tentang dasar negara, dinamika perumusan Pancasila (sidang BPUPK), kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, serta aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  • Prosedural: Peserta didik akan menguasai langkah-langkah menganalisis ide-ide rumusan dasar negara, mengidentifikasi relevansi nilai Pancasila, serta merancang dan mengimplementasikan perilaku sesuai Pancasila.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Peserta didik sebagai generasi penerus perlu memahami, menghayati, dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Hal ini penting dalam menghadapi tantangan polarisasi dan perpecahan di masyarakat.
  • Tingkat Kesulitan: Materi disajikan secara bertahap, dimulai dari pemahaman konsep historis perumusan Pancasila, kemudian mendalami kedudukan dan fungsi Pancasila, hingga pada tahapan aktualisasi nilai dalam konteks kehidupan nyata. Tingkat kesulitan dapat disesuaikan dengan contoh kasus atau sumber belajar yang digunakan.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara sistematis dari pengenalan (Gagasan Pendiri Bangsa), dilanjutkan dengan dinamika (Proses Perumusan Pancasila), kemudian pendalaman (Kedudukan Pancasila), dan diakhiri dengan implementasi (Aktualisasi Nilai Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam menghargai perbedaan agama, toleransi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
  • Kewargaan: Menumbuhkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bangga sebagai warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Menghargai keberagaman sebagai kekayaan bangsa.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis ide-ide tokoh, mengevaluasi dinamika perumusan Pancasila, dan merumuskan solusi atas permasalahan yang mengancam persatuan.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan topik, menganalisis kasus, dan merancang proyek aktualisasi Pancasila.
  • Kemandirian: Melakukan studi literatur secara mandiri dan merumuskan gagasan personal tentang aktualisasi Pancasila.
  • Komunikasi: Mengembangkan kemampuan menyampaikan gagasan, berargumen, dan mempresentasikan hasil diskusi secara efektif dan santun.

D.  DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Peserta didik mampu menghargai keberagaman keyakinan dan praktik keagamaan sebagai bentuk implementasi sila pertama Pancasila, serta menumbuhkan sikap toleransi dan menghormati sesama.
  • Kewargaan: Peserta didik mampu menunjukkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bangga sebagai warga negara Indonesia yang majemuk namun tetap bersatu di bawah payung Pancasila. Mereka juga aktif berpartisipasi dalam menjaga persatuan bangsa.
  • Bernalar Kritis: Peserta didik mampu menganalisis gagasan-gagasan pendiri bangsa tentang dasar negara, mengevaluasi dinamika perumusan Pancasila, serta merumuskan cara-cara aktualisasi Pancasila dalam konteks kekinian untuk menjaga persatuan.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan berbagai perspektif tentang Pancasila, menganalisis kasus-kasus terkait persatuan, dan merancang proyek bersama yang mengaktualisasikan nilai Pancasila.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu melakukan studi literatur secara mandiri tentang Pancasila dan dinamika perumusannya, serta mengembangkan pemikiran personal tentang pentingnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan dan argumen tentang Pancasila secara lisan maupun tulisan dengan jelas, logis, dan persuasif, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas.
....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Pendidikan Pancasila jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Pendidikan Pancasila kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Contoh dan Link Downloadnya

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Contoh dan Link Downloadnya

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) merupakan sebuah pendekatan yang menekankan pada proses dan suasana belajar dengan berkesadaran, bermakna dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa dan olah raga secara menyeluruh dan terpadu. 

Modul ajar Pembelajaran Mendalam Bahasa Indonesia SMA/ MA/ SMK


Salah satu latar belakang diterapkannya pembelajaran mendalam adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi para peserta didik di Indonesia yang masih rendah. 

Ada delapan aspek profil lulusan pada pembelajaran mendalam yang mencakup keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi. 

Teman- teman, Penyusunan Modul Ajar dengan pendekatan Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka diaplikasikan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, bermakna dan menyenangkan. 

Guru dalam menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam tidak hanya sekedar menyampaikan materi, namun juga melatih peserta didik untuk berpikir kritis, memahami konsep dalam konteks nyata dan menikmati proses belajar mereka. 

Nah, berikut ini contoh Modul Ajar dengan pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam)  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12. 

Pada dasarnya, penyusunan Modul Ajar dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam hampir sama dengan MOdul Ajar Kurikulum Merdeka. Hanya saja, pada Pendekatan Mendalam, ditambahkan Dimensi Lulusan. 

Sebagai contoh, berikut ini susunan dari Modul Ajar Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Bahasa Indonesia di jenjang SMA/ MA maupun SMK Bab pertama, 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
BAB 1 :  MENGUNGKAP FAKTA ALAM SECARA OBJEKTIF

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah : ....
Nama Penyusun : ....
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 18 JP (6 kali pertemuan @3JP)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Sebelum memulai pembelajaran, identifikasi kesiapan peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengetahuan Awal: Peserta didik telah mempelajari teks deskripsi di SMP, sehingga memiliki pemahaman dasar tentang cara mendeskripsikan suatu objek. Guru akan melakukan asesmen awal untuk menggali pengalaman belajar dan pemahaman peserta didik mengenai teks deskriptif.

