Ahzaa.Net
Worksheet Asesmen Sumatif IPAS Kelas 5 SD/ MI Melihat Karena Cahaya, Mendengar Karena Bunyi

Worksheet Asesmen Sumatif IPAS Kelas 5 SD/ MI Melihat Karena Cahaya, Mendengar Karena Bunyi

Melihat karena cahaya dan mendengar karena bunyi merupakan bab awal dari mapel IPAS kelas 5 SD/ MI di semester 1 (ganjil). Adapun pokok bahasan adalah membahas tentang cahaya, sifat- sifatnya, mata bagian- bagiannya dan bunyi, intensitas bunyi serta telinga dan bagian- bagiannya. 

worksheet IPAS melihat karena cahaya mendengar karena bunyi


Pembahasan tentang topik tersebut di atas sudah saya post pada tulisan yang lalu. Teman- teman dapat belajar materi sambil berlatih. Pembahasan tentang cahaya dapat dilihat melalui post berikut,


Atau baca juga pembahasan untuk bagian bunyi, 

Worksheet asesmen sumatif IPAS kelas 5 SD/ MI  merupakan latihan soal untuk menghadapi asesmen sumatif baik harian, tengah semester, maupun akhir semester khususnya untuk bab Melihat Karena Cahaya, Mendengar Karena Bunyi. 

Latihan terdiri atas 30 soal, 20 pilihan ganda, 5 soal isian dan 5 soal uraian lengkap dengan kunci jawabannya. Jika teman- teman ingin mengunduh soal, sudah saya sediakan tautannya di bawah. 

LATIHAN SOAL ASESMEN SUMATIF IPAS KELAS 5 SD/ MI BAB 1 MELIHAT KARENA CAHAYA, MENDENGAR KARENA BUNYI 

1. Ketika pagi hari, cahaya masuk ke dalam rumah melewati ventilasi sehingga menerangi ruangan yang gelap. Hal tersebut menunjukkan bahwa cahaya ....
A. dapat dipantulkan 
B. dapat dibiaskan 
C. dapat diuraikan 
D. dapat merambat lurus 

2. Kita dapat melihat suatu benda dengan jelas atau dapat membaca tulisan dengan baik di tempat yang terang. Hal ini disebabkan oleh ....
A. benda dapat mengeluarkan cahaya 
B. terpancarnya cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya
C. cahaya yang mengalami pembiasan 
D. cahaya yang diuraikan menjadi warna- warna indah

3. Saat kita mencelupkan pensil ke dalam gelas yang berisi air jernih, maka pensil tersebut akan terlihat bengkok atau patah. Hal tersebut membuktikan bahwa cahaya ....
A. dapat dibiaskan 
B. dapat diuraikan 
C. dapat dipantulkan 
D. dapat menembus benda bening

4. Perhatikan sifat bayangan berikut ini, 
(1) Bayangan tegak seperti benda asli 
(2) Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda 
(3) Bayangan sifatnya maya atau semu 
(4) Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin 
(5) Bayangan yang terlihat berlawanan dengan benda 
Jenis cermin yang  sesuai dengan sifat- sifat bayangan di atas adalah ....
A. datar 
B. cekung 
C. cembung 
D. bikonkaf 

5. Perhatikan contoh benda berikut ini, 
(1) Cermin rias 
(2) Lampu mobil 
(3) Spion mobil 
(4) Lampu senter 
Contoh penerapan cermin cekung dalam kehidupan sehari- hari ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1 dan 2 
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4

6. Di bawah ini yang merupakan fungsi dari alis mata adalah ....
A. membersihkan mata dari debu 
B. melindungi mata dari tetesan keringat dan air 
C. menjaga agar mata tetap lembab 
D. membasahi mata agar tidak kering 

7. Bagian mata yang merupakan celah masuknya cahaya ke mata bagian dalam adalah ....
A. sklera
B. iris 
C. pupil 
D. lensa mata 

8. Pupil mata dapat membesar dan mengecil dalam kondisi tertentu. Pupil mata akan membesar ketika ....
A. cahaya yang masuk ke mata sedikit 
B. cahaya yang masuk ke mata terlalu banyak 
C. cahaya yang masuk ke mata dalam keadaan normal 
D. tidak ada cahaya yang masuk ke mata

9. Pernyataan berikut yang tepat tentang gangguan mata rabun jauh adalah ....
A. rabun jauh merupakan ketidakmampuan melihat benda dalam jarak yang jauh
B. rabun jauh dibantu oleh kacamata berlensa cembung 
C. rabun jauh banyak diderita oleh seseorang di usia remaja 
D. semua jawaban benar

10. Mata silindris dapat disebabkan oleh kelainan pada bentuk kornea yang tidak normal. Kelainan tersebut dapat dibantu dengan kacamata berlensa ....
A. cembung 
B. cekung
C. bikonkaf
D. silinder 

11. Saat kita mengeluarkan bunyi di ruangan tertutup, terdapat bunyi pantul yang terdengar bersamaan dengan bunyi asli yang kita keluarkan. Hal ini tentu menyebabkan terganggunya bunyi asli sehingga terdengar tidak jelas. Peristiwa ini disebut sebagai ....
A. gema
B. gaung 
C. pantulan bunyi 
D. resonansi bunyi

12. Pada gedung- gedung pertunjukan, bioskop dan studio rekaman dipasang benda- benda seperti spon, karet atau busa. Hal tersebut berguna untuk ....
A. menghindari adanya gema 
B. menghindari terjadinya gaung atau kerdam 
C. menurunkan resonansi suara 
D. meningkatkan frekuensi bunyi 

13. Beberapa hewan seperti lumba- lumba dan kelelawar dapat mendengar bunyi dengan frekuensi tertentu. Hewan- hewan tersebut dapat mendengar bunyi dengan frekuensi ....
A. Kurang dari 20 Hz
B. Antara 20 sampai 20.000 Hz
C. Lebih dari 20 Hz
D. Lebih dari 20.000 Hz

14. Pencarian Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di selat Bali bulan Juni 2025 dilakukan dengan menggunakan alat sonar. Sistem kerja dari alat sonar adalah ….
A. menggunakan penyelam robot ke dasar laut untuk mencari objek kapal yang tenggelam
B. memancarkan gelombang suara frekuensi tinggi ke dasar laut dan memantulkannya kembali ketika sudah mengenai objek di dasar laut
C. memanfaatkan sistem artificial intelligence (AI) dalam mendeteksi kapal yang tenggelam 
D. menggunakan teknologi sistem termal untuk mendeteksi posisi tenggelamnya kapal

15. Intensitas suara merupakan seberapa keras sebuah bunyi itu terbentuk. Intensitas suara dapat diatur. Adapun cara mengatur seberapa kuat dan rendahnya intensitas suara adalah ....
A. mengatur gaya yang membuat benda bergetar 
B. mengganti bahan pembuat sumber suara 
C. menambah frekuensi bunyi 
D. mengatur nada bunyi agar tetap teratur

16. Hal yang akan terjadi ketika bunyi diperdengarkan  pada ruang hampa udara adalah ....
A. bunyi terdengar dengan jelas 
B. bunyi terdengar dengan lirih 
C. bunyi tidak terdengar sama sekali 
D. bunyi kadang terdengar kadang tidak terdengar 

