Ahzaa.Net
Modul Ajar (MA) Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Biologi SMA, Contoh dapat Dilihat dan Diunduh Disini!

Modul Ajar (MA) Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Biologi SMA, Contoh dapat Dilihat dan Diunduh Disini!

Pembelajaran mendalam (deep learning) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep secara komprehensif, kemampuan berpikir kritis, analisis, dan penerapan ilmu dalam kehidupan nyata. Dalam Biologi, deep learning membantu siswa tidak sekadar menghafal istilah dan konsep, tetapi mengaitkan pengetahuan biologi dengan fenomena alam, lingkungan, kesehatan, dan teknologi.

Biologi

Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) pada mapel biologi SMA dipandang penting karena melalui pendekatan ini, siswa dapat mengaitkan teori dengan kehidupan nyata, mengembangkan keterampilan ilmiah, mengasah critical thinking, dan mendorong inovasi teknologi. 

Beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) biologi SMA diantaranya :
  • Inquiry Based Learning → siswa diajak merumuskan pertanyaan, melakukan eksperimen, lalu menemukan jawaban.
  • Problem Based Learning (PBL) → belajar melalui studi kasus, misalnya pencemaran lingkungan.
  • Project Based Learning (PjBL) → membuat proyek nyata, misalnya budidaya tanaman hidroponik.
  • Contextual Learning → menghubungkan konsep biologi dengan fenomena sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, teman- teman guru yang mengampu mapel biologi perlu menyusun modul ajar yang sesuai dengan penerapan pembelajaran mendalam. Sebagai contoh, saya tampilkan Modul Ajar (MA) Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Biologi SMA kelas 10 bab I yang memuat beberapa aspek termasuk profil lulusan. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (BIOLOGI)
BAB 1 :  PENGANTAR BIOLOGI

A. IDENTITAS MODUL
  • Nama Sekolah
  • Nama Penyusun
  • Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
  • Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
  • Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (2 x 45 menit per pertemuan)
  • Tahun Pelajaran : 2025 / 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya memiliki pemahaman dasar tentang makhluk hidup, ciri-cirinya, dan beberapa konsep sederhana seperti fotosintesis, rantai makanan, atau bagian tubuh manusia/hewan dari pelajaran IPA di SMP. Mereka mungkin sudah mengenal beberapa cabang ilmu biologi secara umum (misalnya, botani, zoologi).
  • Minat: Minat peserta didik bisa bervariasi. Beberapa mungkin sangat tertarik pada alam, hewan peliharaan, tumbuhan, atau bahkan tubuh manusia. Ada juga yang lebih menyukai eksperimen, observasi, atau belajar melalui visualisasi (video, gambar 3D). Beberapa mungkin merasa biologi hanya hafalan istilah dan kurang menarik.
  • Latar Belakang: Peserta didik memiliki latar belakang yang beragam, mempengaruhi pengalaman mereka dengan makhluk hidup. Peserta didik yang tinggal di daerah pedesaan mungkin lebih akrab dengan keanekaragaman hayati lokal, sementara yang di perkotaan mungkin lebih akrab dengan teknologi atau isu kesehatan.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan ilustrasi sel, diagram organisasi kehidupan, video mikroskopis, atau virtual tour ekosistem.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan yang detail, diskusi tentang isu-isu biologi, atau podcast sains.
  • Kinestetik: Membutuhkan praktikum sederhana (misalnya, mengamati preparat), field trip mini di lingkungan sekolah, atau membuat model.
  • Diferensiasi: Beberapa peserta didik mungkin memerlukan bantuan lebih dalam memahami terminologi ilmiah yang kompleks, sementara yang lain membutuhkan proyek yang lebih menantang untuk mengeksplorasi isu biologi kontemporer.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
  • Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (pengertian biologi, objek kajian, tingkatan organisasi kehidupan, cabang-cabang biologi, metode ilmiah), pengetahuan faktual (contoh fenomena biologis, nama-nama cabang biologi), dan pengetahuan prosedural (langkah-langkah metode ilmiah, cara melakukan observasi sederhana).
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Materi Pengantar Biologi sangat relevan karena biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan segala aspeknya, mulai dari tingkat molekuler hingga ekosistem global. Pemahaman biologi penting untuk kesehatan pribadi, pengelolaan lingkungan, inovasi teknologi (bioteknologi), pemahaman tentang pangan, dan apresiasi terhadap keanekaragaman hayati.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi cenderung mudah hingga moderat. Konsep dasar cukup mudah diterima, namun mengenali tingkatan organisasi kehidupan secara berurutan dan memahami langkah-langkah metode ilmiah memerlukan pemikiran yang terstruktur dan latihan.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara hierarkis, dimulai dari pengertian Biologi, kemudian objek kajian, tingkatan organisasi kehidupan, dilanjutkan dengan cabang-cabang Biologi dan diakhiri dengan metode ilmiah. Ini memberikan fondasi yang komprehensif untuk pembelajaran Biologi selanjutnya.

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Menyadari kebesaran Tuhan melalui kompleksitas dan keteraturan makhluk hidup dan alam semesta.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis fenomena biologis secara logis, menyusun hipotesis, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti.
  • Kreatif: Mengembangkan ide-ide untuk pemecahan masalah biologis atau menyajikan data dengan cara inovatif.
  • Gotong Royong/Kolaborasi: Bekerja sama dalam praktikum atau proyek penelitian.
  • Kemandirian: Bertanggung jawab dalam proses penyelidikan ilmiah.
  • Komunikasi: Mengemukakan hasil observasi atau eksperimen dengan jelas.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
  • Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME: Peserta didik mampu mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan pada tingkat seluler sebagai dasar kehidupan.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis hubungan antara struktur dan fungsi organel sel, serta memecahkan masalah sederhana terkait gangguan pada sel.
  • Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan pengamatan, diskusi, dan menyusun proyek.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu mencari informasi dan memahami konsep sel secara mandiri, serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Lebih lengkap modul ajar mapel Biologi kelas 10 SMA bab pertama di atas, dapat teman- teman lihat pada paket modul ajar pembelajaran mendalam (deep learning) Biologi SMA berikut ini. 

pada paket tersebut juga sudah dilampirkan juga modul ajar lengkap deep learning Biologi SMA kelas 10, 11 dan 12 semua bab. Silahkan unduh dokumennya di bawah,

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Contoh Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Sosiologi SMA, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Sosiologi SMA, Berikut Link Unduhnya

Pendekatan pembelajaran mendalam merupakan suatu pendekatan yang diterapkan dalam kurikulum merdeka yang menekankan pada pemahaman konsep secara bermakna, analitis, kritis dan aplikatif. Murid dalam hal ini tidak hanya sekedar menghapal, namun dapat mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata, mengenalisis fenomena sosial secara kritis, membuat keputusan berbasis pertimbangan data, dan kemudian menghasilkan karya atau solusi permasalahan untuk masalah- masalah di kehidupannya sehari- hari. 

Ragam Permasalahan Sosial Terkait Pengelompokan Sosial

Pada mapel sosiologi SMA, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dapat membantu murid dalam memahami realitas sosial di masyarakat dan mampu menerapkan solusi atas permasalahan sosial yang ada. 

