9/01/2023

Mengenal Shalat Khauf dan Tata Cara Melaksanakannya

Shalat merupakan salah satu dari rukun Islam dan penyangga iman yang wajib dikerjakan oleh seluruh umat muslim. Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, shalat harus dan wajib dikerjakan meskipun dalam keadaan darurat.

Hal ini dikarenakan bahwa Allah Swt akan memberikan ketenangan hati kepada orang- orang yang mau mendekatkan diri kepada-NYA dan Allah Swt akan memberikan pertolongan kepada hambanya yang selalu menjalankan shalat sehingga mereka akan mendapatkan jalan keluar atas persoalan yang dihadapi. 

Gambar oleh Alp Cem dari Pixabay

Dalam situasi tertentu, seperti keadaan darurat, shalat harus tetap didirikan. Teman- teman, ada satu shalat yang dikerjakan ketika seseorang sedang mengalami keadaan darurat seperti datangnya musuh atau khawatir akan datangnya sesuatu yang membahayakan keselamatan jiwa atau hartanya sehingga dia tidak dapat merasakan ketenangan dan sangat membutuhkan perlindungan orang lain. Shalat tersebut dikenal dengan shalat Khauf.

Shalat khauf adalah shalat yang dikerjakan ketika dalam keadaan yang membahayakan, misalnya datangnya musuh atau adanya serangan tertentu yang membahayakan keselamatan jiwa dan harta. Seperti difrimankan Allah dalam QS An Nisa ayat 102 :

وَاِذَا كُنۡتَ فِيۡهِمۡ فَاَقَمۡتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلۡتَقُمۡ طَآٮِٕفَةٌ مِّنۡهُمۡ مَّعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡۤا اَسۡلِحَتَهُمۡ فَاِذَا سَجَدُوۡا فَلۡيَكُوۡنُوۡا مِنۡ وَّرَآٮِٕكُمۡ ۖ وَلۡتَاۡتِ طَآٮِٕفَةٌ اُخۡرٰى لَمۡ يُصَلُّوۡا فَلۡيُصَلُّوۡا مَعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡا حِذۡرَهُمۡ وَاَسۡلِحَتَهُمۡ‌ ۚ وَدَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ تَغۡفُلُوۡنَ عَنۡ اَسۡلِحَتِكُمۡ وَاَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيۡلُوۡنَ عَلَيۡكُمۡ مَّيۡلَةً وَّاحِدَةً‌ ؕ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ اِنۡ كَانَ بِكُمۡ اَ ذًى مِّنۡ مَّطَرٍ اَوۡ كُنۡـتُمۡ مَّرۡضٰۤى اَنۡ تَضَعُوۡۤا اَسۡلِحَتَكُمۡ‌ ۚ وَ خُذُوۡا حِذۡرَكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ اَعَدَّ لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا

Artinya :
Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum shalat, lalu mereka shalat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS An Nisa 102)

Tata Cara Shalat Khauf
Menurut buku Tafsir al-Munir Jilid 3: Aqidah, Syariah, Manhaj (Juz 5-6 an-Nisaa’ – al-Maa’idah) oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, ada tiga cara melakukan shalat Khauf diantaranya sebagai berikut,

Pertama, Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat khauf satu raka’at bersama salah satu golongan, sementara golongan yang lain menghadap ke musuh. Kemudian golongan pertama berpaling dan menggantikan di tempat kawan-kawan mereka yang lain sambil menghadap ke arah musuh. 

Setelah itu, datanglah golongan kedua lalu shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu raka’at. Lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam salam dan golongan kedua pun meneruskan satu raka’at, begitu juga dengan golongan yang pertama.”

Kedua, dari Sahl bin Abi Hatsmah Radhiyallahu anhu, ia menerangkan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami para sahabatnya pada waktu shalat khauf. Beliau membariskan mereka di belakangnya menjadi dua shaff. Kemudian beliau shalat satu raka’at bersama shaff yang dekat dengannya (shaff pertama).

Setelah itu, beliau berdiri dan terus berdiri hingga para Sahabat di shaff pertama merampungkan satu raka’at (yang tersisa secara sendiri-sendiri). Kemudian para Sahabat di shaff kedua maju, dan golongan yang berada di shaff pertama mundur ke belakang.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami mereka (yang awal mulanya berada di shaff kedua) lalu duduk (dan menunggu) hingga mereka merampungkan satu raka’at (yang tertinggal). Kemudian beliau salam (beserta mereka).”

Ketiga, Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata, “Aku pernah shalat khauf bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau membariskan kami dalam dua shaff. Satu shaff di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sementara musuh berada di antara kami dan kiblat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir, lalu kami semua bertakbir. Ketika beliau ruku’, kami semua pun ruku’, kemudian bangkit dari ruku’, kami pun melakukannya besama-sama.

Kemudian beliau dan shaff terdepan menyungkur sujud. Sedangkan shaff terakhir tetap berdiri menghadap musuh. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan shaff terdepan selesai sujud lalu berdiri, shaff belakang pun sujud lalu berdiri. Kemudian shaff belakang maju ke depan dan shaff yang di depan mundur.

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam rukuk, dan kami semua pun rukuk. Dan ketika bangkit dari rukuk, kami pun bangkit bersama-sama. Kemudian beliau dan shaff pertama yang sebelumnya pada raka’at pertama berada di belakang, menyungkur sujud. Sementara shaff kedua berdiri menghadap ke musuh.

Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan shaff di belakang beliau selesai sujud, shaff belakang pun menyungkur sujud. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam salam, dan kemudian kami pun salam bersama-sama.

Itulah tentang shalat Khauf dan bagaimana melaksanakannya. Semoga kita selalu dilimpahkan negeri yang aman dan selamat sehingga tidak akan pernah melaksanakan shalat Khauf ini di masa mendatang. Amin.

Semoga Bermanfaat.

Salam. 

No comments:

Post a Comment