17. Selain sebagai indera pendengaran, telinga berfungsi sebagai ....
A. indera perasa 
B. alat keseimbangan tubuh
C. pengatur suhu tubuh 
D. penerima rangsang

18. Selaput tipis dalam telinga yang bergetar ketika ada suara dan meneruskan suara ke tulang- tulang pendengaran adalah ....
A. tingkap jorong
B. gendang telinga 
C. tingkap bundar 
D. koklea 

19. Saluran eustachius pada telinga merupakan saluran yang menghubungkan antara telinga dengan ....
A. rongga hidung 
B. rongga mulut 
C. otak 
D. kerongkongan 

20. Ujung- ujung saraf pendengaran dan alat keseimbangan tubuh terdapat pada bagian telinga ....
A. tulang pendengaran 
B. tingkap jorong 
C. tingkap bundar 
D. koklea

Isian 
21. Sebuah prisma transparan yang disorot berkas cahaya akan memunculkan warna- warna pelangi. Hal ini menunjukkan bahwa sifat cahaya ....
22. Cermin cekung bersifat konvergen, artinya ....
23. Retina pada mata berfungsi untuk menangkap bayangan. Apabila bayangan jatuh tidak tepat di retina namun berada di depan retina, maka kondisi yang terjadi adalah ....
24. Tiga tulang pendengaran pada telinga berfungsi untuk ....
25. Frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah ....

21. dapat diuraikan 
22. mengumpulkan cahaya 
23. tidak dapat melihat objek benda yang jauh (rabun jauh)
24. menguatkan getaran 
25. 20 Hz sampai 20.000 Hz

Uraian 
26. Sebutkan sifat- sifat cahaya!
27. Bagaimanakah cara kerja mata dalam melihat objek?
28. Sebutkan gangguan- gangguan yang terjadi pada mata!
29. Sebutkan media perambatan bunyi!
30. Bagaimanakah proses terdengarnya bunyi ?

26. Sifat- sifat cahaya 
a. cahaya dapat dipantulkan 
b. cahaya dapat dibiaskan 
c. cahaya merambat lurus 
d. cahaya dapat diuraikan 

27. Cara kerja mata melihat objek 
Cahaya masuk ke mata menembus kornea dan diatur intensitasnya kemudian diteruskan melalui lensa mata dan dilanjutkan menuju retina. Bayangan benda yang ditangkap retina berbentuk terbalik dan disampaikan ke otak oleh saraf mata. Otak menerjemahkan pesan sehingga kita dapat melihat benda. 

28. Gangguan pada mata 
a. rabun jauh 
b. rabun dekat 
c. mata silindris 
d. rabun senja 

29. Media perambatan bunyi 
a. benda padat
b. udara 
c. benda cair 

30. Proses terdengarnya bunyi 
Bunyi merambat melalui udara ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan melalui lubang telinga ke bagian dalam. Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga dan diperkuat getarannya oleh tulang pendengaran  dan saluran setengah lingkaran. Getaran bunyi diteruskan ke rumah siput dan saraf pendengaran. Saraf pendengaraan meneruskan ke otak untuk diolah sehingga kita bisa mendengar. 


Buat teman- teman yang membutuhkan worksheet Asesmen Sumatif IPAS Kelas 5 SD/ MI Melihat Karena Cahaya, Mendengar Karena Bunyi di atas, dapat mengunduhnya melalui tautan berikut,
Semoga Bermanfaat 

Next Worksheet : 
Contoh Modul Ajar (MA) Deep Learning PJOK Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar (MA) Deep Learning PJOK Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) seringkali dipandang sebagai mata pelajaran yang berfokus pada aktivitas fisik saja. Sebenarnya, aspek kognitif dan afektif dalam pembelajaran PJOK juga dapat digali lebih dalam tanpa mengabaikannya. 

MA Deep Learning PJOK SMA


Pada pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dapat menyelaraskan aktivitas fisik dan pemahaman secara menyeluruh aspek kognitif dan  afektif. 

Penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam mapel PJOK di jenjang SMA dilakukan dengan menekankan kepada siswa bahwa mereka mengetahui makna aktivitas fisik yang dilakukan, bukan hanya sekedar melakukannya. Selain itu, siswa mampu menganalisis dampak olahraga terhadap kesehatan fisik dan mental serta bagaimana menerapkan kebiasaan hidup yang sehat di kehidupan sehari- hari. 

Oleh karena itu, sebagai guru PJOK, penyusunan modul ajar dapat menjadi langkah pertama dalam menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) pada setiap pokok bahasan di mapel PJOK.

Sebagai contoh, teman- teman dapat melihat sampel Modul Ajar PJOK dengan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) berikut ini, 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : PJOK
BAB 1 :  PERMAINAN BOLA BASKET

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah :
Nama Penyusun :
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, & Kesehatan (PJOK)
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu 9 Jam Pelajaran (JP) (3 Pertemuan)
Tahun Pelajaran 2024 / 2025

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya sudah memiliki pengalaman bermain berbagai jenis bola (sepak bola, voli, futsal) di lingkungan sekolah atau rumah. Beberapa mungkin sudah familiar dengan aturan dasar bola basket atau pernah mencoba teknik-teknik dasarnya melalui kegiatan non-formal. Tingkat kebugaran fisik dan koordinasi motorik akan bervariasi.
  • Minat: Minat peserta didik terhadap bola basket cenderung tinggi, mengingat popularitas olahraga ini di kalangan remaja melalui media massa dan kompetisi. Minat dapat ditingkatkan dengan mengaitkan pembelajaran dengan idola olahraga, strategi tim, atau tantangan personal.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai latar belakang, baik dalam pengalaman olahraga formal maupun non-formal. Ada yang aktif di klub olahraga, ada pula yang hanya bermain sesekali.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan demonstrasi gerakan yang jelas dari guru atau video tutorial profesional.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan instruksi, coaching verbal, dan feedback dari guru atau teman.
  • Kinestetik/Praktik: Membutuhkan banyak waktu untuk berlatih langsung, mencoba berbagai teknik, dan berpartisipasi dalam permainan.
  • Siswa Kesulitan: Membutuhkan koreksi teknik secara personal, latihan berulang dengan intensitas rendah, dan dukungan dari teman sebaya.
  • Siswa Cepat Belajar (Advanced): Membutuhkan tantangan berupa variasi teknik yang lebih kompleks, peran sebagai leader dalam drill, atau strategi permainan yang lebih mendalam.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Memahami prinsip-prinsip dasar permainan bola basket (tujuan, dimensi lapangan, jumlah pemain, aturan umum), serta konsep gerak dasar dan kombinasi keterampilan.
  • Prosedural (Keterampilan Gerak): Mampu melakukan teknik dasar bola basket (passing: chest pass, bounce pass, overhead pass; dribbling; shooting) dengan koordinasi dan mekanika gerak yang benar.
  • Aplikasi/Pemecahan Masalah: Mampu mengaplikasikan teknik dasar dalam situasi permainan sederhana, mengambil keputusan taktis, dan berkolaborasi dalam tim.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Bola basket adalah olahraga populer yang dapat menjadi sarana untuk menjaga kebugaran fisik, mengembangkan keterampilan sosial (kerjasama tim, kepemimpinan, sportivitas), dan mengisi waktu luang secara positif. Konsep strategi dan pengambilan keputusan dalam permainan juga dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi ini bervariasi. Penguasaan teknik dasar membutuhkan koordinasi, kekuatan, dan ketekunan dalam berlatih. Mengaplikasikan teknik dalam situasi permainan yang dinamis lebih sulit karena membutuhkan keputusan cepat dan kerjasama tim. Miskonsepsi dapat terjadi pada aturan permainan atau mekanisme gerak yang salah.