Pendekatan deep learning dipandang penting dalam pembelajaran sosiologi di SMA, pasalnya, melalui deep learning, pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan kesadaran sosial dalam memahami isu sosial seperti ketimpangan sosial, konflik, dan perubahan sosial. Selain itu, pendekatan ini juga dapat mengasah keterampilan abad ke-21, mendorong empati dan kepedulian sosial serta membentuk sikap untuk mencari solusi atas permasalahan sosial di sekitarnya. 

Strategi penerapan pembelajaran mendalam (deep elarning) dalam mapel sosiologi dapat diterapkan melalui beberapa metode, diantaranya : 
  1. Problem Based Learning (PBL), siswa belajar melalui studi kasus permasalahan sosial.
  2. Project Based Learning (PjBL), siswa membuat proyek sosial, misalnya kampanye kesadaran anti-bullying.
  3. Collaborative Learning, diskusi kelompok mengenai fenomena sosial aktual.
  4. Inquiry Learning, siswa mengumpulkan data dari lingkungan, mewawancarai masyarakat, lalu menganalisisnya dengan teori sosiologi.

Nah, buat teman- teman yang ingin menerapkan pembelajaran mendalam dalam mapel sosiologi, dapat menyusun modul ajar terlebih dahulu dengan mengaplikasikan CP dan ATP dalam rancangan yang dibuat. 

Sebagai contoh, berikut ini, saya berikan rancangan modul ajar sosiologi untuk kelas 10 SMA, Bab pertama, pengantar sosiologi sejarah kelahiran dan perkembangan sosiologi. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPS (SOSIOLOGI)
BAB 1 PENGANTAR SOSIOLOGI SEJARAH KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI.

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah
Nama Penyusun : 
Mata Pelajaran : IPS (Sosiologi)
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu  : 4 Pertemuan (4 x 45 menit per pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2025/ 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya memiliki pemahaman umum tentang interaksi sosial dan fenomena sosial sederhana dari pengalaman sehari-hari mereka (misalnya, perbedaan perilaku di rumah dan di sekolah, pengaruh teman sebaya, masalah kenakalan remaja). Namun, mereka mungkin belum mengenal Sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu atau tokoh-tokoh pentingnya.
  • Minat: Minat peserta didik bervariasi. Beberapa mungkin tertarik pada isu-isu sosial aktual (misalnya, media sosial, bullying, kesenjangan sosial, dinamika kelompok), sementara yang lain lebih tertarik pada fenomena budaya. Ada juga yang lebih menyukai diskusi, debat, atau analisis kasus.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang beragam, yang akan memengaruhi cara mereka memahami fenomena sosial. Pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan kelompok yang berbeda dapat menjadi modal awal.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan media pembelajaran berupa infografis, video dokumenter singkat tentang perubahan sosial, visualisasi konsep-konsep sosiologi.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan yang jelas, diskusi kelompok, pemutaran rekaman wawancara (jika ada).
  • Kinestetik: Membutuhkan kegiatan simulasi interaksi sosial, role-playing, atau proyek observasi sederhana.
  • Diferensiasi: Beberapa peserta didik mungkin membutuhkan bimbingan lebih intensif dalam memahami pemikiran tokoh sosiologi klasik yang abstrak, sementara yang lain membutuhkan tantangan untuk menghubungkan teori dengan masalah sosial kompleks.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
  • Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (pengertian sosiologi, objek kajian, ciri, fungsi, peran sosiolog, akar sejarah sosiologi), pengetahuan faktual (peristiwa Revolusi Industri dan Revolusi Prancis sebagai pemicu kelahiran sosiologi, nama tokoh-tokoh penting dan pemikirannya), dan pengetahuan prosedural (cara berpikir sosiologis, mengidentifikasi gejala sosial).
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Materi ini sangat relevan karena sosiologi membantu peserta didik memahami diri mereka sebagai bagian dari masyarakat, menganalisis berbagai fenomena sosial di sekitar mereka (mulai dari keluarga, sekolah, hingga isu global), serta mengembangkan empati dan toleransi terhadap perbedaan sosial. Memahami sejarah sosiologi juga membantu mereka menghargai mengapa ilmu ini penting untuk menganalisis masyarakat.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi cukup moderat. Konsep dasar cenderung mudah dipahami jika dikaitkan dengan contoh konkret. Namun, pemahaman tentang latar belakang sejarah kelahiran sosiologi (Revolusi Industri dan Revolusi Prancis) serta pemikiran tokoh-tokoh klasik memerlukan analisis historis dan filosofis yang lebih dalam.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara kronologis dan logis, dimulai dari pengertian dan karakteristik dasar sosiologi, kemudian menelusuri latar belakang historis kelahirannya, mengenalkan tokoh-tokoh perintis dan pemikirannya, serta diakhiri dengan peran dan fungsi sosiologi dalam kehidupan.

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Menyadari kompleksitas ciptaan Tuhan dalam bentuk masyarakat dan pentingnya berinteraksi secara harmonis.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis fenomena sosial secara objektif, tidak mudah percaya pada pandangan umum tanpa bukti, dan membuat kesimpulan yang rasional.
  • Kreatif: Mengembangkan ide-ide solusi untuk masalah sosial atau menyajikan analisis sosial dalam bentuk yang menarik.
  • Gotong Royong/Kolaborasi: Bekerja sama dalam kelompok untuk menelaah isu sosial atau merumuskan gagasan.
  • Kemandirian: Bertanggung jawab atas pemahaman mereka tentang masyarakat dan mampu berpikir mandiri.
  • Kewargaan: Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta berkontribusi positif dalam masyarakat.
  • Komunikasi: Mengemukakan pandangan dan hasil analisis sosial dengan jelas dan santun.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
  • Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi lulusan pembelajaran yang akan dicapai adalah:
  • Kewargaan: Peserta didik memiliki kesadaran akan peran dan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat serta mampu memahami berbagai dinamika sosial.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi gejala-gejala sosial di sekitarnya dengan menggunakan perspektif sosiologi.
  • Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mengamati, menganalisis, dan mempresentasikan fenomena sosial.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan ide dan hasil analisis tentang fenomena sosial secara jelas dan efektif, baik lisan maupun tulisan.
  • Kemandirian: Peserta didik mampu mencari informasi mandiri tentang isu-isu sosial dan mengembangkan pemahaman pribadi tentang sosiologi.

....

Lebih lengkap modul ajar untuk bab di atas, dapat teman- teman lihat pada paket modul ajar pembelajaran mendalam (deep learning) Sosiologi SMA berikut ini. Oya, pada paket tersebut juga terdapat modul ajar lengkap deep learning Sosiologi SMA kelas 10, 11 dan 12 semua bab. Silahkan unduh dokumennya di bawah, 


Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Gaya dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengaruh, Faktor Penentu, dan Manfaat dan Kerugiannya:  Materi IPAS Kelas 4 SD/ MI Semester 1 Gaya di Sekitar Kita

Gaya dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengaruh, Faktor Penentu, dan Manfaat dan Kerugiannya: Materi IPAS Kelas 4 SD/ MI Semester 1 Gaya di Sekitar Kita

Gaya dapat didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan untuk menggerakkan suatu benda atau menghentikannya. Dalam hal ini, gaya dapat berbentuk sebagai dorongan ataupun tarikan benda- benda yang ada di sekitar kita. 

gaya gesek


Teman- teman kelas 4 SD/MI, pada hari ini kita akan belajar tentang gaya dalam kehidupan sehari - hari, berdasarkan pengaruh, faktor penentu, manfaat dan kerugiannya. Materi ini merupakan bagian dari materi IPAS di semester ganjil. Jadi, kalian dapat sekaligus belajar untuk menghadapi asesmen sumatif harian, tengah semester, maupun akhir semester. 