Minat: Peserta didik menunjukkan minat dalam mengamati fenomena alam atau objek di lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat dari respons mereka terhadap pertanyaan pemantik seperti "Fenomena alam apa yang paling menarik bagi Anda saat ini?". Guru memberikan kebebasan memilih objek observasi yang diminati untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kegembiraan dalam belajar.

Latar Belakang: Peserta didik berasal dari latar belakang umum dan tidak memiliki kesulitan khusus dalam mencerna dan memahami materi ajar.

Kebutuhan Belajar:
  • Auditori: Kebutuhan belajar auditori akan dipenuhi dengan menyediakan teks LHO dalam bentuk audio/video dan guru memodelkan cara membaca nyaring yang baik.
  • Visual: Kebutuhan belajar visual akan dipenuhi dengan menyediakan teks LHO tertulis, menampilkan gambar/video relevan, serta penggunaan papan tulis/whiteboard, proyektor, dan layar.
  • Kinestetik: Kebutuhan belajar kinestetik akan dipenuhi melalui kegiatan observasi langsung di lingkungan sekitar sekolah atau objek lain yang relevan dan aman.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Peserta didik akan memahami pengertian, fungsi, dan struktur laporan hasil observasi (LHO), serta perbedaan antara fakta dan opini. Mereka juga akan memahami teks eksplanasi sebagai sumber pendukung LHO dan unsur kebahasaan LHO.
  • Prosedural: Peserta didik akan menguasai langkah-langkah menulis teks LHO secara sistematis dan objektif, serta proses pengalihwahanaan LHO ke dalam format kreatif. Mereka juga akan mempelajari teknik presentasi LHO multimodal yang efektif.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini relevan karena peserta didik diajak mengamati lingkungan sekitar sebagai bentuk rasa syukur atas ciptaan Tuhan dan untuk belajar merawat alam. Mereka akan belajar menyajikan fakta berdasarkan hasil observasi, yang merupakan keterampilan penting dalam berbagai aspek kehidupan untuk menyampaikan informasi secara logis dan etis.
  • Tingkat Kesulitan: Materi disajikan secara bertahap, dimulai dari pengenalan konsep dasar (fakta dan opini, struktur LHO) hingga ke tahapan penulisan dan presentasi yang lebih kompleks. Diferensiasi konten memungkinkan penyediaan teks LHO dan eksplanasi dengan tingkat kesulitan bervariasi.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara sistematis dari pengenalan (Pengertian, Fungsi, Struktur LHO, Fakta & Opini), dilanjutkan dengan pengayaan informasi (Teks Eksplanasi & Unsur Kebahasaan), kemudian implementasi (Penulisan LHO & Pengalihwahanaan), dan diakhiri dengan penyajian (Presentasi LHO Multimodal).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Dengan mengamati lingkungan sekitar dan membangun rasa syukur atas ciptaan Tuhan, serta mempelajari dan merawat alam.
  • Bernalar Kritis: Membandingkan informasi, merumuskan gagasan utama, mengevaluasi teks, dan menilai akurasi data.
  • Kreativitas: Mengalihwahanakan laporan hasil observasi ke dalam media yang menarik dan berkreasi seoptimal mungkin.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas, membagi peran, dan berkolaborasi.
  • Kemandirian: Melakukan tugas secara individual sebelum berpasangan dan berdiskusi.
  • Kepedulian: Menumbuhkan karakter kepedulian peserta didik terhadap alam sebagai implementasi akhlak kepada alam.

D. DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Terutama akhlak kepada alam, yaitu dengan mengamati lingkungan sekitar dan membangun rasa syukur atas ciptaan Tuhan, serta mempelajari dan merawat alam yang telah Tuhan ciptakan.
  • Bernalar Kritis: Peserta didik membandingkan informasi dari menyimak laporan hasil observasi, merumuskan gagasan utama, mengevaluasi teks laporan hasil observasi, dan menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi data.
  • Kreativitas: Peserta didik diajak mengalihwahanakan laporan hasil observasi ke dalam media yang menarik dan berkreasi seoptimal mungkin dalam format kreatif.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas, membagi peran, dan berkolaborasi dengan siapa pun.
  • Kemandirian: Peserta didik secara individual dapat melakukan tugas yang diberikan sebelum berpasangan dan berdiskusi.
  • Kesehatan: Bagaimana pola makan sehat dan bergizi berkontribusi pada fokus dan daya tahan saat melakukan observasi lapangan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Serta, kualitas tidur yang baik membantu menjaga kejernihan pikiran dan ketajaman indra dalam mengidentifikasi fakta-fakta alam secara objektif. Aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan kepekaan indra dan kemampuan observasi di luar ruangan.
  • Komunikasi: Tercermin dalam kemampuan peserta didik untuk mempresentasikan laporan hasil observasi secara logis, runtut, kritis, dan kreatif, serta menyesuaikan intonasi dan metode presentasi dengan perhatian pendengarnya.
....

Lebih lengkap untuk Modul Ajar dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Bahasa Indonesia jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman lihat melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Bahasa Indonesia kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Formulir Kontak