Struktur Materi:
  1. Pengenalan Permainan Bola Basket (sejarah singkat, peraturan dasar, ukuran lapangan).
  2. Teknik Dasar Bola Basket:
  • Passing (Chest Pass, Bounce Pass, Two-Handed Overhead Pass).
  • Dribbling (Dribbling Rendah, Dribbling Tinggi, Dribbling Zig-zag).
  • Shooting (Lay-up, Jump Shot – jika memungkinkan).
  • Kombinasi Gerak Dasar dalam Permainan Sederhana.

Nilai-nilai Karakter dalam Permainan Bola Basket.
  • Integrasi Nilai dan Karakter (Profil Pelajar Pancasila):
  • Kesehatan: Menjaga kebugaran fisik dan kesehatan tubuh melalui aktivitas olahraga.
  • Kolaborasi (Gotong Royong): Bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan (memasukkan bola ke ring lawan, mempertahankan area).
  • Penalaran Kritis: Menganalisis situasi permainan, mengambil keputusan taktis (kapan harus passing, dribbling, atau shooting), dan mengevaluasi performa diri/tim.
  • Kemandirian: Berlatih teknik secara mandiri, mengambil inisiatif dalam permainan.
  • Komunikasi: Komunikasi verbal dan non-verbal dalam tim saat bermain.
  • Sportivitas/Keimanan dan Ketakwaan (Penguatan Karakter): Mengamalkan nilai-nilai sportivitas (jujur, adil, menghargai lawan dan keputusan wasit), disiplin, dan tanggung jawab.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  1. Kesehatan: Siswa akan meningkatkan kebugaran jasmani dan pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik.
  2. Kolaborasi: Siswa akan secara aktif bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan permainan, belajar menghargai peran setiap anggota.
  3. Penalaran Kritis: Siswa akan mengembangkan kemampuan menganalisis situasi permainan, merencanakan strategi, dan mengambil keputusan cepat di lapangan.
  4. Kemandirian: Siswa akan berlatih dan mengembangkan keterampilan motorik secara personal, serta mengambil inisiatif dalam permainan.
  5. Komunikasi: Siswa akan berlatih komunikasi verbal dan non-verbal yang efektif dalam konteks permainan tim.
  6. Kewargaan: Mengamalkan nilai-nilai sportivitas, jujur, dan bertanggung jawab sebagai bagian dari komunitas.
....



Contoh lengkap Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel PJOK jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA, Contoh dan Link Downloadnya

Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA, Contoh dan Link Downloadnya

Pembelajaran Mendalam (deep learning) merupakan pendekatan yang pada kurikulum merdeka yang berfokus pada kompetensi dengan pembelajaran kontekstual dan berbasis projek berdasarkan profil pelajar Pancasila secara nyata. Dalam penerapannya, siswa akan didorong untuk dapat memahami materi secara menyeluruh, tidak hanya sekedar menghafal saja. 

Informatika SMA/MA

Konteks pembelajaran mendalam di mapel Informatika SMA tidak hanya berkutat tentang kecerdasan buatan (AI), namun juga berfokus pada pendekatan kepada siswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif terhadap konsep- konsep digital dan komputasional. 

Sebagai guru, merancang modul ajar berbasis pembelajaran mendalam (deep learning) dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa aspek yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis. Selain itu, modul ajar juga dapat menantang siswa dalam menggali makna, menghubungkan konsep serta menerapkan pengetahuan dalam situasi di kehidupan mereka sehari- hari. 

Untuk merancang modul ajar dengan basis pembelajaran mendalam (deep learning), dapat dilakukan langkah- langkah sebagai berikut : 

1. Menentukan tujuan pembelajaran yang bermakna
Pada tahapan ini, teman- teman dapat menggunakan acuan ATP dengan memfokuskan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam hal analisis, evaluasi dan kreasi. Tambahkan juga dimensi profil lulusan yang sesuai seperti bernalar kritis, kreatif, dan mandiri. 

2. Mengidentifikasi konteks dan permasalahan nyata 
Teman- teman guru dapat memilih isu atau tantangan yang sesuai dengan kehidupan siswa sehari- hari, misalnya penerapan teknologi tepat guna dalam memecahkan permasalahan sederhana di lingkungan mereka. 

3. Merancang aktifitas yang sifatnya menantang dan reflektif 
Guru dapat menggunakan pendekatan terkait hal ini, seperti project based learning atau problem based learning. Aktivitas yang dibuat dapat menantang siswa dalam mengeksplorasi diri melalui diskusi dan refleksi. 

4. Menyusun struktur modul ajar yang ditentukan 

5. Menggunakan sumber belajar yang sesuai dan interaktif 
Guru dapat menggunakan sumber belajar yang kaya dan interaktif seperti platform digital, simulasi, video dan sebagainya. 

Nah, sebagai gambaran modul ajar informatika untuk teman- teman guru, berikut ini contoh modul ajar informatika SMA yang dapat dijadikan tambahan referensi. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : INFORMATIKA
BAB 1 :  INFORMATIKA DAN KEMAMPUAN UMUM