Selengkapnya tentang gaya, dapat teman- teman pelajari pada ringkasan materi tentang gaya berikut ini, 

Gaya dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Gaya adalah tarikan atau dorongan terhadap suatu benda sehingga menyebabkan adanya perubahan dalam gerakan maupun bentuk benda tersebut. 

2. Gaya berupa dorongan dan tarikan
a. contoh gaya berupa dorongan : mendorong pintu gerbang, mendorong mobil, menutup pintu lemari, menekan bel pintu, dll. 

b. contoh gaya berupa tarikan : menarik tali, mengangkat ember, membuka pintu lemari, membuka pintu mobil dari luar, dll. 

3. Pengaruh gaya terhadap benda 
a. gaya membuat benda yang bergerak menjadi diam, contohnya, mobil yang melaju kencang akan semakin lambat dan berhenti ketika di rem, bola yang menggelinding akan berhenti ketika ditangkap. 
b. gaya membuat benda yang diam menjadi bergerak, contohnya, bola yang diam kemudian akan bergerak menggelinding ketika ditendang, mobil yang mogok akan bergerak ketika di dorong. 
c. gaya dapat mengubah bentuk benda, contohnya, kaleng yang diremas akan berubah menjadi penyok, tanah liat akan berubah bentuk ketika ditekan.
d. gaya mengubah arah benda, contohnya, bola akan berubah arah ketika ditendang, sepeda motor akan berubah arah ketika dibelokkan. 

4. Bentuk gaya pada benda 
a. gaya otot, yaitu gaya yang dihasilkan oleh otot manusia atau hewan, contohnya, aktivitas sehari- hari seperti mendorong, mengangkat beban, menendang bola, mendorong meja, mengangkat galon air, dll. 

b. gaya gesek, yaitu gaya yang terjadi akibat dua benda saling bergesekan atau bersentuhan, contohnya, saat meja di dorong, akan terjadi gaya gesek lantai dengan meja, gesekan alas sepatu dengan lantai, gesekan ban dengan jalan, gesekan kampas rem dengan cakram sepeda motor, dll. 

5. Faktor yang memengaruhi gaya gesek
a. berat benda
(1) Benda yang berat memiliki gaya gesek yang lebih besar daripada benda yang ringan. 
(2) Benda yang ringan, gaya geseknya lebih kecil. 

b. luas permukaan benda 
(1) semakin luas penampang suatu benda maka  gaya geseknya semakin besar.
(2) semakin sempit penampang suatu benda maka  gaya geseknya semakin kecil.

c. tekstur permukaan benda 
(1) benda yang kasar tekstur permukaannya memiliki gaya gesek yang besar.
(2) benda yang halus atau licin permukaannya, gaya geseknya semakin kecil. 

6. Memperkecil dan memperbesar gaya gesek 
a. Memperkecil gaya gesek 
(1) menghaluskan permukaan benda, seperti mengaspal jalan agar memperkecil gesekan antara ban dengan jalan sehingga kendaraan mudah melaju. 
(2) memberi pelumas pada mesin atau rantai sepeda agar tidak cepat aus dan rusak.
(3) memperkecil luas permukaan, seperti pada desain moncong kereta cepat yang memperkecil gesekan udara dengan badan kereta sehingga dapat meluncur dengan cepat. 
(4) memberikan roda pada bidang sentuh, seperti memberikan roda pada kaki rak buku, yang membuatnya lebih mudah untuk digeser. 

b. Memperbesar gaya gesek
(1) membuat alur dan corak pada permukaan benda, tampak pada sol sepatu dan alur ban sepeda, sepeda motor atau mobil sehingga dapat mencengkeram dengan kuat dan tidak licin ketika digunakan di permukaan yang basah dan licin. 
(2) melapisi permukaan benda dengan karet, tampak pada pemasangan karet pada sol sepatu dan bantalan kaki lemari.
(3) memperluas permukaan benda, seperti pada parasut yang  dibuat lebih lebar untuk memperlambat gerak ketika terjun payung dilakukan.

7. Manfaat dan Kerugian Gaya Gesek 
a. Manfaat gaya gesek 
(1) pembuatan alur ban sepeda dan motif pada sol sepatu untuk memperbesar gaya gesek sehingga tidak tergelincir di permukaan yang licin 
(2) rem sepeda yang memungkinkan sepeda yang melaju kencang akan berhenti ketika direm.

b. Kerugian gaya gesek 
(1) menghambat gerakan benda, terjadi saat menggeser benda seperti lemari 
(2) menyebabkan ausnya mesin karena adanya gesekan 
(3) mengikis permukaan benda, seperti habisnya permukaan ban akibat gesekan dengan aspal.


Demikian pembahasan tentang gaya dalam kehidupan sehari- hari. Semoga penjelasannya bermanfaat buat teman- teman semuanya. 

Salam. 


Memanfaatkan Gaya Magnet dalam Aktivitas Sehari- Hari, Apa itu Magnet, Jenis dan Sifatnya? Materi IPAS Kelas 5 SD/MI Semester 1 (Ganjil)

Memanfaatkan Gaya Magnet dalam Aktivitas Sehari- Hari, Apa itu Magnet, Jenis dan Sifatnya? Materi IPAS Kelas 5 SD/MI Semester 1 (Ganjil)

Magnet merupakan suatu benda yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Hampir semua peralatan elektronik, memanfaatkan magnet di dalamnya. Magnet menyimpan suatu gaya yang disebut sebagai gaya magnet. Gaya magnet tersebut dapat menghasilkan listrik yang kuat seperti pada pembangkit tenaga listrik. 

Gaya Magnet



Selengkapnya tentang magnet, akan kita bahas melalui ringkasan berikut ini, 

Magnet 
1. Magnet adalah suatu materi yang dapat menarik benda- benda tertentu seperti besi, baja dan sebagainya. 

2. Magnet memiliki suatu gaya yang disebut gaya magnet. 

3. Gaya magnet merupakan gaya tarik terhadap benda tertentu. Gaya magnet memiliki kekuatan yang berbeda- beda di setiap sisi dari magnet. Gaya magnet yang terkuat ada di bagian kutub magnet. 

4. Daerah yang ada di sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut medan magnet

5. Jenis- jenis magnet 
a. Berdasarkan asal pembentuknya 
(1) magnet alam, yaitu magnet yang terbentuk secara alami. Magnet alam dapat berupa batuan maupun benda lain. Magnet alam jarang ditemukan dan jumlahnya terbatas. 
(2) magnet buatan, yaitu magnet yang dibuat melalui proses tertentu oleh manusia. Magnet buatan dibuat dari benda - benda yang memiliki sifat yang kuat terhadap magnet seperti besi dan baja. 

b. Berdasarkan sifat kemagnetan
(1) magnet permanen, yaitu magnet yang memiliki sifat kemagnetan yang tetap atau tahan lama. magnet permanen dibuat dari benda- benda yang berbahan kuat terhadap magnet dan dapat menyimpan sifat magnetnya dalam waktu yang lama. Baja merupakan benda yang dapat dijadikan magnet permanen. 
(2) magnet sementara, yaitu magnet yang memiliki sifat kemagnetan yang sementara atau tidak bertahan lama. Magnet sementara terbuat dari bahan seperti besi. 

c. Berdasarkan bentuknya
(1) magnet batang, yaitu magnet yang berbentuk batang atau balok. Magnet batang memiliki kutub magnet di bagian ujungnya. 
(2) magnet jarum, yaitu magnet yang penampakannya seperti jarum dengan kedua ujungnya runcing, dengan bentuk yang panjang dan tipis. Magnet jarum diterapkan pada penunjuk arah kompas.
(3) magnet U, yaitu magnet yang bentuknya menyerupai huruf "U". Kedua ujung magnet "U" memiliki kutub yang berbeda yaitu utara dan selatan. 
(4) magnet ladam (tapal kuda), yaitu magnet yang bentuknya menyerupai tapal kuda, dengan bentuk melengkung. 
(5) magnet silinder, yaitu magnet dengan bentuk silinder penampangnya, panjang dan lurus. 
(6) magnet cakram, yaitu magnet yang berbentuk kepingan memanjang seperti uang logam. Kutub pada magnet cakram terletak pada kedua sisi permukaannya. 
(7) magnet cincin, yaitu magnet yang berbentuk melingkar dan tengahnya mirip dengan cincin. Seperti halnya magnet cakram, kutub magnet terletak pada kedua sisi permukaannya. 

6. Sifat Magnet 
a. Magnet dapat menarik benda- benda tertentu
(1) Benda yang dapat ditarik magnet disebut benda magnetis, contohnya, besi, baja, nikel dan kobalt
(2) Benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut benda nonmagnetis, contohnya, plastik, kayu, kertas, dll. 

b. Ketika dua magnet didekatkan, kutub senama akan tolak menolak sedangkan kutub tidak senama akan tarik menarik.  

7. Cara Membuat Magnet 
a. Membuat magnet dengan menggosok, cara pembuatan magnet dengan menggosok adalah dengan cara menggosokkan magnet pada batang besi dengan satu arah yang sama dan berulang- ulang. Sifat kemagnetan dari besi yang digosok oleh magnet hanya sementara dan mudah hilang. 

b. Induksi, yaitu cara pembuatan magnet dengan cara mendekatkan atau menempelkan benda- benda dari logam seperti besi atau baja pada magnet. Benda- benda yang ditempel oleh magnet akan dapat menarik benda magnetis lainnya, namun ketika magnet dilepas, maka sifat kemagnetannya akan hilang. 

c. Elektromagnetis atau aliran listrik, yaitu pembuatan magnet dengan menggunakan aliran listrik. Metode pembuatannya dilakukan dengan cara melilitkan kawat pada benda yang akan dibuat magnet. Meskipun sifat kemagnetannya sementara, namun sifat kemagnetannya dapat diatur dan disimpan. Kekuatan elektromagnetik juga dapat diperbesar dengan cara menambah jumlah batere dan lilitan kabel pada kumparan.

8. Manfaat Magnet 
a. Penunjuk arah, yaitu pada kompas yang memanfaatkan magnet jarum dimana selalu menunjuk arah utara dan selatan.
b. pembangkit tenaga listrik, yaitu memanfaatkan gaya magnet untuk menghasilkan listrik seperti pada generator listrik pada bendungan. Pada skala yang kecil, magnet diterapkan pada dinamo sepeda yang dapat menghasilkan listrik sehingga dapat menyalakan lampu sepeda. 
c. kereta cepat, yaitu pada kereta maglev yang memanfaatkan gaya magnet untuk menggerakkan kereta secara melayang di atas relnya. 
d. menarik benda lain, yaitu pada katrol besi untuk memindahkan berbagai jenis bahan seperti besi. 
e. penutup benda, yaitu benda- benda seperti penutup kulkas, tas, dompet yang memanfaatkan magnet. 

Yuk, lanjut ke latihan soal yaa...


1. Pernyataan yang tepat tentang magnet adalah ....
A. magnet merupakan benda yang dapat menarik semua benda di sekitarnya 
B. magnet merupakan benda yang dapat menarik benda- benda non magnetis 
C. magnet merupakan benda yang dapat menarik benda magnetis di sekitarnya 
D. magnet merupakan benda yang dapat menarik benda dalam jarak yang jauh 


2. Berikut ini yang merupakan sifat dari magnet alam adalah ....
A. magnet alam banyak ditemukan di alam bebas 
B. magnet alam memiliki sifat magnet melalui proses pembuatan oleh manusia 
C. magnet alam sukar ditemukan dan sifatnya terbatas 
D. magnet alam berupa biji besi dan baja 


3. Magnet buatan dibuat oleh manusia dengan memanfaatkan benda- benda yang sifatnya ....
A. feromagnetik 
B. diamagnetik 
C. paramagnetik 
D. neomagnetik 


4. Berikut ini yang termasuk sifat dari benda feromagnetik adalah ....
A. memiliki daya tarik yang kuat 
B. dapat menjadi magnet 
C. dapat mempertahankan sifat magnet 
D. semua jawaban benar 


5. Perhatikan benda- benda berikut ini, 
(1) besi
(2) logam 
(3) aluminium 
(4) kobalt 
(5) tembaga 

Benda yang termasuk ke dalam golongan benda feromagnetik ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1 - 2 - 3
B. 1 - 2 - 4
C. 2 - 3 - 4 
D. 3 - 4 - 5


6. Benda yang dapat ditarik oleh magnet namun sifatnya lemah adalah ....
A. feromagnetik 
B. diamagnetik 
C. paramagnetik 
D. neomagnetik 


7. Contoh benda yang termasuk paramagnetik adalah ....
A. tembaga 
B. aluminium 
C. platina 
D. semua jawaban benar 


8. Berikut ini yang termasuk sifat dari benda diamagnetik adalah ....
A. diterik kuat oleh magnet 
B. ditarik lemah oleh magnet 
C.tidak dapat ditarik oleh magnet 
D. kadang dapat ditarik magnet namun kadang tidak dapat ditarik magnet 


9. Contoh benda yang termasuk diamagnetik adalah ....
A. besi 
B. baja 
C. kobalt 
D. kayu 


10. Jenis magnet yang dimanfaatkan pada kompas adalah ....
A. magnet U 
B. magnet ladam 
C. magnet jarum 
D. magnet cakram 


11. Penutup pada pintu lemari es, kotak pensil biasanya memanfatkan jenis magnet ....
A. silinder 
B. batang 
C. U 
D. jarum 


12. Adit mendekatkan dua buah magnet batang. Ketika kutub magnet yang senama pada kedua magnet didekatkan, maka yang terjadi adalah ....
A. kedua magnet akan saling tarik menarik dengan kuat
B. kedua magnet akan tolak menolak 
C. kedua magnet akan hanya diam 
D. kedua magnet akan tarik menarik dengan lemah


13. Magnet memiliki gaya tarik terhadap beberapa benda tertentu seperti besi dan baja. Gaya tarik magnet yang paling kuat terdapat pada ....
A. bagian permukaan magnet 
B. kutub- kutubnya 
C. bagian atas permukaan 
D. bagian bawah permukaan 