A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah
Nama Penyusun
Mata Pelajaran : Informatika
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran (JP)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya sudah akrab dengan penggunaan gawai (ponsel, tablet, laptop) dan internet dalam kehidupan sehari-hari (media sosial, pencarian informasi, hiburan). Beberapa mungkin sudah memiliki pengalaman dasar dalam membuat presentasi digital atau menggunakan aplikasi kolaborasi sederhana. Mereka mungkin belum memiliki pemahaman mendalam tentang konsep dasar Informatika seperti berpikir komputasional atau pentingnya kerja tim dalam konteks proyek digital.
  • Minat: Minat peserta didik akan bervariasi. Sebagian besar mungkin tertarik pada aspek praktis penggunaan teknologi, namun perlu dibangkitkan minatnya terhadap prinsip-prinsip di baliknya dan pentingnya kemampuan umum. Minat dapat ditingkatkan dengan mengaitkan materi dengan tren teknologi (AI, IoT) dan profesi di bidang Informatika.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai latar belakang, baik dalam akses teknologi maupun tingkat literasi digital. Beberapa mungkin sudah terbiasa dengan lingkungan kolaboratif, sementara yang lain lebih individual.
Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan infografis, video, dan simulasi untuk memahami konsep-konsep abstrak seperti berpikir komputasional atau tahapan proyek.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan konsep, diskusi kelompok, dan sesi tanya jawab.
  • Kinestetik/Praktik: Membutuhkan kegiatan langsung berupa proyek kelompok, simulasi kerja, dan penggunaan aplikasi kolaborasi.
  • Siswa Kesulitan: Membutuhkan bimbingan lebih terarah dalam memahami setiap tahapan proyek atau penggunaan fitur aplikasi.
  • Siswa Cepat Belajar (Advanced): Membutuhkan tantangan tambahan berupa masalah yang lebih kompleks, peran kepemimpinan dalam kelompok, atau eksplorasi fitur-fitur lanjutan dari aplikasi yang digunakan.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Memahami definisi dan pentingnya kemampuan umum (generic skills) dalam Informatika, seperti berpikir komputasional (dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, algoritma), kolaborasi, komunikasi, dan perencanaan.
  • Prosedural: Mampu merencanakan kerja kelompok, mengorganisasikan tugas, dan mengimplementasikan alur kerja dalam proyek sederhana. Mampu menggunakan alat bantu digital untuk presentasi dan visualisasi data.
  • Aplikasi/Pemecahan Masalah: Menerapkan kemampuan umum untuk menyelesaikan permasalahan sederhana secara kolaboratif, serta mengkomunikasikan ide dan hasil kerja secara efektif.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena kemampuan umum ini adalah fondasi yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik akademik, sosial, maupun profesional di era digital. Siswa akan belajar bagaimana berkolaborasi dalam tugas sekolah, merencanakan kegiatan ekstrakurikuler, hingga mempersiapkan diri untuk dunia kerja yang membutuhkan keterampilan abad 21. Konsep berpikir komputasional juga relevan dalam memecahkan masalah sehari-hari.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi ini bervariasi. Konsep dasar kemampuan umum mungkin mudah dipahami secara teoritis, namun penerapannya dalam praktik (terutama kerja kelompok dan komunikasi efektif) membutuhkan latihan dan bimbingan. Konsep berpikir komputasional mungkin abstrak bagi sebagian siswa.
Struktur Materi:
  • Bekerja dalam Kelompok: Pentingnya kerja kelompok, perencanaan, pembagian peran.
  • Berpikir Komputasional: Dekomposisi, Pengenalan Pola, Abstraksi, Algoritma.
  • Komunikasi: Presentasi, visualisasi (infografis, poster, artefak komputasional).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Penalaran Kritis: Menganalisis masalah, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi efektivitas strategi kerja.
  • Kreativitas: Mendorong siswa untuk menciptakan presentasi dan visualisasi yang menarik dan efektif.
  • Kolaborasi: Membiasakan siswa untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan mencapai tujuan bersama.
  • Kemandirian: Mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab pribadi dalam tim dan mencari solusi secara mandiri.
  • Komunikasi: Melatih siswa untuk menyampaikan ide dan hasil kerja secara jelas, baik lisan maupun visual.
  • Tanggung Jawab: Mengajarkan pentingnya menyelesaikan tugas yang diberikan dalam kelompok.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Penalaran Kritis: Siswa akan menganalisis studi kasus terkait kerja kelompok dan komunikasi, serta mengevaluasi efektivitas solusi yang mereka kembangkan. Mereka juga akan menerapkan berpikir komputasional untuk memecahkan masalah.
  • Kreativitas: Siswa didorong untuk menghasilkan ide-ide baru dalam perencanaan proyek dan desain visualisasi hasil kerja (infografis, presentasi).
  • Kolaborasi: Ini adalah inti dari bab ini, siswa akan aktif bekerja sama dalam kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek.
  • Kemandirian: Setiap anggota kelompok diharapkan mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan bagian tugasnya secara mandiri, meskipun dalam konteks tim.
  • Komunikasi: Siswa akan berlatih mengkomunikasikan ide, proses, dan hasil kerja mereka secara lisan (presentasi) dan visual (infografis/artefak).
.....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Informatika jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Macam- Macam Perubahan Wujud Benda dan Faktor Pengaruhnya : Materi IPAS Kelas 4 SD/ MI Semester 1

Macam- Macam Perubahan Wujud Benda dan Faktor Pengaruhnya : Materi IPAS Kelas 4 SD/ MI Semester 1

Wujud zat atau materi akan mengalami perubahan wujud benda sesuai dengan keadaan yang memengaruhinya. Terdapat beberapa perubahan wujud zat seperti membeku, mencair, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal. 

membeku


Teman- teman, pembahasan materi IPAS kelas 4 SD/ MI  pada post kali ini adalah tentang perubahan wujud benda dan faktor pengaruhnya. Materi ini merupakan lanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang "materi" dan wujud materi di sekitar kita serta karakteristiknya. Kalian dapat mempelajarinya melalui postingan yang lalu. 


Oya, kembali lagi ke topik bahasan yaa tentang macam- macam perubahan wujud benda dan faktor pengaruhnya. Lebih jelasnya, berikut ringkasan materinya 


Perubahan Wujud Benda dan Faktor Pengaruhnya 
1. Wujud zat atau materi seperti benda padat, cair dan gas akan mengalami perubahan wujud sesuai dengan kondisi yang memengaruhinya. 

2. Perubahan dari wujud benda dipengaruhi oleh kalor yaitu energi panas yang diterima dan diteruskan dari satu benda ke benda yang lain. 

3. Kalor sifatnya berubah- ubah dan berpindah dari benda yang memiliki suhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. 

4. Ada beberapa perubahan wujud benda yaitu  mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal.

perubahan wujud zat


5. Mencair 
a. Mencair merupakan perubahan wujud benda dari padat menjadi cair 
b. Mencairnya suatu benda disebabkan oleh . 
c. Benda yang mencair disebabkan oleh benda tersebut menerima kalor sehingga terjadi peningkatan suhu pada benda
d. Contoh peristiwa benda mencair adalah melelehnya cokelat, mencairnya es batu, mencairnya agar- agar, melelehnya es krim, lilin, dll. 

6. Membeku 
a. Membeku merupakan perubahan wujud dari benda cair menjadi benda gas.
b. Membeku disebabkan benda melepaskan kalor atau panas sehingga terjadi penurunan suhu dan terjadi pendinginan
c. Contoh peristiwa benda membeku adalah air yang membeku ketika dimasukkan ke dalam freezer, proses pembuatan agar- agar, margarin cair yang didinginkan. 

7. Menguap 
a. Menguap merupakan proses perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. 
b. Benda cair yang mengalami proses penguapan menyerap kalor sehingga mengubah air menjadi uap air (gas). 
c. Contoh peristiwa benda menguap adalah proses pembuatan garam, pengeringan baju di terik matahari, dll.

8. Mengembun
a. Mengembun merupakan proses perubahan wujud dari uap air (gas) menjadi zat cair.
b. Benda gas dalam proses pengembunan melepaskan kalor atau panas sehingga berubah menjadi cair. 
c. Contoh peristiwa pengembunan adalah embun di pagi hari, kabut di dataran tinggi, adanya butiran air di gelas yang berisi air dingin.

9. Menyublim 
a. Menyublim merupakan proses perubahan wujud benda padat menjadi gas. 
b. Pada proses penyubliman, energi panas diperlukan untuk mengubah dari zat padat menjadi gas. 
c. Contoh peristiwa menyublim adalah kapur barus yang habis ketika diletakkan di tempat terbuka, uap air yang tampak dari es batu yang diletakkan di tempat terbuka. 

10. Mengkristal 
a. Mengkristal merupakan proses perubahan zat dari gas menjadi padat 
b. Mengkristal disebabkan uap air yang melepaskan kalor 
c. Contoh pristiwa mengkristal adalah terjadinya salju, jelaga di cerobong asap, bunga- bunga es di dalam freezer, embun beku di pagi hari. 


Yuk lanjut ke latihan soal yaa...