14. Daerah di sekitar magnet yang dipengaruhi oleh gaya magnet disebut ....
A. area magnet 
B. daerah magnet 
C. medan magnet 
D. permukaan magnet 


15. Berikut ini pernyataan yang tepat tentang magnet yang dibuat melalui digosok adalah ....
A. memiliki sifat magnet yang tetap 
B. memiliki sifat magnet sementara 
C. memiliki sifat magnet yang kuat 
D. memiliki sifat magnet yang dinamis 


16. Cara menggosok benda pada pembuatan magnet dengan cara digosok adalah ....
A. menggosok dengan searah dan berulang- ulang 
B. mengosok dengan arah yang bolak- balik dan dalam waktu lama 
C. menggosok dengan searah dan singkat 
D. menggosok dengan arah bolak balik dan singkat 


17. Cara membuat magnet dengan menempelkan magnet pada benda- benda logam disebut ....
A. elektromagnetik 
B. induksi 
C. menggosok 
D. menempel 


18. Sifat magnet yang dihasilkan pada pembuatan magnet secara induksi adalah ....
A. tetap 
B. tidak menentu 
C. sementara 
D. tidak tetap 


19. Pembuatan magnet dengan menggunakan aliran listrik dengan cara melilitkan kawat pada benda yang akan dibuat magnet dikenal sebagai ....
A. elektromagnetik 
B. induksi 
C. menggosok 
D. menempel 


20. Kelebihan magnet yang dibuat secara elektromagnetik adalah ....
A. sifat magnet yang tetap 
B. kekuatan magnet dapat diatur dan diperbesar 
C. mudah dibuat 
D. proses yang cepat


Demikian pembahasan lengkap tentang aya Magnet dalam Aktivitas Sehari- Hari, Apa itu Magnet, Jenis dan Sifatnya? Materi IPAS Kelas 5 SD/MI Semester 1 (Ganjil). Kita masih akan lanjutkan untuk memposting penjelasan - penjelasan lainnya pada materi IPAS kelas 5 SD/ MI di tulisan mendatang. Topik bahasan mendatang adalah berkaitan dengan sumber energi listrik. Nantikan hanya di AhzaaNet. 

Semoga Bermanfaat 

Salam. 
Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Sejarah SMA, Berikut Link Unduhnya

Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Sejarah SMA, Berikut Link Unduhnya

Penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) di mata pelajaran sejarah SMA, dapat menjadi sebuah cara yang baru dalam memahami peristiwa di masa lalu dan mengaitkannya dengan kehidupan di masa sekarang. Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) pada kurikulum merdeka ini akan mendorong siswa agar berpikir secara kritis dan sesuai dengan konteks yang terjadi saat ini. 

Perangkat Pembelajaran Sejarah SMA/ MA

Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) khususnya di mata pelajaran sejarah memiliki beberapa prinsip, salah satu diantaranya berpusat pada pemaknaan, dimana siswa diajak bersama- sama dalam memahami latar belakang, dampak dan keterkaitan peristiwa sejarah di masa lalu dengan masa sekarang. Selain itu, siswa juga diajak untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang memuat unsur analisis, evaluasi dan sintesis dari berbagai pandangan. 

Teman- teman guru, salah satu komponen yang dapat dibuat pertama kali dalam menerapkan pendekatan deep learning di mapel sejarah adalah dengan merancang modul ajar yang sesuai. Dengan berbagai tema sejarah dalam topik bahasan, dapat dikembangkan aktivitas pembelajaran mendalam dengan kompetensi profil lulusan deep learning. 

Sebagai contoh, pada tema pergerakan nasional, siswa dapat membuat peta interaktif tokoh dan organisasi pergerakan kemudian menyebutkan strategi perjuangan yang digunakan pada setiap peristiwa. Adapun kompetensi yang dikembangkan adalah berpikir kritis, kolaborasi dan literasi digital. 

Studi kasus pun dapat dikembangkan sebagai strategi tambahan, misalnya mengadakan simulasi sidang BPUPKI untuk memahami dinamika perumusan dasar negara. Tentunya, hal tersebut dikuatkan dengan bahan- bahan analisis seperti surat, foto, arsip dan rekaman sejarah yang relevan. Tahapan akhir, siswa dapat menulis refleksi tentang bagaimana pandangan mereka tentang sejarah. 

Nah, sebagai contoh penyusunan modul ajar dengan setiap topik bahasan di mapel sejarah, berikut ini saya berikan contoh Modul Ajar sejarah SMA

Berikut contohnya, 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPS (ILMU SEJARAH)
BAB 1 PENGANTAR ILMU SEJARAH

A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah
Nama Penyusun
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Sejarah)
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (4 x 45 menit per pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya memiliki pemahaman dasar tentang peristiwa sejarah yang relevan dengan diri mereka (misalnya, tanggal lahir, hari kemerdekaan) atau peristiwa besar yang mereka dengar dari media atau pelajaran sebelumnya (misalnya, kemerdekaan Indonesia, tokoh pahlawan). Namun, pemahaman tentang "apa itu sejarah" sebagai sebuah ilmu dan bagaimana cara mempelajarinya mungkin masih terbatas.
  • Minat: Minat peserta didik terhadap sejarah bervariasi. Beberapa mungkin tertarik pada cerita-cerita heroik, peristiwa-peristiwa penting, atau tokoh sejarah. Ada juga yang lebih menyukai pendekatan visual (film, dokumenter) atau interaktif (diskusi, studi kasus). Beberapa mungkin menganggap sejarah membosankan karena hanya hafalan tanggal dan nama.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari latar belakang yang beragam, mempengaruhi perspektif mereka terhadap sejarah. Beberapa mungkin memiliki kisah keluarga yang terkait dengan peristiwa sejarah, atau berasal dari daerah dengan warisan sejarah yang kuat.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan media pembelajaran berupa gambar, video, infografis garis waktu.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan lisan yang jelas, diskusi kelompok, pemutaran rekaman suara sejarah (jika ada).
  • Kinestetik: Membutuhkan kegiatan simulasi, kunjungan virtual ke museum, atau membuat proyek mini (misalnya, garis waktu).
  • Diferensiasi: Ada peserta didik yang membutuhkan bimbingan lebih intensif dalam menganalisis sumber sejarah, sementara yang lain membutuhkan tantangan lebih untuk eksplorasi dan riset mandiri.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
  • Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (pengertian sejarah, ruang lingkup, unsur, periodisasi, kausalitas, diakronik-sinkronik), pengetahuan faktual (contoh peristiwa sejarah), dan pengetahuan prosedural (cara berpikir sejarah, langkah-langkah penelitian sejarah sederhana).
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Materi ini sangat relevan karena sejarah membantu peserta didik memahami identitas diri dan bangsanya, belajar dari masa lalu untuk masa kini dan masa depan, mengembangkan perspektif kritis terhadap informasi, serta menghargai keragaman budaya dan peradaban. Sejarah juga mengajarkan pentingnya bukti dan interpretasi.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi cukup moderat. Konsep dasar cenderung mudah dipahami, tetapi penerapan cara berpikir sejarah (misalnya, kausalitas, diakronik-sinkronik) dalam analisis kasus memerlukan penalaran kritis dan latihan.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara hierarkis, dimulai dari pengertian dasar dan hakikat sejarah, kemudian unsur-unsur penting, konsep berpikir sejarah, dan diakhiri dengan periodisasi serta manfaat mempelajari sejarah. Ini memberikan fondasi yang kuat sebelum masuk ke topik sejarah yang lebih spesifik.