Soal Macam- Macam Perubahan Wujud Benda dan Faktor Pengaruhnya

1. Pernyataan yang tepat tentang kalor adalah ....
A. kalor merupakan energi panas yang diserap oleh suatu benda 
B. kalor merupakan energi panas yang dikeluarkan oleh suatu benda 
C. kalor merupakan energi panas yang diterima dan diteruskan dari benda yang satu ke benda yang lain 
D. kalor merupakan energi panas yang diciptakan oleh suatu benda 


2. Berikut ini yang merupakan sifat dari kalor yang dimiliki oleh benda adalah ....
A. kalor pada setiap benda bersifat tetap 
B. kalor yang dimiliki benda selalu berubah- ubah, naik atau turun 
C. kalor pada setiap benda selalu bergerak naik 
D. kalor pada setiap benda selalu bergerak turun 


3. Perpindahan yang tepat kalor berdasarkan suhu benda adalah ....
A. kalor berpindah dari suhu rendah ke tinggi 
B. kalor berpindah dari suhu tinggi ke rendah 
C. kalor berpindah dari suhu yang stabil ke suhu yang tidak stabil 
D. kalor berpindah secara tidak menentu, dari suhu tinggi ke rendah atau dari rendah ke tinggi 


4. Pada proses pembuatan lilin, bahan bakar padat dipanaskan hingga berubah menjadi cairan. Cairan tersebut kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan didinginkan hingga menjadi padat. Proses pendinginan cairan hingga menjadi padat pada pembuatan lilin tersebut dikenal sebagai proses ....
A. mencair 
B. membeku 
C. menyublim 
D. mengembun


5. Air ketika dimasukkan ke dalam freezer akan berubah beku menjadi es batu. Dalam proses tersebut air yang dimasukkan ....
A. melepas kalor 
B. menyerap kalor 
C. meningkatkan kalor 
D. menarik kalor 


6. Hal yang terjadi apabila es batu diletakkan di tempat terbuka selama beberapa saat adalah ....
A. tidak akan terjadi apa- apa
B. es batu akan meleleh atau mencair 
C. es batu akan mengalami penguapan 
D. es batu akan menjadi titik- titik air 


7. Es krim akan meleleh ketika diletakkan di ruangan terbuka. Hal ini disebabkan oleh ....
A. es krim melepaskan kalor 
B. es krim menurunkan kalor
C. es krim menerima kalor 
D. es krim mengurangi kalor 


8. Saat merebus air, terdapat gelembung- gelembung yang keluar sebagai gas dari air yang direbus. Peristiwa ini menunjukkan adanya proses ....
A. pengembunan 
B. penguapan 
C. penyubliman 
D. pencairan 


9. Baju basah yang dijemur di terik matahari akan menjadi kering setelah beberapa waktu. Hal ini membuktikan bahwa zat cair yang terkandung di dalam baju tersebut ....
A. menyerap kalor 
B. melepaskan kalor 
C. menurunkan kalor 
D. mengurangi kalor 


10. Di bawah ini yang merupakan contoh penerapan prinsip penguapan dalam kehidupan sehari- hari adalah ....
A. perebusan air
B. pembuatan es batu
C. pembuatan garam 
D. pembuatan lilin 


11. Ketika meletakkan es batu di dalam gelas yang berisi air, terlihat adanya titik- titik air pada permukaan gelas tersebut. Hal ini menunjukkan adanya peristiwa ....
A. pengembunan 
B. penguapan 
C. penyubliman 
D. pencairan 


12. Proses pengembunan terjadi karena zat yang merupakan benda gas ....
A. menyerap kalor 
B. melepaskan kalor 
C. menurunkan kalor 
D. mengurangi kalor 


13. Berikut ini yang termasuk contoh peristiwa pengembunan adalah ....
A. embun yang menempel di daun dan rumput di pagi hari 
B. kabut di dataran tinggi 
C. butir- butir air di permukaan gelas yang berisi air dingin atau es 
D. semua jawaban benar 


14. Pernyataan yang tepat terkait proses penyubliman adalah ....
A. pada proses penyubliman zat padat memerlukan kalor untuk berubah menjadi gas 
B. pada proses penyubliman zat padat melepaskan kalor untuk berubah menjadi gas 
C. pada proses penyubliman zat padat menurunkan kalor untuk berubah menjadi gas 
D. pada proses penyubliman zat padat mengurangi kalor untuk berubah menjadi gas 


15. Berikut ini yang merupakan contoh peristiwa menyublim adalah ....
A. kamper yang berubah ukuran menjadi kecil ketika diletakkan di ruang terbuka 
B. terbentuknya salju di musim dingin 
C. embun beku di dataran tinggi dieng 
D. jelaga di cerobong asap 


16. Terbentuknya salju di musim dingin menunjukkan bahwa uap air di atmosfer ....
A. menyerap kalor 
B. melepaskan kalor 
C. menurunkan kalor 
D. mengurangi kalor 


17. Di bawah ini yang merupakan contoh peristiwa mengkristal adalah ....
A. terbentuknya salju 
B. embun yang beku di pagi hari di dedaunan 
C. terbentuknya jelaga pada cerobong asap 
D. semua jawaban benar 


Demikian pembahasan tentang Macam- Macam Perubahan Wujud Benda dan Faktor Pengaruhnya sebagai salah satu materi pada mapel IPAS kelas 4 SD/ MI semester 1 (ganjil). Kami masih akan menyajikan pokok bahasan materi lainnya di posting - posting mendatang. Tetap di AhzaaNet yaa belajarnya...

Semoga Bermanfaat 

Salam.
Menyebutkan Wujud Materi di Sekitar Kita dan Karakteristiknya : Materi IPAS Kelas 4 SD/ MI Semester 1 dalam Bab Wujud Zat dan Perubahannya

Menyebutkan Wujud Materi di Sekitar Kita dan Karakteristiknya : Materi IPAS Kelas 4 SD/ MI Semester 1 dalam Bab Wujud Zat dan Perubahannya

Materi merupakan sesuatu yang memiliki massa dan menempati suatu ruang. Dalam hal ini, materi memiliki wujud atau bentuk seperti padat, cair dan gas. 

Wujud Materi dan Karakteristiknya


Teman- teman, pada pembahasan kali ini, kita akan belajar lebih lanjut tentang wujud- wujud materi dan karakteristiknya. Pokok bahasan ini merupakan lanjutan dari penjelasan sebelumnya tentang materi dan ciri- cirinya. 


Pembahasan lengkap tentang apa saja wujud materi dan karakteristiknya, dapat dipelajari pada ringkasan materi berikut ini, 

Wujud Materi 
1. Wujud Padat 
a. Materi yang berwujud benda padat memiliki ciri- ciri sebagai berikut : 
(1) susunan partikel rapat 
(2) bentuk dan volume tetap 
(3) tidak bergerak 
(4) bentuk tetap, tidak mengikuti tempatnya
(5) dapat berubah bentuk dengan perlakuan tertentu seperti dipukul, dipanaskan, pelapukan, dan perkaratan. 
c. Contoh benda padat : kayu, batu, kelereng, dan lain- lain.