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Menyadari bahwa setiap peristiwa adalah bagian dari kehendak Tuhan, serta mengambil hikmah dari pengalaman masa lalu.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis sumber sejarah, membedakan fakta dan opini, serta menyusun argumen yang logis.
  • Kreatif: Menyajikan informasi sejarah dalam bentuk yang inovatif dan menarik.
  • Gotong Royong/Kolaborasi: Bekerja sama dalam kelompok untuk menelaah sumber atau menyusun narasi sejarah.
  • Kewargaan: Menghargai perjuangan para pahlawan dan berkontribusi dalam melestarikan warisan sejarah dan budaya bangsa.
  • Komunikasi: Mengemukakan pendapat dan hasil analisis sejarah dengan jelas.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber sejarah, serta membedakan antara fakta, interpretasi, dan bias.
  • Kreativitas: Peserta didik mampu menyajikan hasil penelitian sejarah sederhana dalam format yang inovatif dan menarik (misalnya, infografis, video pendek, pameran mini).
  • Kemandirian: Peserta didik mampu merencanakan dan melaksanakan tahapan penelitian sejarah sederhana secara mandiri, serta mengambil inisiatif dalam mencari sumber informasi.
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME: Memahami bahwa sejarah adalah bagian dari ciptaan dan takdir Tuhan, serta menghargai perjuangan para pendahulu.

Contoh lengkap Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Sejarah jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Contoh Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Geografi  SMA, Berikut Link Unduhnya

Contoh Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Geografi SMA, Berikut Link Unduhnya

Pembelajaran mendalam sebagai sebuah pendekatan pembelajaran di kurikulum merdeka dapat diterapkan pada semua mapel, termasuk pada mapel Geografi. Pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) di mapel geografi SMA dapat dilakukan dengan menekankan pada pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan menganalisis fenomena ruang dan lingkungan secara kontekstual. 

Geografi SMA

Sebagai contoh penerapannya, teman- teman dapat memberikan pertanyaan pemantik dalam pengajaran di kelas berkaitan dengan subjek yang di bahas kemudian baru menerapkan berbagai aspek yang dituju.

Langkah pertama bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran mendalam (deep learning) di mapel geografi adalah dengan menyusun modul ajar (MA). Melalui modul ajar, guru dapat mendorong pemahaman siswa secara konsep, keterampilan berpikir kritis dan menerapkan nilai- nilai profil pelajar Pancasila secara bersamaan/ 

Untuk menyusun Modul Ajar (MA) Geografi, kita dapat melakukan dengan memperhatikan langkah- langkah berikut ini, 

1. Menentukan Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) dapat ditentukan dari dokumen Kurikulum Merdeka.

2. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) 
Alur tujuan pembelajaran (ATP) disusun melalui tujuan pembelajaran yang mengarah ke Capaian Pembelajaran (CP). 

3. Merancang aktivitas pembelajaran mendalam 
Aktivitas pembelajaran mendalam dapat diperoleh melalui pendekatan seperti pendekatan berbasis proyek, studi kasus dan refleksi. Tentunya, hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi masing- masing. 

4. Menggunakan sumber belajar yang kontekstual 
Guru dapat menggunakan sumber data secara kontekstual dalam merancang modul ajar geografi berbasis pembelajaran mendalam. Data- data yang berasal dari BPS, citra satelit, artikel dan wawancara dapat dimanfaatkan untuk melengkapi sumber belajar. 

5. Merancang asesmen 
Asesmen dapat diberikan melalui proyek yang mencakup aspek pemahaman konseo, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi dan komunikasi serta refleksi nilai dan sikap. 

Sebagai contoh untuk teman- teman guru, berikut ini contoh modul pembelajaran mendalam (deep learning) mapel geografi SMA yang dapat dicermati. 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPS (GEOGRAFI)
BAB 1 - PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI



A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah
Nama Penyusun
Mata Pelajaran : IPS (Geografi)
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (4 x 45 menit per pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2025/ 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya memiliki pemahaman dasar tentang lingkungan sekitar dan beberapa konsep geografis sederhana (misalnya, peta, arah mata angin) yang didapatkan dari jenjang SMP atau pengetahuan umum. Beberapa mungkin sudah terpapar berita atau informasi terkait isu-isu geografis global (perubahan iklim, bencana alam).
  • Minat: Minat peserta didik bervariasi. Beberapa mungkin tertarik pada isu lingkungan, perjalanan, atau teknologi geospasial. Ada juga yang lebih menyukai pendekatan visual dan interaktif.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari latar belakang yang beragam, baik sosial ekonomi maupun pengalaman belajar. Beberapa mungkin memiliki pengalaman langsung dengan fenomena geografis di lingkungan tempat tinggalnya, sementara yang lain mungkin lebih banyak belajar dari media.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan media pembelajaran berupa gambar, video, peta, infografis.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan lisan yang jelas, diskusi kelompok, presentasi.
  • Kinestetik: Membutuhkan kegiatan praktik, simulasi, atau proyek berbasis lapangan (jika memungkinkan).
  • Diferensiasi: Ada peserta didik yang membutuhkan bimbingan lebih intensif, sementara yang lain membutuhkan tantangan lebih untuk eksplorasi mandiri.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (pengertian geografi, objek studi, prinsip, aspek, pendekatan), pengetahuan faktual (contoh fenomena geografis), dan pengetahuan prosedural (cara berpikir geografis, penerapan konsep dalam analisis sederhana).
Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Materi ini sangat relevan karena geografi membantu peserta didik memahami lingkungan sekitar, interaksi manusia dengan alam, serta berbagai isu global seperti urbanisasi, bencana alam, sumber daya, dan perubahan iklim yang memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi bervariasi. Konsep dasar cenderung mudah dipahami, tetapi penerapan prinsip dan pendekatan geografi dalam analisis kasus nyata memerlukan penalaran kritis dan pemahaman yang lebih mendalam.
Struktur Materi: Materi tersusun secara hierarkis, dimulai dari pengertian dasar, ruang lingkup, kemudian objek, prinsip, aspek, dan pendekatan geografi. Ini memberikan fondasi yang kuat sebelum masuk ke topik geografi yang lebih spesifik.

Integrasi Nilai dan Karakter:
  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Menyadari kebesaran Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan isinya, serta menjaga kelestarian lingkungan.
  • Bernalar Kritis: Menganalisis informasi geografis secara objektif dan membuat kesimpulan yang rasional.
  • Kreatif: Mengembangkan ide-ide baru dalam memecahkan masalah geografis atau menyajikan informasi.
  • Gotong Royong/Kolaborasi: Bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.
  • Mandiri: Bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
  • Berkebinekaan Global: Menghargai keragaman fenomena geografis dan budaya di berbagai belahan dunia.

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
  • Penalaran Kritis
  • Kreativitas
  • Kolaborasi
  • Kemandirian
  • Komunikasi

....