 2. Wujud Cair 
a. Materi yang berwujud cair memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
(1) partikel penyusunnya agak renggang 
(2) bentuk tidak tetap dan berubah- ubah sesuai dengan wadahnya 
(3) volume cenderung tetap 
(4) menempati ruang 
(5) permukaan tenang dan selalu datar 
b. Contoh materi yang berwujud cair : minyak, air, oli, susu, santan, sirup, dan sebagainya 

3. Wujud Gas
a. Materi yang berwujud gas memiliki ciri- ciri diantaranya :
(1) susunan partikel saling berjauhan 
(2) bergerak bebas 
(3) bentuknya tidak tetap dan berubah- ubah menyesuaikan dengan wadahnya 
(4) volume berubah- ubah 
(5) sifat menekan ke segala arah 
b. Contoh materi berwujud gas : udara

Yuk lanjutkan belajarnya ke latihan soal yaa....

Latihan soal Menyebutkan wujud materi dan karakteristiknya

1. Benda padat memiliki permukaaan benda yang sangat keras. Hal ini disebabkan oleh ....
A. partikelnya renggang 
B. partikelnya rapat 
C. partikelnya terpisah 
D. partikelnya tidak teratur 


2.  Dalam suatu percobaan, kita menyiapkan satu kelereng dan dua wadah. Pada langkah pertama, kita akan meletakkan kelereng tersebut dalam wadah pertama lalu memindahkannya ke dalam wadah kedua. Hal yang mungkin akan terjadi adalah ....
A. terjadi perubahan bentuk terhadap kelereng tersebut
B. volume kelereng akan berubah 
C. tidak akan terjadi perubahan terhadap kelereng baik bentuk dan volumenya 
D. terjadi perubahan bentuk pada kelereng namun volume tetap 


3. Batang besi yang termasuk benda padat ternyata akan meleleh jika dipanaskan dalam suhu tertentu. Hal ini menunjukkan sifat benda padat ....
A. tidak bergerak 
B. berubah bentuk dengan perlakuan tertentu 
C. bentuk dan volume tetap 
D. partikel rapat 


4. Air termasuk dalam jenis benda cair. Ketika dimasukkan ke dalam suatu wadah, maka yang terjadi adalah ....
A. memiliki bentuk yang tetap 
B. bentuk air sesuai dengan wadahnya 
C. permukaannya tidak akan tenang 
D. volume berubah- ubah 


5. Bentuk benda cair tidak memiliki bentuk yang tetap. Hal ini disebabkan oleh ....
A. partikelnya yang rapat 
B. partikel yang sangat rapat 
C. partikelnya yang berjauhan 
D. susunan partikel yang berikatan tetap 


6. Pada saat kita memasukkan udara ke dalam balon dengan meniupnya, semakin kita tiup balon tersebut dengan kuat, maka yang terjadi adalah ....
A. balon semakin menyusut 
B. balon semakin mengembang dan meletus
C. tidak akan ada perubahan terhadap balon 
D. balon akan mengembang namun kemudian akan menyusut 


7. Saat kita menusukkan jarum ke balon yang sudah terisi angin, maka akan membuat balon tersebut meletus dan udara di dalamnya menempati ruang yang lebih luas. Hal ini terjadi karena udara dalam balon tersebut ....
A. memiliki sifat menekan ke segala arah 
B. memiliki partikel yang berjauhan 
C. memiliki volume yang berubah- ubah 
D. bentuknya tidak tetap 


8. Pernyataan yang tepat tentang benda gas adalah ....
A. benda gas memiliki susunan partikel yang berjauhan 
B. benda gas bergerak bebas
C. benda gas memiliki bentuk yang berubah- ubah sesuai dengan wadahnya 
D. semua jawaban benar 


Demikian pembahasan tentang wujud materi dan karakteristiknya, sebagai salah satu pokok bahasan IPAS kelas 4 SD/ MI semester 1 (ganjil). Semoga memudahkan dalam belajar dan menghadapi asesmen sumatif harian, tengah semester dan akhir semester. 

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Butuh Modul Ajar Deep Learning Matematika SMA Yuk Merapat, Ini Contoh dan Link Unduhnya

Butuh Modul Ajar Deep Learning Matematika SMA Yuk Merapat, Ini Contoh dan Link Unduhnya

Pendekatan Pembelajaran (deep learning) merupakan pendekatan yang mulai diterapkan di tahun ajaran baru 2025/ 2026 ini. Pendekatan ini hanya menambahkan beberapa aspek profil lulusan diantaranya keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi.

Modul Ajar Deep Learning Matematika SMA


Dalam pelajaran matematika, pendekatan ini menjembatani siswa untuk belajar melalui masalah yang kontekstual seperti dalam hal bahasan konsep geometri, logika dan estimasi serta bagaimana menyelesaikan penghitungan luas suatu lahan. 

Selain itu, pendekatan ini dapat mendorong siswa untuk menjelaskan bagaimana metode penyelesaian yang efektif dapat diterapkan misalnya dalam pokok bahasan persamaan. 

Pendekatan ini juga memberikan ruang untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, misalnya pemanfaatan aplikasi pembelajaran seperti Geogebra untuk eksplorasi visual.   

Sebagai hasil akhir, siswa juga memiliki kemampuan dalam menulis misalnya menulis jurnal tentang bagaimana mereka memahami suatu konsep yang membantu mereka dalam menyadari proses berpikir dan memperkuat pemahaman. 

Sebagai guru, teman- teman dapat merancang pembelajaran melalui Modul Ajar yang dikembangkan dari CP dan ATP. Dengan menambahkan beberapa aspek profil lulusan Pembelajaran Mendalam (deep learning) dalam Modul Ajar, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. 

Nah, berikut ini contoh Modul Ajar Matematika untuk jenjang SMA dengan memakai pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Kita ambil contoh untuk bab pertama tentang eksponen. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
BAB 1 : EKSPONEN

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah :
Nama Penyusun :
Mata Pelajaran : Matematika
Fase / Kelas /Semester: E / X / Ganjil
Topik :
A. Definisi Eksponen
B. Sifat-Sifat Eksponen
C. Fungsi Eksponensial
D. Bentuk Akar

Alokasi Waktu 12 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit (4 pertemuan)
Tahun Pelajaran 2025 / 2026

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik pada umumnya telah memiliki pengetahuan dasar tentang bilangan bulat, operasi hitung bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), serta konsep perkalian berulang dari jenjang SMP. Beberapa mungkin sudah familiar dengan istilah "pangkat" atau "eksponen" secara informal. Keterampilan yang telah dimiliki meliputi kemampuan berhitung dasar dan pemecahan masalah sederhana. Pemahaman awal peserta didik akan bervariasi, ada yang sudah cukup kuat dalam konsep dasar aritmatika, ada pula yang masih memerlukan penguatan. Penting untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan ini di awal pembelajaran.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi eksponen meliputi jenis pengetahuan konseptual (definisi dan sifat-sifat), prosedural (penyelesaian soal menggunakan sifat eksponen dan bentuk akar), serta pengetahuan faktual (contoh-contoh eksponen dalam kehidupan sehari-hari). Relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik sangat tinggi, seperti dalam perhitungan bunga majemuk, pertumbuhan populasi, peluruhan radioaktif, hingga skala Richter gempa bumi. Tingkat kesulitan materi bervariasi, dimulai dari konsep dasar yang mudah dipahami hingga aplikasi pada fungsi eksponensial dan bentuk akar yang memerlukan penalaran lebih mendalam. Struktur materi tersusun secara hierarkis, dimulai dari definisi, sifat-sifat, kemudian penerapan pada fungsi dan bentuk akar. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada ketelitian, kerja sama, dan rasa ingin tahu.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis permasalahan, mengidentifikasi pola, dan menerapkan konsep eksponen untuk memecahkan masalah.
  • Kreativitas: Peserta didik mampu menyajikan ide-ide baru atau solusi inovatif dalam pemecahan masalah yang melibatkan eksponen dan bentuk akar.
  • Kolaborasi: Peserta didik dapat bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek dan diskusi.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu mengelola waktu dan sumber belajar secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu mengemukakan ide, gagasan, dan hasil kerja secara lisan maupun tulisan dengan jelas.
....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Matematika jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Matematika kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Apa itu Materi dan Bagaimana Ciri- Cirinya? Berikut Penjelasannya : Materi IPAS Kelas 4 SD/MI Semester 1 (Ganjil)

Apa itu Materi dan Bagaimana Ciri- Cirinya? Berikut Penjelasannya : Materi IPAS Kelas 4 SD/MI Semester 1 (Ganjil)

Materi merupakan benda yang seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari- hari. Bila dihitung, ada puluhan, ratusan bahkan ribuan benda yang termasuk dalam jenis materi. Sebenarnya, apa itu materi? Dan bagaimana ciri- cirinya? berikut pembahasan lengkapnya. 

Materi dan Ciri- Cirinya


Topik bahasan tentang materi merupakan salah satu hal yang dipelajari pada mapel IPAS kelas 5 SD/ MI Semester 1 (ganjil). Melalui pembahasan berikut, teman- teman dapat belajar sekaligus berlatih soal tentang "materi". 

Berikut penjelasan lengkapnya, 

Apa itu Materi dan Bagaimana Ciri- Cirinya?
1. Materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang

2. Materi memiliki massa, artinya materi mempunyai berat 

3. Materi menempati ruang, artinya materi memiliki volume

4. Materi mencakup semua benda baik benda padat, benda cair maupun benda gas. 

5. Contoh materi adalah batu, pasir, tanah, kertas, plastik, udara, air, dan sebagainya.

6. Ciri- Ciri Materi 
a. Materi memiliki massa 
(1) materi memiliki massa yaitu ukuran jumlah partikel yang terkandung dalam suatu benda atau zat.
(2) contoh bahwa materi memiliki massa adalah ketika kita mengangkat meja kayu maka akan terasa berat, karena meja memiliki massa 
(3) semua benda yang memiliki massa disebut materi
(4) massa dari tiap materi berbeda satu dengan lainnya karena jumlah materi penyusun benda juga berbeda. 

b. Materi memiliki volume
(1) materi memiliki volume yang merupakan ukuran dari banyaknya jumlah zat. 
(2) volume suatu benda dinyatakan dalam satuan tertentu seperti liter atau galon
(3) volume dikur menggunakan alat ukur tertentu misalnya gelas ukur
(4) volume digunakan untuk mengukur banyaknya benda cair seperti air, kecap, oli, minyak, dan sebagainya.

7. Massa dan volume memiliki hubungan
a. benda disebut materi apabila menempati ruang dan memiliki volume tertentu 
b. volume cairan yang semakin besar maka jumlah zat akan semakin banyak dan massanya juga akan semakin besar pula. 
c. materi pasti memiliki massa dan volume 


Yuk, ke latihan soal yaa...

1. Syarat suatu benda disebut materi adalah ....
A. benda tersebut merupakan benda cair 
B. benda tersebut merupakan benda padat 
C. benda tersebut memiliki bentuk 
D. benda tersebut memiliki massa dan menempati ruang


2. Pernyataan yang tepat tentang massa benda adalah ....
A. massa benda merupakan ukuran jumlah partikel yang terkandung dalam suatu benda 
B. massa benda merupakan ukuran banyaknya jumlah zat 
C. massa benda merupakan ukuran panjang dan lebar suatu benda 
D. massa benda merupakan ukuran benda dilihat dari panjang, lebar dan tinggi benda 


3. Fira mencoba mengangkat dua buah batu yang berbeda ukurannya. Batu yang pertama dengan ukuran kecil terasa ringan dan dapat diangkat dengan mudah sementara batu kedua yang ukurannya lebih besar tidak dapat diangkat dengan mudah karena berat. Hal ini menunjukkan bahwa ....
A. batu pertama memiliki jumlah zat yang lebih banyak daripada batu kedua 
B. batu pertama memiliki jumlah zat yang lebih sedikit daripada batu kedua 
C. batu pertama memiliki jumlah zat yang sama dengan batu kedua 
D. batu pertama dan batu kedua sama- sama tidak memiliki jumlah zat di dalamnya


4. Massa tiap materi berbeda. Hal tersebut berkaitan dengan ....
A. ukuran benda 
B. bahan penyusun benda 
C. jumlah materi penyusun benda 
D. warna benda 


5. Suatu benda dinyatakan sebagai materi apabila menempati ruang, artinya bahwa setiap materi memiliki ....
A. ukuran 
B. volume 
C. satuan 
D. ukuran dan volume 


6. Definisi yang tepat tentang volume adalah ....
A. ukuran banyaknya jumlah zat 
B. satuan dari benda cair 
C. ukuran bentuk benda 
D. ukuran jumlah partikel yang terkandung dalam suatu benda 


7. Berikut ini yang merupakan satuan dari volume adalah ....
A. meter 
B. liter 
C. sentimeter
D. kilogram 


8. Untuk menghitung banyaknya zat padat maka digunakan ....
A. volume 
B. massa 
C. panjang 
D. luas


9. Untuk menghitung banyaknya zat cair maka digunakan ....
A. volume 
B. massa 
C. panjang 
D. luas


10. Perhatikan benda- benda berikut ini, 
(1) batu 
(2) susu 
(3) air 
(4) kayu 
(5) oli 
(6) santan 

Benda yang pengukurannya dihitung dengan volume ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1 - 2 - 3
B. 1 - 3 - 4
C. 2 - 3 - 5 
D. 2 - 4 - 6 


11. Pernyataan yang tepat tentang hubungan antara massa dan volume adalah ....
A. volume dan massa tidak saling berkaitan 
B. volume dan massa saling berkaitan 
C. volume dan massa saling berhubungan dengan  kondisi tertentu 
D. volume dan massa tidak selalu berkaitan 


12. Semakin besar volume suatu cairan, maka jumlah zatnya ....
A. tidak menentu 
B. semakin sedikit
C. semakin banyak 
D. tidak tetap 


13. Seorang penjual balon meniup balon- balonnya hingga mengembang. Hal ini menunjukkan bahwa ....
A. materi tidak memiliki volume 
B. materi memiliki volume 
C. materi memiliki bentuk
D. materi tidak memiliki massa 


Demikian pembahasan tentang materi dan ciri- cirinya, pokok bahasan IPAS kelas 4 SD/ MI semester 1 (ganjil). Semoga memudahkan dalam belajar dan menghadapi asesmen sumatif harian, tengah semester dan akhir semester. 

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10, 11, dan 12 SMA/ MA/ SMK, Berikut Link Unduhnya

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bukanlah sebuah kurikulum yang baru, namun merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada suasana dan proses belajar yang berkesadaran, bermakna dan menggembirakan. 

Pendidikan Pancasila

Dalam penerapannya, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) menekankan pada aplikasi delapan aspek profil lulusan yang meliputi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan dan Komunikasi. 