Contoh lengkap Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel Geografi jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) IPS Ekonomi  SMA, Contoh dan Link Unduh

Modul Ajar (MA) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) IPS Ekonomi SMA, Contoh dan Link Unduh

Deep learning sebagai sebuah pendekatan pembelajaran di kurikulum merdeka dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran, termasuk pada mapel IPS Ekonomi di jenjang SMA. Melalui pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), pembelajaran IPS Ekonomi yang sebelumnya identik dengan hafalan, menjadi pembelajaran yang bermakna, berkesadaran dan menyenangkan.

IPS  

Selain itu, pembelajaran juga akan berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman di dunia nyata. Sebagai hasilnya, siswa akan dapat berpikir secara kritis dan reflektif serta dapat berkolaborasi dalam memecahkan masalah secara kreatif. 

Nah, bagaimana guru merancang pendekatan deep learning dalam pelajaran IPS Ekonomi di jenjang SMA? Salah satu langkahnya, 
Guru dapat merancang pembelajaran yang berbasis masalah secara kontekstual dengan cara mengembangkan CP dan ATP yang kemudian diaplikasikan ke dalam modul ajar. 

Sebagai contoh, berikut ini hasil modul ajar dengan pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam) untuk mapel IPS Ekonomi SMA, 

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : ILMU EKONOMI
BAB 1 KONSEP ILMU EKONOMI



A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah .....................................................................................
Nama Penyusun .....................................................................................
Mata Pelajaran Ilmu Ekonomi
Kelas / Fase /Semester : X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu 2 Pertemuan (masing-masing 90 menit)
Tahun Pelajaran 2025 / 2026


B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
  • Pengetahuan Awal: Peserta didik umumnya memiliki pemahaman dasar tentang kebutuhan dan keinginan, serta keterbatasan sumber daya dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, uang jajan yang terbatas, pilihan membeli barang). Beberapa mungkin sudah terpapar berita ekonomi ringan dari media sosial atau lingkungan sekitar.
  • Minat: Peserta didik cenderung tertarik pada hal-hal yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti bagaimana cara mengelola uang, mengapa harga suatu barang naik, atau bagaimana keputusan ekonomi memengaruhi mereka. Minat akan meningkat jika materi disajikan secara interaktif dan terkait dengan isu-isu terkini.
  • Latar Belakang: Peserta didik berasal dari berbagai latar belakang ekonomi keluarga. Penting untuk mengakomodasi ini dengan memberikan contoh-contoh yang beragam dan tidak diskriminatif.

Kebutuhan Belajar:
  • Visual: Membutuhkan infografis, video, atau ilustrasi untuk memahami konsep abstrak.
  • Auditori: Membutuhkan penjelasan lisan yang jelas dan kesempatan untuk berdiskusi.
  • Kinestetik: Membutuhkan aktivitas yang melibatkan gerak atau praktik langsung (misalnya, simulasi, permainan peran).
  • Diferensiasi: Beberapa peserta didik mungkin memerlukan bimbingan lebih, sementara yang lain dapat berakselerasi dengan tugas yang lebih menantang.

C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
  • Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai: Konseptual (pemahaman tentang kelangkaan, kebutuhan, keinginan, biaya peluang, prinsip ekonomi, motif ekonomi, tindakan ekonomi), prosedural (mengidentifikasi masalah ekonomi, menganalisis pilihan), dan metakognitif (merefleksikan keputusan ekonomi pribadi).
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena setiap individu, termasuk peserta didik, dihadapkan pada masalah kelangkaan dan harus membuat pilihan setiap hari (misalnya, memilih antara membeli buku pelajaran atau menonton film, memilih jurusan sekolah, atau menggunakan waktu luang).
  • Tingkat Kesulitan: Cukup kompleks karena melibatkan konsep-konsep abstrak, namun dapat disederhanakan dengan contoh-contoh konkret dan relevan. Tingkat kesulitan dapat disesuaikan melalui diferensiasi.
  • Struktur Materi: Dimulai dari masalah dasar ekonomi (kelangkaan dan kebutuhan), kemudian dilanjutkan dengan konsep-konsep solusi seperti pilihan, biaya peluang, prinsip, motif, dan tindakan ekonomi.
  • Integrasi Nilai dan Karakter: Integritas (jujur dalam mengambil keputusan ekonomi), Tanggung Jawab (bertanggung jawab atas pilihan dan konsekuensinya), Mandiri (mampu membuat keputusan ekonomi secara rasional), Kreatif (mencari alternatif solusi atas kelangkaan), Peduli (mempertimbangkan dampak keputusan ekonomi pada orang lain/lingkungan).

D DIMENSI PROFIL LULUSAN
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis masalah kelangkaan, mengidentifikasi pilihan, dan mempertimbangkan biaya peluang.
  • Kreativitas: Peserta didik dapat mengusulkan berbagai alternatif solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan.
  • Kolaborasi: Peserta didik bekerja sama dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah ekonomi.
  • Kemandirian: Peserta didik dapat membuat keputusan ekonomi secara rasional dan bertanggung jawab.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu mengemukakan ide dan argumen tentang konsep ekonomi secara jelas.
....

Contoh lengkap Modul Ajar (MA) dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk mapel IPS Ekonomi jenjang SMA/ MA kelas 10, 11 dan 12 dapat teman- teman cek melalui dokumen berikut, 


Jangan lupa bagikan ke teman- teman lainnya yaa...

Semoga Bermanfaat 
Salam.

Worksheet Asesmen Sumatif Harian IPAS Kelas 5 SD, Harmoni dalam Ekosistem, Berikut Link Unduhnya

Worksheet Asesmen Sumatif Harian IPAS Kelas 5 SD, Harmoni dalam Ekosistem, Berikut Link Unduhnya

Harmoni dalam Ekosistem menjadi pembahasan kedua pada mapel IPAS kelas 5 SD/ MI di semester ganjil ini. Pada bab Harmoni dalam Ekosistem akan dipelajari makan dan dimakan (rantai makanan), jaring- jaring makanan, transfer energi makhluk hidup dan ekosistem yang harmonis.

IPAS ahzaanet

Melalui post berikut ini, kita akan berlatih melalui latihan soal seputar bab Harmoni dalam Ekosistem. Latihan soal ini saya sediakan dalam worksheet yang dapat kalian unduh di bagian akhir tulisan. 

Buat teman- teman yang tidak ingin mengunduh soal, dapat juga berlatih secara daring melalui blog ini. Ada 30 soal yang terdiri atas 20 soal pilihan ganda, 5 soal isian dan 5 soal uraian. Semuanya lengkap dengan kunci jawabannya. 

Oya, sebelum berlatih soal untuk bab Harmoni dalam Ekosistem, teman- teman juga dapat belajar per bagian topik dalam bab ini. 



Baik, langsung saja yaa, berikut latihan soalnya...

LATIHAN SOAL ASESMEN SUMATIF IPAS KELAS 5 SD/ MI BAB 2 HARMONI DALAM EKOSISTEM 
1. Dalam suatu ekosistem, terdapat berbagai jenis makhluk hidup dengan peran masing- masing. Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen memiliki ciri ....
A. Memakan makhluk hidup lainnya 
B. Mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain 
C. Mampu membuat makanannya sendiri 
D. Memperoleh makanan jika makhluk hidup lain mati 


2. Keterkaitan makhluk hidup dalam suatu ekosistem adalah ....
A. Memiliki hubungan yang terpisah 
B. Tidak berkaitan satu sama lainnya 
C. Berkaitan namun dalam hal tertentu 
D. Saling berkaitan dan timbal balik


3. Perhatikan makhluk hidup berikut ini, 
(1) Rumput
(2) Padi 
(3) Kelinci 
(4) Jagung
(5) Tikus
(6) Belalang  
Makhluk hidup yang termasuk ke dalam kelompok produsen ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1 – 2 – 3
B. 1 – 2 – 4
C. 2 – 4 – 5
D. 2 – 5 – 6 



Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 4 sampai 7
 
Rantai Makanan

4. Pada rantai makanan di atas, yang bertindak sebagai produsen adalah ....
A. Tumbuhan 
B. Rusa
C. Srigala 
D. Jamur 


5. Rusa pada rantai makanan di atas berperan sebagai ....
A. Produsen 
B. Konsumen I 
C. Konsumen II
D. Konsumen III


6. Puncak rantai makanan pada gambar di atas adalah ....
A. Tumbuhan 
B. Rusa 
C. Srigala 
D. Jamur 


   7. Pada rantai makanan di atas, ketika srigala mati, maka akan diuraikan oleh dekomposer yang dalam hal ini ditempati oleh ....
A. Bakteri 
B. Cacing tanah 
C. Jamur 
D. Serangga 


8. Perhatikan rantai makanan berikut ini, 
Rumput --> belalang --> katak --> ular --> elang --> pengurai 
Konsumen puncak pada rantai makanan di atas ditempati oleh ....
A. Belalang 
B. Katak 
C. Ular 
D. Elang 


9. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah daerah di Kabupaten Indramayu melepaskan ular- ular ke sawah untuk menekan populasi tikus. Pelepasan ular tersebut dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah populasi tikus akan berkurang bahkan hilang, namun dampak negatifnya akan terjadi populasi ular secara berlebihan. Untuk menanggulangi populasi berlebihan ular, maka solusi permasalahannya adalah ....
A. Memburu ular- ular yang dilepaskan 
B. Melepaskan hewan predator yang memangsa ular 
C. Mendiamkan saja karena populasi pasti akan normal kembali
D. Melepaskan hewan yang menjadi buruan ular


10. Berikut ini rantai makanan yang terdapat pada ekosistem di sawah adalah ....
A. Jagung --> ayam --> musang --> ular 
B. Padi --> belalang --> burung pipit --> ular 
C. Kacang tanah --> tikus --> ular -->elang 
D. Rumput --> ulat --> ayam --> musang 


11. Tumbuhan merupakan sumber energi bagi konsumen pada rantai makanan. Tumbuhan sendiri mendapatkan energi utama dari ....
A. Air
B. Cahaya matahari 
C. Karbondioksida 
D. Oksigen 


12. Perhatikan ekosistem berikut ini, 
(1) Danau 
(2) Hutan 
(3) Padang pasir 
(4) Waduk 
(5) Sungai 
(6) Kebun 
Contoh ekosistem alami ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1 – 2 – 3 – 4 
B. 1 – 2 – 3 – 5
C. 2 – 3 – 4 – 5 
D. 3 – 4 – 5 – 6 


13. Contoh berikut ini yang menunjukkan komponen ekosistem berupa sesuatu yang hidup adalah ....
A. Tanah 
B. Batu 
C. Iklim 
D. Mikroorganisme 


14. Suatu ekosistem dapat disebut seimbang apabila dalam ekosistem tersebut ....
A. terjadi hubungan timbal balik 
B. saling berkaitan satu sama lain 
C. setiap komponen berinteraksi secara harmonis 
D. terjadi gangguan- gangguan kecil yang tidak berdampak 


15. Ketidakseimbangan ekosistem dapat disebabkan karena faktor alam dan faktor manusia. Contoh faktor dari manusia yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem adalah ....
A. Penebangan hutan secara liar 
B. Perburuan hewan liar di alam 
C. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan 
D. Semua jawaban benar


Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 16 sampai 20 
Jaring- Jaring Makanan

16. Pernyataan yang tepat pada jaring- jaring makanan di atas adalah ....
A. Kelinci berperan sebagai konsumen tingkat II
B. Domba mendapatkan energinya dari matahari 
C. Elang merupakan puncak rantai makanan dalam jaring- jaring makanan
D. Tikus berperan sebagai konsumen tingkat III 


17. Pada jaring- jaring makanan di atas, apabila elang mati, maka ....
A. elang akan diuraikan oleh dekomposer
B. elang akan dimakan oleh ular 
C. elang akan dimakan oleh musang 
D. elang akan dimakan burung hantu 


18. Jika musang mengalami kepunahan, maka akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem yang ditandai dengan ....
A. populasi burung hantu yang meningkat 
B. populasi kelelawar yang meningkat 
C. peningkatan populasi elang
D. peningkatan populasi tikus


19. Rantai makanan yang dapat terbentuk pada jaring- jaring makanan di atas adalah ....
A. Kaktus --> burung hantu --> musang --> ular --> elang --> dekomposer 
B. Kaktus --> tikus --> elang --> musang --> dekomposer 
C. Kaktus --> kelinci --> elang --> musang --> dekomposer 
D. Kaktus -->ngengat --> kelelawar --> elang --> dekomposer 


20. Sumber energi utama dalam jaring- jaring makanan di atas adalah ....
A. Tanaman kaktus 
B. Matahari 
C. Tumbuhan 
D. Elang 



Isian
21. Makhluk hidup dalam rantai makanan yang berperan sebagai produsen adalah ....

22. Beberapa rantai makanan yang ada dalam ekosistem dapat membentuk ....

Rantai makanan berikut untuk soal nomor 23 sampai 25 
Rumput --> belalang --> katak --> ular --> elang --> dekomposer

23. Konsumen tingkat kedua pada rantai makanan di atas adalah ....

24. Puncak rantai makanan ditempati oleh ....

25. Hewan herbivora yang terdapat pada rantai makanan di atas adalah ....

21. tumbuhan 
22. jaring- jaring makanan 
23. katak 
24. elang 
25. belalang

Uraian 
26. Perhatikan jenis makhluk hidup berikut ini!
(1) Musang 
(2) Ayam 
(3) Belalang 
(4) Rumput 
(5) Elang 
(6) Dekomposer
Buatlah rantai makanan berdasarkan data makhluk hidup di atas!

27. Jelaskan mengapa tumbuhan berperan sebagai produsen dalam rantai makanan?

28. Sebutkan 3 hewan yang berperan sebagai konsumen tingkat pertama!

29. Sebutkan contoh dari komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem!

30. Sebutkan aktivitas manusia yang berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem!

26. rumput --> belalang --> ayam --> musang --> elang --> dekomposer 
27. tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis 
28. belalang, tikus, kelinci 
29. komponen biotik : sungai, padang pasir, danau 
komponen abiotik : sawah, waduk, pemukiman 
30. penebangan hutan secara liar 
pemakaian pestisida secara berlebihan 
perburuan secara liar 
pembuangan limbah sembarangan



Buat teman- teman yang membutuhkan worksheet Asesmen Sumatif IPAS Kelas 5 SD/ MI Melihat Karena Cahaya, Mendengar Karena Bunyi di atas, dapat mengunduhnya melalui tautan berikut,
Semoga Bermanfaat 
Salam.

Formulir Kontak