Tentunya, bagi teman- teman guru, ada sedikit perubahan,meskipun tidak signifikan dalam penyusunan salah satu perangkat ajar khususnya Modul Ajar dengan menyisipkan beberapa aspek profil lulusan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif, bermakna dan menyenangkan. 

Sebagai contoh, buat teman- teman yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Pancasila di jenjang SMA/ MA/ SMK, dapat melihat contoh penerapan aspek profil lulusan pada Modul Ajar Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). 

Berikut contohnya, 

PERENCANAAN PEMBELAJARAN 
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
BAB 1 PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

A. IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan
Nama Pendidik       :  
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Kelas / Fase /Semester X/E/Ganjil
Alokasi Waktu :  16 JP (8 kali pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026

PERTEMUAN 1 (2 JP: 90 MENIT)
Topik: Dinamika Perumusan Pancasila dalam Sidang BPUPK

KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
  • Pembukaan: Salam, doa, cek kehadiran.
  • Apersepsi: Mengulas singkat gagasan pendiri bangsa yang sudah dipelajari.
  • Pertanyaan Pemantik: "Bagaimana gagasan-gagasan hebat itu akhirnya bisa disepakati menjadi Pancasila yang kita kenal sekarang?" "Apa yang bisa kita pelajari dari cara para pendiri bangsa berdiskusi untuk mencapai mufakat?"
  • Motivasi (Meaningful Learning & Joyful Learning): Guru menyampaikan bahwa proses perumusan Pancasila adalah bukti semangat gotong royong dan toleransi yang luar biasa, sehingga patut kita teladani.
  • Penyampaian Tujuan Pembelajaran: Menguraikan proses dan dinamika sidang BPUPK serta mengidentifikasi nilai luhur di dalamnya.

KEGIATAN INTI (60 MENIT)
Simulasi/Video Dokumenter (Joyful Learning): Guru dapat memutar video dokumenter singkat tentang sidang BPUPK atau mengadakan simulasi singkat suasana sidang (Diferensiasi konten)

B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Sebelum memulai pembelajaran, identifikasi kesiapan peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik telah mempelajari hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI di jenjang SMP (Kelas IX). Mereka memiliki pemahaman dasar tentang Pancasila sebagai dasar negara, namun mungkin belum mendalami gagasan pendiri bangsa atau dinamika perumusannya. Guru akan melakukan asesmen awal untuk menggali pemahaman mereka tentang Pancasila secara umum.
  • Minat: Peserta didik menunjukkan minat terhadap isu-isu kebangsaan, sejarah perjuangan bangsa, atau fenomena keberagaman di Indonesia. Beberapa mungkin tertarik pada diskusi tentang persatuan dan tantangan yang dihadapinya. Guru dapat memantik minat dengan kasus-kasus aktual yang berkaitan dengan persatuan bangsa.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai suku, agama, dan latar belakang sosial. Keberagaman ini menjadi kekayaan yang dapat dimanfaatkan dalam diskusi tentang Pancasila sebagai pemersatu. Mereka mungkin memiliki pengalaman langsung terkait keberagaman di lingkungan sekitar.

Kebutuhan Belajar:
  • Auditori: Kebutuhan belajar auditori akan dipenuhi dengan menyajikan rekaman pidato tokoh nasional, diskusi kelompok, dan presentasi lisan.
  • Visual: Kebutuhan belajar visual akan dipenuhi dengan menampilkan teks pidato, infografis sejarah perumusan Pancasila, foto/video dokumenter, dan peta konsep.
  • Kinestetik: Kebutuhan belajar kinestetik akan dipenuhi melalui kegiatan simulasi sidang BPUPK, bermain peran, membuat poster/proyek kolaboratif, atau kunjungan virtual ke museum sejarah.

C.  KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
  • Konseptual: Peserta didik akan memahami gagasan pendiri bangsa tentang dasar negara, dinamika perumusan Pancasila (sidang BPUPK), kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, serta aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  • Prosedural: Peserta didik akan menguasai langkah-langkah menganalisis ide-ide rumusan dasar negara, mengidentifikasi relevansi nilai Pancasila, serta merancang dan mengimplementasikan perilaku sesuai Pancasila.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Peserta didik sebagai generasi penerus perlu memahami, menghayati, dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Hal ini penting dalam menghadapi tantangan polarisasi dan perpecahan di masyarakat.
  • Tingkat Kesulitan: Materi disajikan secara bertahap, dimulai dari pemahaman konsep historis perumusan Pancasila, kemudian mendalami kedudukan dan fungsi Pancasila, hingga pada tahapan aktualisasi nilai dalam konteks kehidupan nyata. Tingkat kesulitan dapat disesuaikan dengan contoh kasus atau sumber belajar yang digunakan.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara sistematis dari pengenalan (Gagasan Pendiri Bangsa), dilanjutkan dengan dinamika (Proses Perumusan Pancasila), kemudian pendalaman (Kedudukan Pancasila), dan diakhiri dengan implementasi (Aktualisasi Nilai Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa).

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam menghargai perbedaan agama, toleransi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
  • Kewargaan: Menumbuhkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bangga sebagai warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Menghargai keberagaman sebagai kekayaan bangsa.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis ide-ide tokoh, mengevaluasi dinamika perumusan Pancasila, dan merumuskan solusi atas permasalahan yang mengancam persatuan.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan topik, menganalisis kasus, dan merancang proyek aktualisasi Pancasila.
  • Kemandirian: Melakukan studi literatur secara mandiri dan merumuskan gagasan personal tentang aktualisasi Pancasila.
  • Komunikasi: Mengembangkan kemampuan menyampaikan gagasan, berargumen, dan mempresentasikan hasil diskusi secara efektif dan santun.

D.  DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Peserta didik mampu menghargai keberagaman keyakinan dan praktik keagamaan sebagai bentuk implementasi sila pertama Pancasila, serta menumbuhkan sikap toleransi dan menghormati sesama.
  • Kewargaan: Peserta didik mampu menunjukkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bangga sebagai warga negara Indonesia yang majemuk namun tetap bersatu di bawah payung Pancasila. Mereka juga aktif berpartisipasi dalam menjaga persatuan bangsa.
  • Bernalar Kritis: Peserta didik mampu menganalisis gagasan-gagasan pendiri bangsa tentang dasar negara, mengevaluasi dinamika perumusan Pancasila, serta merumuskan cara-cara aktualisasi Pancasila dalam konteks kekinian untuk menjaga persatuan.
  • Kolaborasi/Bergotong Royong: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan berbagai perspektif tentang Pancasila, menganalisis kasus-kasus terkait persatuan, dan merancang proyek bersama yang mengaktualisasikan nilai Pancasila.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu melakukan studi literatur secara mandiri tentang Pancasila dan dinamika perumusannya, serta mengembangkan pemikiran personal tentang pentingnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan dan argumen tentang Pancasila secara lisan maupun tulisan dengan jelas, logis, dan persuasif, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas.
....



Selengkapnya, Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Pendidikan Pancasila jenjang SMA/ MA/ SMK kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 

Oya, bila teman- teman guru membutuhkan kelengkapan ajar lain untuk mapel Pendidikan Pancasila kelas 10, 11 dan 12  yang terdiri atas CP, ATP, Program Semester, Program Tahunan, KKTP, dan dokumen lainnya, jangan sungkan untuk hubungi kami melalui halaman kontak. 

Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Formulir Kontak